Aku terbangun karena Seokjin mendadak bangun dan berlari ke kamar mandi. Aku yang seorang light sleeper tentu saja terkejut dengan hal tersebut. Setelah melihat jam yang masih menunjukkan pukul 2 dini hari, segera ku susul suamiku ke kamar mandi.
Seokjin muntah-muntah tapi tidak ada cairan apapun yang keluar. Terlihat tersiksa sekali.
"Kenapa, Sayang?", tanyaku sambil memijat tengkuknya.
"Mual. Ingin muntah tapi tidak bisa.", jawabnya kemudian kembali menghadap wastafel untuk muntah lagi.
"Aku ambilkan air ya?", tawarku.
Seokjin tidak menjawab tetapi menggeleng. Menahan tanganku di tengkuknya dan membawa tanganku yang satu lagi untuk digenggam. Jadilah aku menemaninya selama sekitar 10 menit di depan wastafel.
Setelah selesai di kamar mandi, aku menuntun Seokjin ke sofa kamar, dan memberikannya segelas air yang biasa ada di nakas. Dia hanya meminumnya sedikit, kemudian duduk lagi bersandar dan merebahkan kepalanya di sofa.
"Aku ingin makan es krim.", kata-kata itu berasa dari Seokjin yang matanya terpejam.
"Ya?", tanyaku memastikan. Aku yang salah dengar, atau suamiku yang sedang aneh. Pasalnya ini dini hari, siapa juga yang makan es krim dini hari begini.
"Aku ingin makan es krim, Sayang. Rasa mint choco."
"Tidak salah?", tanyaku lagi. Karena Seokjin jelas tidak suka rasa itu. Aku yakin sekali.
"Eum, ingin makan rasa itu. Tapi harus Jungkook yang belikan."
Setelah Seokjin berkata begitu, aku langsung mengerti kenapa suamiku terbangun dini hari, dan tiba-tiba ingin makan es krim yang jelas-jelas dia tidak suka. Seperti rasa pasta gigi, katanya.
Seokjin memang mengalami Couvade Syndrome atau Sindrom Kehamilan Simpatik semenjak usia kandunganku memasuki bulan ke-3. Awalnya dia tidak percaya, tetapi setelah pergi ke dokter kandunganku dan mendapatkan penjelasan, dia baru percaya dan menerima. Katanya tidak apa dia yang tersiksa saat ini, ketimbang aku yang harus merasakan semuanya.
"Kenapa harus Jungkookie? Ini sudah malam, hampir pagi. Kasihan. Lagian dia juga belum tentu bangun kalau dihubungi."
"Pokoknya aku ingin Jungkook yang beli. Tolong ambilkan ponselku. Biar aku hubungi anak itu."
Ya mau bagaimana, akhirnya aku turuti. Karena memang rasanya sangat menyesakkan kalau mengidam sesuatu tetapi tidak terpenuhi.
Dan untung saja Jungkook menjawab panggilan suamiku, hal yang pertama ditanyakannya adalah, "Noona kenapa?", yang tentu saja menbuat Seokjin emosi. Dan membuat mereka berdebat sebelum akhirnya Seokjin memberitahu maksud dan tujuannya menghubungi.
Jungkook tentu saja menolak dengan keras permintaan Seokjin. Selain sudah dini hari, permintaannya tidak masuk akal. Tetapi berujung mengiyakan setelah ditakuti Seokjin kalau kemauannya tidak dituruti, dia tidak boleh bertemu Yoora lagi. Aku yang sedari tadi mendengarkan hanya bisa menghela napas karena perdebatan seperti ini sudah sangat sering terjadi.
🍁🍁🍁
SURPRISE!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MARRIAGE
FanfictionKehidupan Kim Seokjin setelah menikah. Random story. Based on kehaluan setiap hari. [Never Ending Story]