28

1K 85 0
                                    

"Besok kita makan siang bersama Ken ya, Sayang?", ucap Seokjin setibanya kami di kamar hotel setelah pulang makan malam di salah satu restoran.

"Ken?", tanyaku sambil membawa Yoora yang tertidur ke arah ranjang, di pojok ruangan.

"Iya Ken. Lee Jae Hwan. Memangnya Ken siapa lagi temanku?"

"Memangnya dia ada di London? Kok aku baru tahu?"

"Aku juga baru tahu tadi sore. Dia menghubungiku saat tahu aku ada di London.", jawab Seokjin kemudian berjalan ke masuk ke kamar mandi.

Aku menidurkan Yoora di kasur, membersihkan tangan dan kakinya dengan tisu basah dan mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur saat Seokjin keluar dari kamar mandi.

"Dengan siapa dia di London?"

"Sepertinya dengan kekasihnya. Aku tidak tahu. Tidak sempat bertanya.", Seokjin mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur yang sama dengan Yoora, denganku juga nanti.

"Kekasihnya yang mana kali ini?", tanyaku menatap Seokjin penasaran. Mengenal Ken semenjak berkencan dengan Seokjin membuatku tahu banyak dengan track recordnya soal asmara.

"Yang terakhir itu. Yang diajaknya saat menjenguk Yoora waktu itu. Setahuku belum berganti. Tidak tahu juga tapi. Aku kan sibuk, sudah lama tidak bertemu denganya."

Aku hanya ber-oh ria.

"Apa dia belum punya pemikiran untuk menikah, ya?"

"Masih belum puas bermain-main, sepertinya. Tidak seperti aku yang langsung mengajakmu serius.", jawabnya sambil menghampiriku yang sedang merapikan barang-barang Yoora sebelum berganti pakaian tidur dan memulai skincare routineku.

"Huh, kau mengajakku serius juga karena aku tidak mau melakukan "itu" sebelum menikah, kan? Makanya kau mengajakku menikah agar bisa berbuat macam-macam."

"Astaga, pikiran istriku seperti ini rupanya? Jelek sekali ya.", dia pura-pura terlihat tersinggung tapi malah memelukku dari belakang dan mengecupi leherku yang mengirimkan sensasi geli kebawah perut.

Sebenernya aku juga bercanda mengatakan hal itu. Aku tahu tujuannya mengajakku menikah bukan karena hal itu. Tapi senang rasanya kalau bisa menggoda Kim Seokjin dan digoda balik.

"Memang, kan? Ah atau aku salah? Tujuanmu menikahiku karena tidak ingin aku diambil orang? Karena aku terlalu cantik untuk dilepaskan?"

Seokjin mengeratkan pelukannya dan tertawa, "Memang benar ya, menikahi seseorang bisa membuat sifat orang tersebut menempel pada pasangan. Terbukti istriku jadi memiliki rasa percaya diri yang tinggi seperti ini."

Aku juga ikut tertawa karena ucapannya barusan. Sebenernya tidak juga, aku hanya ingin menggodanya. Malas juga kalau punya sifat percaya diri seperti itu. Bukan aku sekali.

"Sudah lepaskan, aku harus membersihkan diri dan mengganti pakaian.", kataku seraya melepaskan tangannya yang melingkar di perutku erat.

"Sekali, ayo?"

"Hah?"

"Satu ronde saja."

"Apanya?"

"Jangan pura-pura polos begitu. Aku jadi gemas."

"Hahaha apa? Kau mau apa?"

"Itu... Ayo... Di kamar mandi saja, kalau di sini nanti Yoora bangun."

"Tapi kan kau sudah ganti pakaian, nanti saja ya?", kali ini aku benar-benar melepaskan pelukannya. Tapi sebelum aku berjalan menjauh dia sudah meraihku kedalam gendongannya. Aku memekik kecil, takut anakku bangun tapi berujung pasrah karena tidak bisa juga menolak dan turun.

Ya, semoga benar hanya satu ronde sesuai ucapannya.

🍁🍁🍁

Aku nulis apa?
HAHAHA

AFTER MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang