"Bisa keluar tidak? Aku mau bermesraan dengan suamiku." Lisa mengayunkan tangannya ke arah Nancy hingga wanita itu terlihat sedikit kesal dan mengepalkan tangannya.
"Ternyata tidak semua pegawaimu memiliki sopan santun." Katanya sembari memperhatikan sosok Nancy yang sudah menghilang dibalik pintu.
"Apa yang kau lakukan?"
"Hmm? Oh aku hanya datang untuk bermain karena sedang bosan."
"Apa yang kau lakukan saat ini? Bukankah kau yang bilang sendiri untuk tak menyentuhmu?" Sehun menatap Lisa lekat-lekat dan perlahan memangkas jarak diantara mereka.
Tentu saja otak lambat Lisa baru bisa bekerja setelah tersadar akan sindiran lelaki itu. Ia segera beranjak dari pangkuan Sehun saat itu juga, "Sepertinya wanita itu menyukaimu."
Pun Sehun menautkan kedua alisnya seketika.
"Ia lumayan cantik walau nampak seperti pelacur." Oceh Lisa sekali lagi.
"Apa yang kau katakan?"
"Sekertarismu. Ia menyukaimu."
"Tidak. Ia adalah orang yang professional. Aku merekrutnya karena itu."
"Apa kau tahu jika keprofessionalannya menghilang saat kau tak sadarkan diri?"
"Aku sedang sakit kepala, jangan menambah peningku." Kata lelaki yang sudah bangkit dari duduknya dan berjalan menuju meja kerjanya itu.
"Apa aku tidak boleh disini?"
"Boleh."
Hampir saja Lisa tersenyum saat mendengar jawaban Sehun jika ia tak menampar dirinya sendiri. Sejak menikah, Oh Sehun sudah jarang sekali berkata kasar dan beradu argumen dengannya.
Pun Lisa berkeliling memperhatikan isi ruangan sang suami hingga otak kecilnya mengingatkan akan tujuannya kemari.
"Ah, aku ingin bertanya sesuatu."
"Hmm?" Sehun berguman tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas yang sudah digenggaman.
"Kenapa aku tidak diperbolehkan masuk ke ruang kerjamu? Apa yang kau sembunyikan disana?"
Pena di tangan Sehun yang sebelumnya tengah mencoret dan menulis di atas lembar putih itu telah menghentikan aktivitasnya seketika, "tidak ada yang kusembunyikan."
"Kalau begitu kenapa aku tidak boleh masuk?"
Sehun menghela nafasnya, "seperti kau yang melarangku untuk menyentuhmu, ada hal yang sebaiknya tidak kau lewati juga." Katanya.
Jawaban Sehun sama sekali tak membantu, rasa penasaran Lisa semakin merayap di ulu hatinya.
"Aku melarangmu karena aku memiliki alasan yang jelas."
"Begitupun diriku."
"Tapi saat ini aku adalah istrimu!" Sejujurnya, Lisa hampir tersedak malu ketika mengatakan kalimat tersebut.
"Dan aku adalah suamimu." Sehun tengah memijit kepalanya yang terasa semakin nyeri. Lelaki itu terlihat berdiri dan mendekati lemari pendingin untuk mengambil segelas air dingin.
Baru saja ia hendak meneguk air yang ia raih, dengan tidak sopannya Lisa merebut gelas yang kini sudah berpindah ke tangannya, "Kau selalu memutar kata-kataku dan mengatakan hal yang ambigu. Kau sangat plinplan dan tidak jelas! kelakuanmu pun sama! Tak bisakah kau– Yaa!!
Lisa menjerit terkejut saat Sehun jatuh menimpa dirinya. Suara gelas yang membentur permadani lantai pun tak diindahkannya karena terlalu sibuk menahan tubuh berat lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted By You
FanfictionLisa merasa jika Sehun sudah memiliki hatinya sejak lama. Walau Sehun hanya menganggapnya sebagai anak kecil. Walau Sehun hanya memanggil Lisa sebagai 'teman adikku' tanpa pernah menyebut namanya. Walau usia memberi jarak diantara mereka. Walau lel...