Sehun tak mengerti apa yang tengah terjadi kepada Lisa.
Walaupun bertanya, tentu saja gadis itu enggan menjawab.
Kejadian beberapa hari lalu di toko permen selalu berhasil membuat pikiran Sehun melayang jauh.
Apa yang sebenarnya terjadi antara Lisa dan lelaki yang mereka temui di toko permen itu?
Karena gadis yang biasanya selalu terlihat kuat, bengal, serta tak takut akan apapun itu dapat berubah pucat disertai oleh gemetar hebat hanya dengan kehadiran lelaki yang sampai sekarang Sehun tak tahu siapa dirinya.
Walau Lisa begitu terbuka akan pikiran dan perasaannya, Sehun merasa jika Lisa terlalu pintar dalam menyembunyikan hal lain.
Hal yang orang lain tak diperbolehkan untuk tahu.
Bahkan dibalik sifat blak-blakan gadis itu, terdapat kemisteriusan yang hanya menjadi rahasia Tuhan dan dirinya sendiri.
Lisa juga mahir dalam mengendalikan emosi.
Atau mungkin ia hanya terlalu pintar memakai topeng sehingga orang disekitar tak perlu khawatir?
Dalam beberapa menit gadis itu bisa kembali riang walau di detik sebelumnya baru saja menangis hebat.
Seperti saat ini misalnya.
Sehun kembali memergoki Lisa yang baru saja bertengkar dengan sang ibu lewat panggilan telepon.
Gadis itu baru saja masuk kembali ke dalam rumah dan terkejut seketika saat mengetahui Sehun ada disana.
Sehun tahu betul Lisa selalu keluar rumah saat menyelesaikan panggilan dengan Min Ah untuk berjaga-jaga jika saja ia berteriak atau menangis disela-sela perdebatan mereka.
"Apa?!" Kata Lisa yang masih terkejut saat melihat sosok Sehun tengah memperhatikannya.
Lihat. Bahkan matanya masih basah dan sedikit bengkak.
"Galak sekali." Kata Sehun sembari menjatuhkan tubuhnya pada sofa di ruang tengah.
Lisa segera berbalik untuk memandang lelaki yang kini tengah memandangnya pula, "apa kau sudah merasa akrab denganku, hah?!"
"Ah.." Sehun mengangguk pelan dan mengarahkan telunjuknya ke arah Lisa, "bukankah kau gadis yang biasanya mengungkapkan cinta padaku sehari tiga kali?"
Lisa mengernyit heran, "kau lupa menambahkan kata d-u-l-u."
"Oh, jadi sudah berakhir sungguhan."
Lisa tak memperdulikan kalimat Sehun dan melengos begitu saja ke arah dapur.
Setelah berdebat dengan sang ibu, entah kenapa ia selalu merasa haus.
Rasanya seperti menelan udara neraka karena terlalu sering melawan ibumu.
"Jangan meminum apa yang kau tak boleh minum."
Lisa berdecak kesal. Kenapa Oh Sehun jadi cerewet begini, sih?
Sebotol jus stroberi tengah ditelannya tanpa ampun. Dinginnya cairan yang masuk dalam kerongkongannya itu seakan meredakan bara api yang baru saja meletup di dada.
Pun Lisa segera menutup pintu lemari pendingin di hadapannya dan berbalik untuk membuang botol kosong itu, namun jantungnya hampir saja copot saat mengetahui Sehun sudah berdiri di belakangnya dalam jarak yang begitu dekat.
"A-apa??!" Kata Lisa berusaha menormalkan detak jantungnya.
" kau minum lewat mana? Alih-alih kerongkonganmu, kenapa malah matamu yang terlihat basah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted By You
FanfictionLisa merasa jika Sehun sudah memiliki hatinya sejak lama. Walau Sehun hanya menganggapnya sebagai anak kecil. Walau Sehun hanya memanggil Lisa sebagai 'teman adikku' tanpa pernah menyebut namanya. Walau usia memberi jarak diantara mereka. Walau lel...