31

1.1K 95 6
                                    

Aku nggak niat update sebenernya gara-gara yang komen sedikit banget, sedih aku:( tapi karena Bangtan dapet nominasi di Grammy, so here's the gift for you!

Bijak ya, guys!

⚠️⚠️⚠️

"Sayang, ingin sarapan apa pagi ini?", Seokjin masih tertidur pulas dengan Yoora disampingnya dan aku berniat menbangunkannya.

"Hmm."

"Mau sarapan apa? Biar aku buatkan.", naik ke kasur dan menempatkan diri di pinggir ranjang, aku mengusak pada Seokjin. Memeluknya erat dari belakang.

"Ada apa, tumben sekali. Biasanya juga pakai room service untuk sarapan.", Seokjin setengah mengantuk. Matanya berkedip lucu tapi senang karena istrinya manja pagi ini.

"Kau lupa, kita sudah di Edinburgh dan tidak di hotel."

Di sisa dua hari liburan kami, dengan spontan aku dan Seokjin memutuskan check out dari hotel di London dan mengabiskan dua hari terakhir di Edinburgh. Menyewa sebuah apartemen kecil yang lengkap dengan dapur. Dan sepertinya pagi ini Seokjin lupa karena baru bangun tidur.

"Oh, benar. Aku pikir kita masih di London.", dia berbalik menghadapku, ganti membawaku dalam pelukannya. Matanya masih terpejam, suaranya masih berat. Pertanda dia belum sadar sepenuhnya.

"Sarapan apa ya?", dia berpikir agak lama. "Ah iya, pancake dengan sirup maple. Agar terasa sedang di luar negeri.", kekehnya kemudian.

"Cih, sarapan pancake di Korea juga sama saja rasanya."

"Tapi kan ini di Inggris, pasti akan berbeda rasanya karena suasananya berbeda."

"Baiklah, Your Majesty. Kalau begitu aku siapkan dulu ya sekarang.", aku mencoba melepaskan pelukannya tapi ditahan oleh Seokjin.

"Apa lagi?"

"Di sini dulu, peluk aku yang lama. Selagi Yoora masih tidur dan aku juga belum terlalu lapar."

"Benarkah belum terlalu lapar."

"Eum. Memangnya jam berapa sekarang?"

"Jam delapan pagi. Tidak mungkin kau belum lapar.", kutekan perutnya pelan menggunakan telunjuk.

"Aku lebih lapar oleh hal lain daripada makanan."

"Apa? Jangan aneh-aneh."

Aku tahu jalan pikiran suamiku. Aku sangat tahu.

Mata Seokjin terbuka dan bertemu dengan mataku, wajah mengantuknya membuatku gemas ingin mencubit pipinya. Ada senyum jahil juga di bola matanya.

"Kau memang mengerti aku sekali, ya?"

"Jelas. Hampir lima tahun bersama bagaimana mungkin aku tidak mengenalimu dengan baik, Tuan Kim."

"Jadi, mau mengurangi rasa laparku tidak?", suaranya terdengar menggoda.

"Rasa lapar yang mana?"

"Yang---"

Sebelum Seokjin menyelesaikan kalimatnya, aku sudah membungkam bibirnya dengan bibirku. Sejenak Seokjin terlihat terkejut, tapi kemudian dia membalas ciumanku dengan bersemangat.

Aku selalu suka setiap kali kami berciuman, Seokjin tidak pernah terburu-buru meskipun saat sedang terdesak kebutuhan. Ritmenya selalu perlahan dan lembut tapi selalu membuat jantungku berdetak lebih cepat. Selalu membuatku menginginkan untuk mengecup bibirnya lagi dan lagi. He's a good kisser. A good sex partner too. Tidak pernah egois, selalu memperhatikan kebutuhanku sama besarnya dengan kebutuhannya. And I love the way he treats me on bed.

Ciuman kami makin dalam dengan tangan Seokjin yang bergerak masuk ke dalam piyama tidurku. Dia tahu dimana istrinya suka disentuh. Dan gerakan tangan Seokjin tidak bisa membuatku tidak mendesah.

"Kamar mandi saja?"

Aku menggeleng. Malas sekali beranjak dari ranjang. Sudah terlalu nyaman.

"Nanti kalau Yoora bangun bagaimana? Aku tidak mau berakhir bermain sendirian di kamar mandi.", katanya sambil mengecupi leher sampai ke tulang selangka.

"Ja-ng-ann ber-isi-k kalau begitu.", susah sekali rasanya untuk berbicara. Yang Seokjin lakukan benar-benar membuatku hilang arah.

"Kau yang berisik, Nyonya Kim.", Seokjin memberi kecupan di rahang. Suaranya terdengar rendah di telinga. Aku sudah tidak bisa berkata-kata. Pasrah. Terserah Seokjin ingin membawaku kemana.

Dia berhenti sejenak dengan kegiatan tangan dan bibir nakalnya, tapi kemudian berpindah posisi menjadi mengungkungku saat melihat aku yang sudah kehabisan kata. Dia menyeringai, dan aku tahu maksud dari seringainya.

"Alright, let's do this, Mrs. Kim."

🍁🍁🍁

HE HE HE


AFTER MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang