Lisa menelan liurnya yang terasa seperti gumpalan marshmallow raksasa, terlalu sulit untuk di telan.
Di balik pening yang mendominasi kepalanya, wanita itu masih berusaha berpikir jika sosok lelaki di hadapannya saat ini hanyalah sebatas efek dari benturan yang menimpanya belaka.
"Lisa?" Kata Suho yang memperhatikan wanita cantik berambut hitam panjang dengan darah yang kontras membasahi wajahnya itu mulai berjalan mendekat.
Sial.
"Lisa, kan?"
Sial, apa aku pura-pura amnesia saja ya? Kan kepalaku habis terbentur.
"M–maaf, siapa ya?" Kata Lisa yang tak berani menatap lelaki yang kini telah berada tepat di sebelahnya. Menatapnya. Memperhatikannya dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Kudengar dari perawat, luka sobekmu termasuk ringan. Hanya seperti sebuah goresan. Tak mungkin tiba-tiba kau gegar otak, kan?"
"Goresan??!! Apa kau tidak melihat bagaimana darah ini mengalir deras seperti air terjun?! Perawat mana yang berani menggampangkan kondisi pasien gawat darurat begini??!" Alis Lisa mulai bertaut. Harinya sudah berjalan buruk, apalagi jika salah seorang perawat menganggap remeh kondisinya. Padahal bisa saja ia mati kehabisan darah. Bukan main, emosinya sudah bercampur dengan nyeri di kepala.
"Wah jadi ini benar kau!" Suho terkekeh dan bertepuk tangan seakan baru saja melihat pertunjukan anjing laut hingga menirukan mamalia itu bertepuk tangan.
Ssshit.
Lisa menutup matanya beberapa detik sebelum menghela nafas dan menatap Suho dengan pandangan berbeda, "Eh, Suho oppa? Suho oppa kan?"
"Wah, bahkan aktingmu semakin memburuk setelah beberapa tahun berlalu." Lelaki itu mulai melihat luka Lisa dan memeriksanya, "syukurlah lukanya tak begitu dalam. Apa kepalamu pusing?"
"Tentu saja. Apalagi setelah melihatmu disini."
"Hmm kesadaran dan mulut yang masih blak-blakan itu menandakan kau baik-baik saja. Aku akan segera menjahitnya. Tahan ya."
Demi apapun Suho segera menjahit luka Lisa begitu saja. Tanpa ada bius dan embel-embel lainnya?? Apakah penanganan pasien kecelakaan di UGD memang seperti ini adanya?
Jangan tanyakan sakit atau tidak. Tentu saja sakit! Terlalu sakit hingga Lisa meremas tangan dan menggertakan giginya dengan keras. Lisa tak akan menangis, namun ia tetap menutup matanya disana.
Suho memperhatikan Lisa yang sedang mengernyit menahan sakit.
Wanita yang dulunya seperti anak ingusan labil itu telah berubah menjadi wanita dewasa mempesona yang masih saja pintar dalam menahan sesuatu. Dalam menahan perasaannya, menahan rasa sakitnya.
"Apa kabar?" Kata Suho di tengah pekerjaannya.
Tak segera menjawab, Lisa yang masih menutup mata itu terlihat membuka mulutnya, "Masih ceroboh seperti yang terlihat."
Suho terkekeh. Sebenarnya, luka Lisa tak harus menerima banyak jahitan. Hanya saja ia masih ingin melontarkan beberapa pertanyaan kepada wanita ini, "bekerja?"
Lisa tertawa hambar, "mengacaukan kredibilitasku di hari pertama."
Suho tersenyum sembari menutup luka jahitan Lisa dan membersihkan sisa darah pada wajah cantik wanita itu, "Sudah berapa lama ya? Sepertinya hampir tujuh tahun aku tak melihatmu. Kami semua kebingungan mencarimu saat tahu jika rumahmu sudah di jual kepada orang lain."
Lisa mulai menelan ludahnya. Ada perasaan bersalah dan risih disaat yang bersamaan saat Suho mengulik masa lalu.
"Kenapa kau tak memberi kabar dan memberi tahu siapapun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted By You
FanfictionLisa merasa jika Sehun sudah memiliki hatinya sejak lama. Walau Sehun hanya menganggapnya sebagai anak kecil. Walau Sehun hanya memanggil Lisa sebagai 'teman adikku' tanpa pernah menyebut namanya. Walau usia memberi jarak diantara mereka. Walau lel...