5

3K 168 6
                                    

"Noona, aku datang!"

Suara seseorang yang familiar mengusik kegiatan memasakku. Siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook. Si bayi besar. Kesayanganku.

Jangan tertipu dengan umurnya yang sudah sangat dewasa dan badan besarnya yang membuat semua penggemar wanitanya histeris setiap dia memamerkan otot tubuhnya. Di balik itu semua, Jungkook tetaplah seorang bocah. Bocah kecil yang manja padaku juga para hyungnya.

Jimin dan Taehyung juga mengekor dibelakang, disusul dengan suamiku yang wajahnya sedikit ditekuk. Bisa aku tebak apa alasan dibalik wajah cemberutnya itu.

Ini Jumat malam. Dan setiap Jumat malam, mereka selalu memiliki kegiatan rutin setelah latihan menari. 'Ayo mengacau di rumah Jin hyung.', mungkin begitu kira-kira maksud kedatangan mereka.

Datang saat jam makan malam, mengekori Seokjin pulang ke rumah meskipun suamiku itu melarang mereka untuk ikut. Lalu berlanjut bermain game dengan berisik dan berakhir menginap di kamar tamu.

Memang terkadang menyebalkan karena waktu tidur jadi terganggu. Tapi kalau mereka tidak datang saat Jumat malam, rumah terasa sepi. Apalagi kalau mereka tidak datang selama berminggu-minggu saat sedang tur dunia. Makin terasa sepi karena Seokjin juga tidak ada.

"Kau tidak merasa terganggu dengan kehadiran bocah-bocah itu?", tanya Seokjin saat dia masuk kamar setelah permainan mereka selesai. Iya, akhirnya suamiku ini juga selalu ikut bergabung dan menjadikan suasana makin berisik.

"Tidak masalah. Kalau nanti kalian berangkat untuk tur, rumah ini pasti akan sepi. Jadi selama mereka ada waktu aku tidak keberatan."

"Ah ngomong-ngomong soal tur, kau sudah bersiap, kan? Pekerjaanmu sudah selesai semua, kan? Tidak ada yang akan menggangu lagi?"

Seokjin memintaku untuk menemaninya selama tur di Amerika dan Eropa. Sebenernya aku tidak ingin ikut, karena dia ke sana untuk bekerja dan aku tidak ingin mengganggu konsentrasinya. Tapi Kim Seokjin, dengan segala cara membujuk istrinya yang tidak tegaan ini untuk ikut. Dan tentu saja berhasil.

Untung saja istri Hoseok juga ikut. Pasangan pengantin baru itu rupanya tidak ingin kehilangan momen berdua.

Jadi, selagi mereka fokus dengan pekerjaannya, kami para istri bisa menikmati waktu kami dengan berjalan-jalan di sana. Sungguh sebuah liburan yang menyenangkan.

"Heum."

"Aku serius. Jangan sampai liburan kita ini terganggu karena pekerjaanmu itu."

"Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku, dan itu yang terakhir seperti maumu. Lagipula kau ke sana untuk bekerja, Kim Seokjin. Bukan untuk liburan.", aku mengingatkan.

"Kita punya banyak waktu luang di sana. Jadi bekerja sekaligus liburan, bulan madu kedua?", senyumnya seduktif. Dia bergeser lebih dekat dan melingkarkan lengannya posesif di pinggangku.

"Aku ingin kau fokus dengan konsermu. Jangan kecewakan penggemar."

"Tidak akan. Aku akan fokus karena istriku juga ada di sana, menyemangatiku.", kali bibirnya yang nakal mulai menggoda dengan menciumi telinga.

Aku mengerti maksudnya.

"Tidak malam ini, sayang. Aku lelah. Dan juga kita tidak hanya berdua di rumah."

"Satu kali saja, aku akan pelan-pelan.", bisiknya memohon.

"Tidak.", jawabku dan langsung membalikan badan memunggunginya.

Terdengar helaan napas berat dari mulut suamiku itu sebelum akhirnya ia kembali mendekat dan memelukku erat dari belakang.

🍁🍁🍁

AFTER MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang