29

1K 80 0
                                    

Saat Seokjin bilang kami punya janji makan siang dengan Ken, temannya, aku tidak menyangka kalau kami akan berkendara sampai ke Manchester. Padahal Seokjin bilang temannya itu berada di London, tapi kenapa kami sampai harus berkendara ke sana? Kenapa harus berkendara sampai ke Manchester yang membutuhkan waktu lebih dari 3 jam menggunakan mobil dan berarti 6 sampai 7 jam pulang-pergi?

Bukannya tidak mau, tapi untuk apa ke Manchester hanya untuk makan siang? Apa di London tidak ada restoran yang bagus? Padahal Ken--yang ternyata sendirian, solo trip, katanya--juga ada di London. Tapi ya sudahlah, bukan aku juga yang mengendarai mobil, aku hanya akan memastikan Yoora nyaman pada perjalanan ini.

Untungnya Ken ikut berkendara dengan kami, jadi Seokjin dan dia bisa bergantian mengemudi. Dan tenyata tujuan kami ke Manchester--yang baru aku ketahui setelah bertemu Ken di lobi hotelnya--adalah untuk menonton laga antara Manchester United, tim sepak bola favorit Ken, karena yang aku tahu Seokjin tidak terlalu suka menonton sepak bola--melawan Manchester City. Tidak paham juga bagaimana dua orang itu bisa mendapatkan tiket untuk vip dengan waktu yang singkat. Semoga Seokjin tidak segila itu mengeluarkan uang hanya untuk menonton pertandingan sepak bola. Sebenarnya aku agak khawatir karena ini pertama kalinya membawa Yoora ke stadion yang berisi puluhan ribu orang. Jadi aku berharap semoga Yoora tidak masalah dengan kebisingan di stadion nanti.

Kami berangkat pagi sekali, setelah sarapan, karena ingin mengejar waktu makan siang, sebelum match dimulai pukul 2 siang waktu setempat. Selama diperjalanan Yoora lebih banyak tertidur di car seatnya, aku memeriksa pesan dari ibu dan ibu mertuaku yang ingin selalu diupdate tentang liburan kami. Juga bertukar pesan dengan istri Yoongi dan Hoseok, bercerita tentang liburan mereka di Korea.

Sedangkan suamiku dan temannya sibuk bercengkrama berbagai macam topik. Mulai dari kehidupan idol mereka, harga saham, serta beberapa gosip yang sedang hangat dalam dunia hiburan Korea Selatan. Sesekali mereka mengajakku mengobrol juga. Entah hanya berbasa-basi atau memang berniat mengajakku mengobrol karena sedari tadi aku sibuk dengan ponselku.

"Kau oke, sayang?", tanya Seokjin saat sibuk menyetir, memandangku sekilas dari kaca spion tengah. Perjalanan kami masih sekitar 1 jam lagi.

"Hmm.", jawabku sekenanya.

"Yoora bagaimana?"

"Masih terlelap dengan tenang."

"Bosan?"

"Tidak juga, aku menyukai pemandangannya."

Dan aku tidak berbohong, memang benar. Meskipun tidak melewati daerah pedesaan yang menyegarkan mata--hanya jalan raya dengan gedung-gedung di kiri-kanan--tapi Inggris selalu punya daya tariknya sendiri untukku meskipun hanya sekedar gedung. Apalagi gedung-gedung tua yang dibangun di abad-abad terdahulu.

"Aku tahu, hanya berbasa-basi.", Seokjin tertawa. Ken juga.

Kurang ajar.

Tapi memang dia tahu, sangat tahu kalau istrinya ini sangat tertarik dengan segala hal tentang Inggris, London terutama. Dan aku tahu kalau Seokjin dan Ken tertawa bukan untuk menghinaku. Sudah terbiasa juga dengan situasi seperti ini. Jadi ya sudah, bukan untuk dimasukan ke hati hal-hal seperti itu.

"Kenapa? Kau juga bosan jadi mengajakku berbasa-basi? Bukankah sedari tadi kalian sibuk bergosip tentang siapa itu, soloist wanita baru yang sangat cantik?"

"Wah Jin, sepertinya istrimu cemburu hahaha."

"Ah, iya kah? Sayang kau cemburu?", Seokjin melirik lagi kearahku dari kaca spion dan tersenyum menyebalkan. Nada bicaranya dibuat-buat.

"Bagaimana, ya? Tidak juga sih. Soalnya ada aktor baru juga yang tampan dan sedang naik daun.", balasku dengan nada sepertinya.

"Kalau begitu aku yang cemburu. Mulai besok tidak aku izinkan istriku menonton televisi. Kau hanya boleh mengurus Yoora dan aku seharian."

Dan obrolan omong kosong itu berakhir dengan tawa kami bertiga. Well, sebenarnya itu hanya candaan diantara aku dan Seokjin saja sesekali, kalau bosan dengan kegiatan kami. Saling melempar sarkasme dan Ken sudah tahu kebiasaan kami itu, meskipun waktu baru tahu pertama kali dia sempat bingung dan mengira kami sedang bertengkar hahaha.

🍁🍁🍁

Abis chapter ini aku nggak tau kapan nulis lagi buat chapter selanjutnya, jadi jangan ditungguin yha!

AFTER MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang