Pagi ini aku terbangun tanpa Seokjin disampingku. Suamiku pergi ke mana? Padahal satu jam sebelumnya, saat aku terbangun untuk ke toilet, dia masih tertidur pulas. Karena masih sangat pagi, jadi aku putuskan untuk kembali tidur sebelum nantinya bangun untuk membuat sarapan.
Aku beranjak dari kasur setelah mengumpulkan kesadaran, masih jam 7 pagi. Tidak biasanya suamiku menghilang sepagi ini. Kalau pun ada jadwal bekerja, aku selalu tahu tentang jadwalnya, tidak mungkin tidak.
Jadi ke mana Kim Seokjin?
Setelah mencuci muka, aku pergi ke kamar Yoora untuk membangunkannya bersiap ke sekolah. Tapi, baru saja ketika aku akan membuka pintu kamar Yoora, terdengar kesibukan yang tidak biasa di dapur.
Siapa yang sedang memasak sepagi ini di dapur? Apakah asisten rumah tangga kami? Tapi rasanya tidak mungkin, karena beliau selalu datang pukul 9 atau 10 pagi. Sedangkan sekarang baru pukul 7.
"Ahjumma?", sahutku sambil berjalan ke arah dapur. Ku urungkan niatku memeriksa Yoora.
"Ahjumma?" Tapi tidak terdengar jawaban apapun.
Semakin dekat ke dapur semakin membuatku penasaran. Kalau bukan asisten rumah tangga kami, apakah Seokjin yang berada di dapur?
Dahulu, saat masih tinggal dengan para adiknya, Seokjin memang sering berada di dapur. Tapi setelah tinggal sendiri, dia lebih sering menggunakan layanan pesan antar atau aku kirimi makanan ke apartemennya. Apalagi setelah menikah, dia jadi lebih manja dan hanya mau dimasakkan.
Jadi ketika aku menemukan Seokjin di dapur pagi ini, dengan piyama dan rambut ikalnya yang sudah memanjang, serta pisaunya yang tidak berhenti mengiris, aku jelas terkejut.
"Sayang?", panggilku memastikan.
Dia menoleh ke belakang, baru menyadari kehadiranku. Lalu senyumnya mengembang sempurna. "Hai, sudah bangun?"
"Sedang apa?", tanyaku tak menghiraukan sapaannya.
"Membuat sarapan." Dia berhenti melakukan aktivitasnya, mencuci tangan dan berjalan ke arahku. Kemudian memeluk dan membubuhkan kecupan di dahi.
"Dalam rangka apa?", tanyaku lagi.
"Hanya ingin membuatkanmu dan Yoora sarapan?", jawabnya santai. "Duduklah, biar aku yang memasak pagi ini.", lanjutnya lagi dan membawaku duduk di kursi meja makan.
"Apakah ini hari spesial?"
Seokjin terkekeh tapi tidak menjawab.
"Aku bangunkan Yoora dulu kalau begitu.", kataku kembali beranjak ke luar dapur untuk pergi ke kamar Yoora.
Saat aku kembali ke dapur bersama Yoora, sudah tersedia makanan yang menggugah selera di meja makan.
"Ayah yang memasak?", tanya Yoora heboh. Karena biasanya aku yang berada di dapur saat dia bangun pagi.
"Tentu saja. Ayah hebat bukan?"
"Eum, sangat hebat. Benar-benar hebat.", Yoora menjawab pertanyaan Seokjin dengan mengacungkan kedua ibu jari tangannya, bersemangat.
"Ayo makan.", ajak Seokjin kepada kami. Sedari tadi aku hanya diam memperhatikan. Tidak banyak bertanya. Belum. Pasalnya ini benar-benar baru untukku.
"Kenapa? Ayo makan.", ajak Seokjin lagi ketika ia melihatku hanya diam memperhatikannya.
"Kau sungguh membuat sarapan?", tanyaku akhirnya.
Seokjin dan Yoora sudah mulai menyantap makanan mereka. Bahkan Seokjin sudah mengambilkan makanan Yoora selagi aku hanya menatap tidak percaya. "Memangnya kenapa? Aku juga pandai memasak, kalau kau lupa.", jawabnya dengan mulut penuh.
"Tidak. Hanya... rasanya aneh. Karena sudah lama sekali tidak melihatmu memasak."
"Aku pikir kau akan senang aku buatkan sarapan.", suaranya agak terdengar sedih.
"Aku senang, tapi hanya penasaran. Apa yang membuatmu bersemangat begini. Bangun pagi, sudah di dapur untuk memasak."
"Hanya ingin saja. Aku ingin sedikit mengurangi bebanmu. Pasti lelah ya, sedang hamil besar tapi harus tetap melakukan segalanya sendiri?"
Kenapa suasana sarapan pagi kami jadi seperti ini? Sendu. Padahal aku hanya penasaran awalnya.
"Tidak kok, aku senang melakukannya. Tidak merasa terbebani.", ku usap tangannya yang mendadak jadi diam di atas meja, berhenti makan. Senyumku mengembang dan menular. Seokjin juga ikut tersenyum tetapi bisa terlihat jelas air mata menggenang di sudut matanya.
"Ayah dan Ibu, kenapa berpegangan tangan?"
Ya begitulah, selalu ada saja yang membuat momen haru seperti ini harus segera berakhir.
🍁🍁🍁
Hai😁
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MARRIAGE
FanficKehidupan Kim Seokjin setelah menikah. Random story. Based on kehaluan setiap hari. [Never Ending Story]