Lisa terisak di dalam taxi.
Kaki dan tangannya gemetar hebat, pun jantungnya berdegup sangat cepat.
"Nona, apa kau tidak apa-apa? Bagaimana kalau kita ke kantor polisi saja?" Supir taxi yang memandang khawatir Lisa dari kaca spionnya itu berulang kali meyakinkan Lisa.
Dan untuk kesekian kalinya Lisa pun kembali menggeleng pelan, "tolong antarkan saja aku ke RS Hallym." Katanya.
Lisa menatap lutut dan sikunya yang mengeluarkan darah segar. Luka itu baru saja didapatkannya beberapa menit lalu ketika setengah mati Lisa berlari.
Lisa berlari sekuat tenaga seakan setan tengah mengincarnya.
Bayangan akan Woo Bin yang mungkin saja bangkit dan mengejarnya membuat Lisa berlari bak orang gila di sepanjang jalan sampai ia bertemu dengan taxi yang saat ini ia tumpangi.
Tapi sebelum ia mendapatkan taxi, kesialan kembali menyapa. Lisa terjatuh dan menghantam aspal dengan begitu keras ketika kaki panjangnya tersandung oleh kopernya sendiri.
Sudah jatuh tertimpa tangga.
Ya, itulah yang ada di pikiran Lisa saat ini.
Walau begitu, ia masih bersyukur karena berhasil mendapatkan taxi dan pergi secepatnya dari lingkungan rumah sang ibu. Bahkan kopernya pun berhasil dibawa olehnya.
Lisa pikir jika ia tak bisa pulang ke rumah Somi dengan keadaan seperti ini.
Lisa tak mau membuat Somi dan keluarga sang sahabat khawatir. Terlebih lagi Lisa belum siap menceritakan apa yang terjadi.
Apakah ia berani mengungkapkan ini semua? Jika diungkap apakah sang ibu akan mempercayainya? Apakah ia akan dipercaya mengingat Woo Bin berhasil memerankan lelaki baik-baik kepada semua orang hingga saat ini??
Mungkin satu-satunya yang akan mempercayainya adalah Somi.
Tapi apakah suara manusia yang masih dianggap bocah ini akan di dengar?
Berbagai ketakutan menghantui Lisa. Air matanya masih mengalir dengan deras.
Jujur saja saat ini Lisa tak bisa memikirkan apapun. Marah, bingung, takut. Hanya perasaan itu yang mendominasi.
Namun ketika tersadar jika tempat tujuannya semakin dekat, Lisa segera membuka kopernya dan mengambil hoodie tebal yang sempat ia masukkan kesana.
Tak lupa ia memakai topi dan kacamata hitamnya saat ini.
Ia tak boleh membuat orang dirumah sakit khawatir. Namun ia hanya akan meminta bantuan Suho mengingat sejauh ini lelaki itu telah memperlakukannya sangat baik.
"Sudah sampai, nona." Kata supir taxi yang kemudian segera beranjak dari duduknya untuk membantu Lisa mengeluarkan koper dari sana, "semoga harimu selalu menyenangkan, nona. Semangatlah." Kata pria paruh baya yang masih terlihat khawatir saat Lisa menunduk dan tersenyum untuk berterima kasih kepadanya.
Lisa menatap bangunan yang kini sudah menjadi tempat persinggahan keduanya.
Di pakainya tudung hoodie berwarna khaki miliknya itu dengan apik. Tak seperti biasa, Lisa berjalan berlawanan dengan pintu masuk rumah sakit Hallym yang biasanya disambut oleh senyuman Jisoo sebagai sang resepsionis disana.
Kakinya terasa nyeri akan setiap langkah yang ia ambil. Apalagi koper ditangannya terasa mengganggu pergerakan cepatnya saat ini.
Gadis itu berjalan memutari bangunan dan masuk lewat pintu utara yang ia sudah tahu bahwa disana takkan seberapa ramai.
Maniknya menelusuri ke kanan dan ke kiri, memastikan bahwa tak ada orang yang mengenalnya saat ini.
Aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted By You
FanfictionLisa merasa jika Sehun sudah memiliki hatinya sejak lama. Walau Sehun hanya menganggapnya sebagai anak kecil. Walau Sehun hanya memanggil Lisa sebagai 'teman adikku' tanpa pernah menyebut namanya. Walau usia memberi jarak diantara mereka. Walau lel...