Tempat pertama yang menjadi tujuan kami di London adalah Buckingham Palace. Memang terlalu mainstream sih untuk para wisatawan. Tapi aku dan Seokjin memang berniat mengunjungi tempat-tempat yang sering menjadi tujuan wisata di kota ini. Setelah sebelumnya liburan kami berdua kemarin lebih banyak dihabisakan mengunjungi tempat-tempat yang memang sedikit wisatawan. Kami ingin punya momen bertiga bersama Yoora, mengunjungi landmark yang ada di London.
Berlanjut dengan makan siang di tempat fish and chips favorit kami berdua, yang tidak akan pernah terlewat dikunjungi kalau kami pergi ke London. Ya meskipun harus mengantri cukup lama dan tidak bisa dine in karena tempatnya begitu kecil, jadi kami memilih makan di bangku taman terdekat.
Seperti biasa, Seokjin selalu memesan dua porsi, sebegitu sukanya ia dengan makanan yang satu ini. Sementara Seokjin makan--karena dia bisa makan dengan cepat dan kami harus bergantian menjaga Yoora--aku menemani putri kecilku mendekat ke kolam air mancur yang berada di tengah. Dia terlihat begitu senang meskipun hanya melihat air yang keluar dari tengah kolam. Sebuah kebahagiaan juga untukku mengingat semalaman kemarin dia tidak berhenti menangis dan membuat kami panik.
Seokjin sudah menyelesaikan makannya saat aku dan Yoora kembali ke bangku taman. Lihat kan, makannya cepat sekali, karena itu aku memintanya untuk makan terlebih dahulu agar Yoora bisa diambil alih olehnya saat aku makan.
"Sini, berikan Yoora padaku. Kau makanlah. Tidak usah terburu-buru.", katanya karena tahu aku membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk menghabiskan makananku.
"Yoora sudah diberi asi kan tadi?"
Aku mengagguk.
"Ya sudah, kami akan tetap di sini. Tidak apa ya Yoora aku dudukkan di rumput. Toh rumputnya juga bersih."
"Iya, Kim Seokjin cerewet.", jawabku sambil membuka bungkus fish and chips milikku.
Dia mendengus pelan tapi tidak membalas perkataanku. Ya memang dia cerewet kan? Karena sedari tadi tidak berhenti berbicara.
Mereka berdua, suami dan anakku duduk di rumput, di depan aku yang sedang makan. Seokjin mendudukkan Yoora, memberikannya mainan dan menjaganya dari belakang. Meskipun Yoora sudah bisa duduk tegak, tapi terkadang dia masih sering hilang keseimbangan, jadi masih perlu dijaga agar tidak terjatuh.
Sesekali Yoora tertawa karena digoda ayahnya. Menyaksikan keduanya berkomunikasi memang benar-benar menakjubkan untukku. Yoora yang sebenarnya masih belum terlalu mengerti, selalu merespon ayahnya yang tidak bisa berhenti mengajaknya mengobrol. Mereka terus seperti itu sampai aku selesai makan setengah jam kemudian.
"Kita kembali ke hotel setelah ini?", tanyaku sembari membersihkan bungkus-bungkus makanan untuk dibuang ke tempat sampah.
"Maumu bagaimana?"
"Aku? Terserah kau saja sih."
"Hah. Kenapa wanita selalu bilang terserah saat ditanya. Tapi berujung tidak setuju pada akhirnya."
Aku mendelik padanya. Meminta perhatiannya. "Memangnya aku begitu?", tanyaku kemudian.
"Ya tidak selalu sih, tapi sesekali begitu."
"Tidak ya, aku tidak seperti itu. Sekarang aku bilang begitu karena ingin tahu keinginanmu. Mungkin saja ada tempat yang ingin kau kunjungi sebelum kembali ke hotel. Masih jam 2 siang juga. Makanya aku bertanya."
"Tidak ada sih, paling membeli kopi di tempat biasa itu lalu kembali ke hotel saja. Kita punya reservasi kan untuk makan malam di tempat yang aku bilang kemarin."
"Ya sudah, ayo. Jadi aku bisa membiarkan Yoora tidur agar nanti malam tidak merengek karena mengantuk dan kelelahan saat kita makan malam."
"Baiklah, ayo. Selagi Yoora tidur nanti kita bisa---", Seokjin menggantung kalimatnya dan aku langsung menatapnya tajam.
"Apa? Kita bisa apa? Jangan berpikir aneh-aneh. Aku tidak mau meladeni pikiran anehmu, apapun itu."
"Galak sekali, Nyonya Kim. Padahal kan aku hanya ingin berkata kita bisa duduk di balkon kamar dan menikmati kopi dan kue yang nanti akan kita beli.", kilahnya.
Aku hanya memutar mata menanggapinya. Aku yakin bukan itu yang akan dia katakan tadi.
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MARRIAGE
FanfictionKehidupan Kim Seokjin setelah menikah. Random story. Based on kehaluan setiap hari. [Never Ending Story]