16

1.8K 127 26
                                    

"Kita akan berlibur ke London."

"Ha?"

"Aku dan kau akan berangkat ke London."

"Aku tidak salah denger, kan?"

Seokjin menggeleng.

"Kita berangkat minggu depan."

"Kim Seokjin?"

"Iya sama-sama."

"Ya! Bukan itu maksudku. Mengapa mendadak?"

"Tidak mendadak kok. Aku sudah merencanakan dari jauh hari."

"Apa?"

Seokjin terkekeh, "Sebenarnya aku dan member mendapatkan libur sebulan penuh awal bulan depan, seminggu lagi. Dan aku sudah merencanakan akan mengajakmu berlibur ke London selama 2 minggu. Tidak full 2 minggu di London sih, hanya seminggu di sana kemudian seminggu lagi di Paris."

"Kim Seokjin, kau gila?"

"Tega sekali mengatai suamimu yang tampan ini gila."

"Bagaimana aku tidak tahu kalau kau dapat libur? Aku ini istrimu, bukan? Dan juga liburan? Yang benar saja, Kim Seokjin."

"Maaf, aku merahasiakan ini darimu. Aku juga meminta member lain untuk tidak bilang padamu termasuk Jungkook dan Jimin yang mulutnya tidak bisa diam. Aku sampai menyuap mereka dengan 5 botol anggur mahal."

"Aku tidak mengerti jalan pikiranmu.", kataku melangkah meninggalkannya.

"Sayang, tunggu. Kau marah aku ajak liburan?"

Tidak ku hiraukan pertanyaannya.

"Sayang..."

Aku membuka pintu ruang baca dan duduk di sofa, Seokjin masih mengekor.

"Apa?"

"Kau marah?"

"Tentu saja. Siapa yang tidak marah jika suaminya menutupi sesuatu seperti ini."

"Tapi kan ini untuk kejutan."

"Katakan, berapa lama kau menyembunyikan ini dariku? Sebulan? Dua bulan?"

"Hm, sebenarnya kami sudah tahu jadwal break kami dari awal tahun.", suaranya makin pelan.

"Awal tahun? Delapan bulan yang lalu? Sinting."

"Ya!"

"Oke maaf, aku emosi, Kim Seokjin. Tapi bagaimana bisa kau tidak bilang padaku? Aku terkejut, sangat. Bisa-bisanya kau mengajakku berlibur seperti pergi ke supermarket. Kau tidak memikirkan kondisiku. Aku sedang hamil, memangnya boleh aku bepergian jauh? Kau ini benar-benar."

"Semuanya sudah beres."

"Ha?"

"Iya, tiket pesawat, hotel dan segala akomodasi kita di sana sudah selesai. Bahkan visamu juga."

"Bagaimana?"

"Sejin hyung."

"Ah pria itu memang selalu bisa diandalkan. Tapi serius, aku masih marah. Merasa dikhianati."

"Sayang, ayolah. Aku minta maaf kalau kejutan ini membuatmu marah. Aku pikir aku akan diterjang olehmu dan diciumi bertubi-tubi saat bilang ini semua."

"You wish! Sekarang jelaskan, kenapa tidak bilang padaku?"

"Oke, sebenernya ini untuk bulan madu kita yang tertunda karena saat itu aku dan member sangat sibuk setelah pernikahan kita. Jadi aku sengaja merahasiakannya darimu."

"Bulan madu? Ya Tuhan, Kim Seokjin. Bulan madu mendekati anniversary pernikahan kita? Aku rasa itu bukan lagi bulan madu. Ditambah aku sedang hamil sekarang."

"Kalau begitu babymoon? Aku terkejut saat tahu kau hamil, aku pikir kalau kau belum juga hamil sampai waktu keberangkat kita, aku akan membuatmu hamil setelah pulang dari bulan madu. Tapi sekarang karena kau sudah hamil, aku memutuskan tetap akan mengajakmu berlibur. Kita belibur bertiga.", tangannya mengusap perutku yang sudah membesar, mengingat kandunganku akan memasuki 6 bulan, awal bulan depan.

"Memangnya dokter mengijinkan?"

"Tentu saja. Besok kita akan menemuinya, aku sudah membuat janji dengannya. Dia hanya akan memastikan anak kita cukup kuat untuk diajak berlibur."

"Aku benar-benar tidak habis pikir denganmu."

"Tapi kau senang, kan? Kita akan ke London. Kota impianmu."

"Ya senang, tapi aku juga kesal. Dan kau juga memberi Jungkook dan Jimin anggur sebanyak itu? Kim Seokjin, kenapa memberi mereka anggur sih."

"Jimin yang meminta. Kau tahu kan, anak itu pasti akan bilang padamu kalau aku tidak memberinya."

"Lalu Jungkook?"

"Bocah itu hanya ikut-ikutan. Aku juga membelikannya susu pisang dan berbagai macam snack, hampir satu minimarket aku belikan untuknya."

"Awas saja kalau Jungkook mabuk-mabukan, aku tidak akan memaafkanmu."

"Yang suamimu itu aku atau Jungkook, sih? Kenapa dia yang kau perhatikan? Aku bahkan belum mendapatkan ciuman terima kasih untuk rencana yang aku buat."

"Jungkook itu tidak bisa minum banyak, tidak sepertimu, Jimin juga Yoongi. Aku takut dia berbuat macam-macam kalau mabuk. Terakhir kali dia malah---ah sudahlah, itu memalukan untuk diungkit kembali."

"Dia bukan lagi anak kecil, dia sudah dewasa dan bisa menjaga dirinya.", Seokjin cemberut sempurna.

Oke suamiku cemburu karena aku selalu khawatir pada Jungkook yang bisa dibilang bukan kecil lagi.

"Iya aku tahu kok, aku hanya khawatir. Kau tahu kan,  aku selalu menganggap Jungkook seperti adikku sendiri."

"Hm."

"Kim Seokjin."

"Hm."

"Ya sudah kalau begitu ciuman terima kasihnya tidak jadi, karena kau marah."

Dan Kim Seokjin langsung mengubah ekspresinya menjadi berbinar-binar.

🍁🍁🍁

Aku tau aku author yang males bikin narasi, tapi ya udah lah ya, dari awal aku bilang kalo cerita ini terinspirasi dari kegabutanku😂 Masih mending update daripada digantungin berbulan-bulan, kan?
Terima kasih untuk yang masih menunggu cerita nggak jelas ini hahahaha

Drop the review here, pwease...

AFTER MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang