Sudah hampir tiga bulan ini Lisa memutuskan untuk keluar dari rumahnya dan menumpang pada rumah keluarga sang pujaan hati.
Tentu saja tak sembarang keluar karena Lisa sudah mendapatkan izin dari sang ibu mengingat ia begitu tak nyaman jika harus tinggal bersama dengan kekasih ibunya dalam atap yang sama.
Dan ketika Lisa sibuk mencari tempat tinggal, ketika itu juga Somi dan kedua orang tua sang sahabat menawarkan untuk tinggal bersama mereka.
Awalnya Lisa menolak, karena dirinya tak ingin menjadi beban dan merepotkan. Namun karena paksaan dari Somi, Julien, dan Ye Ji, serta hasutan Somi yang mengatakan Lisa bisa bertemu dengan Sehun setiap hari, maka pada akhirnya Lisa menerima tawaran baik hati dari keluarga Oh.
Tentu saja Lisa tak ingin tinggal disana dengan cuma-cuma. Walau ditolak Ye Ji, Lisa selalu memberikan setengah uang bulanan yang diberikan sang ibu sebagai pengganti biaya tinggalnya disana.
Walau kini ia semakin dekat dengan Sehun, tak melulu membuatnya 'dekat' seperti yang Lisa bayangkan.
Dekat disini adalah berupa jarak. Ya, Lisa saat ini memang tinggal di rumah Somi, namun tak berarti hubungannya dengan Sehun juga mengalami kemajuan.
Terpantau hingga hari ini Sehun masih mengabaikan pernyataan cinta Lisa entah yang keberapa kali.
Bahkan Sehun nampaknya semakin tak menganggap Lisa sebagai wanita.
Walaupun hampir tiap hari Lisa menyatakan cinta dan menggodanya.
Walaupun hampir tiap hari Lisa berkunjung ke rumah sakit Sehun hingga bersahabat dengan Suho dan hampir seluruh karyawan dan pasien yang ada di sana.
Lelaki itu sungguh tak memandang Lisa.
Brengsek memang.
Sehun mengabaikan perasaan serius Lisa dan lebih memilih untuk bermain-main dengan wanita asing teman satu malamnya.
Seharusnya malam ini Lisa mengistirahatkan otaknya dalam memikirkan Sehun mengingat ia baru saja bertengkar kembali dengan sang ibu walau komunikasi mereka hanya dari telepon.
Namun jika sendirian seperti ini, pikirannya tak jarang selalu bercabang kemana-mana.
Lisa sedang bersandar pada pilar kayu teras rumah Somi dan menatap pekarangan keluarga Oh yang asing.
Suara serangga yang bermain di malan hari, serta gelapnya malam dan pemandangan di hadapannya tak membuat gadis itu takut sama sekali.
Ya, Lisa memilih untuk mengangkat telepon dari sang ibu di luar rumah karena jika di kamar ia takut akan membangunkan Somi, jika di balkon ia takut akan terdengar oleh Sehun, dan jika di lantai satu ia takut jika tiba-tiba orang tua Somi keluar kamar dan mendapatinya sedang mendesis, berteriak, dan menangis seperti orang gila.
Maka dari itu Lisa memutuskan untuk mengangkat telepon dari sang ibu di depan teras rumah keluarga Oh. Lisa sudah merasa aneh ketika melihat nama ibunya terpampang pada layar ponsel padahal waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam hari.
Ternyata sang ibu mabuk dan memohon untuk merestui hubungannya dan sang kekasih. Karena Lisa masih teguh dengan penolakannya, sang ibu kembali mengungkit bagaimana Lisa yang tak ingin melihat dan selalu menghalangi kebahagiaan sang ibu.
Konyol memang.
Ibunya selalu menyalahkan Lisa untuk kebahagiaannya. Padahal bisa saja Min Ah mengabaikan dan segera menikah besok pagi jika ia mau, toh pendapat Lisa tak pernah di dengarnya.
Entahlah. Lisa lelah.
Entah kenapa hari ini terasa melelahkan bagi Lisa. Pun dirinya sedang sensitif hingga tanpa sadar air mata telah jatuh membasahi pipi Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted By You
FanfictionLisa merasa jika Sehun sudah memiliki hatinya sejak lama. Walau Sehun hanya menganggapnya sebagai anak kecil. Walau Sehun hanya memanggil Lisa sebagai 'teman adikku' tanpa pernah menyebut namanya. Walau usia memberi jarak diantara mereka. Walau lel...