"Sayang, di mana?"
"Aku sedang keluar bersama Yoora. Kau sudah datang?"
"Baru saja sampai di rumah. Tapi kalian malah tidak ada. Sedang pergi ke mana?"
"Tunggu, ya. Sebentar lagi kami pulang kok."
"Iya, tapi kalian pergi ke mana?"
"Kau sudah makan. Mau aku bawakan sesuatu saat kembali ke rumah?"
"Ke mana, Kim Seokjin?"
"Hanya membeli camilan untuk Yoora."
"Kan camilannya masih ada di laci dapur. Aku membeli lumayan banyak kemarin. Tidak mungkin sudah habis."
"Ah... Itu... Dia ingin camilan yang lain."
"Apa? Ingin apa?"
"Itu.. Apa ya namanya..."
"Kau sedang menutupi sesuatu ya? Pergi ke mana? Jawab aku."
"Kami pulang sebentar lagi, ya. Tunggu di rumah, oke?"
Dan begitulah, yang terjadi selanjutnya adalah panggilanku yang diputus begitu saja oleh suamiku. Mereka sebenarnya pergi ke mana sampai Seokjin tidak bisa menjawab begitu. Aku jadi khawatir dia membawa putri kami ke tempat yang tidak seharusnya.
Setengah jam kemudian, terdengar suara mobil memasuki halaman rumah. Aku sengaja tidak bergegas ke pintu untuk menyambut Seokjin dan juga anak kami. Ingin mendengar dulu penjelasan suamiku, ke mana dia membawa anak kami pergi.
"Ibu...", putriku berlari kecil untuk menghampiriku.
"Halo, Sayangku. Dari mana?"
"Ke minimarket."
"Ke minimarket memakai mobil? Kan dekat, hanya di ujung jalan sana.", tanyaku kepada putri kecil kami tetapi memberikan tatapan curiga pada suamiku.
"Karena cuacanya panas, jadi kami naik mobil.", Seokjin yang menjawab.
"Ayo cuci tangan dulu, ya. Setelah itu Yoora main di kamar, ya. Ibu ingin berbicara sebentar dengan Ayah. Oke?"
Aku membawa Yoora ke wastafel dekat toilet untuk tamu, membantunya mencuci tangan kemudian membawanya ke kamar. Seokjin mendudukkan dirinya di sofa, tidak mengikutiku ke kamar Yoora.
Aku kembali 15 menit kemudian setelah membantu Yoora mengambil mainannya, dan meminta izin untuk keluar sebentar.
"Dari mana?", tanyaku tanpa basa-basi saat menghampiri Seokjin yang sedang bermain ponsel.
Seokjin meringis, tapi tidak menjawabku.
"Dari mana?", aku ulangi lagi pertanyaanku.
"Minimarket, kan. Tadi Yoora sudah menjawab."
"Ke minimarket yang hanya berjarak 200 meter saja naik mobil?"
Sungguh, suamiku ini mencurigakan sekali.
"Cuaca kan sedang panas, jadi ya lebih baik naik mobil daripada berjalan kaki."
"Aku tanya sekali lagi, dari mana Kim Seokjin?"
"Dari minimarket, Sayang..."
"Tetapi?", aku yakin akan ada kalimat lain dari jawabannya, jadi aku bertanya lagi.
"Tetapi... kami mendatangi beberapa minimarket. Bukan hanya satu."
"Beberapa? Untuk apa?"
"Itu hehehe..."
"Membeli camilan Yoora? Bukan, kan? Aku yakin sekali bukan."
"Aku membelikan camilan untuk Yoora juga kok. Sungguh."
"Kenapa harus ke beberapa minimarket? Berapa minimarket?"
"Lima belas."
"Hah?"
"Lima belas, Sayang."
"Aku dengar. Untuk apa pergi ke 15 minimarket. Astaga, Kim Seokjin. Aku sungguh tidak mengerti jalan pikiranmu."
"Aku mencari roti."
"Roti apa yang kau cari sampai harus ke 15 minimarket?!"
"Maple story...", jawabnya sambil meringis, setengah takut.
"Astaga. Aku tidak habis pikir olehmu. Kau mencari roti dari karakter game sampai ke 15 minimarket. Demi Tuhan, 15?! Dan membawa anakmu yang masih balita itu untuk ikut juga denganmu?."
"Sayang, aku kan hanya penasaran. Tidak mungkin juga aku pergi sendirian dan meninggalkan Yoora di rumah. Kau kan pergi, ahjumma juga tidak datang hari ini, jadi ya aku bawa sekalian. Karena kami juga bosan di rumah."
"Kau saja mungkin yang bosan. Aku hanya pergi selama 2 jam."
"Tapi Yoora juga senang kok ikut denganku berburu roti itu."
Aku menghela napas. Sungguh, tidak tahu harus berkata apa lagi untuk urusan seperti ini. Kim Seokjin dan kegilaannya pada game benar-benar tidak bisa lagi membuatku berkata-kata.
"Sekarang ke mana rotinya?"
"Ada di mobil hehehe. Aku dimaafkan, kan?"
"Kau beli berapa?"
"15, Sayang."
"Ah, baiklah. Kalau begitu, selama tiga hari ke depan aku tidak akan membuatkanmu makanan. Makan saja semua roti itu untuk tiga hari.", kataku sambil beranjak dan kembali ke kamar Yoora.
"Sayaaaaaaang, jangan begitu."
🍁🍁🍁
Ini seriusan aku amazed banget sama Jin dan Namjoon yang rela sampe datengin beberapa minimarket cuma buat roti wkwkwk
Btw, ini nggak nyambung sama chapter sebelumnya, ya. Ini spontan aja aku tulis gara-gara gemes liat Seokjin ngepost gitu di Weverse😆
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MARRIAGE
FanfictionKehidupan Kim Seokjin setelah menikah. Random story. Based on kehaluan setiap hari. [Never Ending Story]