"Somi-ya! Kakakmu ada di depan!" Lisa yang baru saja menormalkan nafasnya karena berlari segera memukul pundak Somi dengan semangat.
"Hah? Buat apa Sehun oppa kemari??!" Somi yang belum rampung memasukkan buku-bukunya ke dalam tas segera mengikuti Lisa ke arah balkon kelasnya yang berada di lantai tiga.
Benar saja. Sosok lelaki tampan berkacamata hitam terlihat sedang bersandar pada mobilnya.
Figur lelaki itu nampak sempurna hingga berhasil mengumpulkan beberapa kerumunan siswi di sekitar sekolah Lisa.
Bahkan tak sedikit dari mereka yang seharusnya sudah berhamburan ketika mendengar bel pulang sekolah malah mengurungkan niatnya dan berkumpul di balkon untuk memandangi ciptaan Tuhan yang terlalu indah disana.
Si pencuri perhatian malah dengan cuek mengedarkan pandangannya ke beberapa siswi seperti ia sedang mencari sesuatu. Yang dipandang tak sengaja pun berteriak histeris seakan lelaki itu sedang menggoda mereka.
"Aduh. Buat apasih ia kemari. Aku tak suka jika orang-orang tahu aku memiliki kakak sepertinya." Somi memaki pelan saat melihat rekan sekolahnya sudah hampir seperti fangirl melihat idola.
"Iya! Aku juga tak suka jika orang lain melihat keindahan pujaan hatiku!" Gumaman Lisa berhasil membuatnya ditoyor oleh sang sahabat. Tentu saja gadis cantik itu hanya terkekeh pelan seakan kalimatnya tak pernah salah.
"Lisa. Kau sahabatku, bukan?" Mendadak Somi memegang pundak Lisa dan menatapanya penuh harap.
"...apa yang kau inginkan?"
"Kau tahu jika hari ini kita ada jadwal melihat pertandingan final basket tim sekolah kita, bukan?"
Lisa mengangguk perlahan.
"Kau tahu aku sudah menantikan hari ini. Kau tahu aku sangat menyukai dan akan selalu loyal mendukung tim basket sekolah kita. Apalagi jika tim sekolah kita berhasil maju ke babak final se Korea selatan, maka dari itu pertandingan ini tak boleh terlewat, bukan?"
Sang gadis berparas barbie itu masih mengangguk pelan.
"Kau tahu jika Sehun oppa sampai menjemputku ke sekolah, itu tandanya ia akan merepotkanku, bukan?"
"Lantas?"
"Pulanglah bersamanya. Gantikan aku."
"Hah?!? Tapi aku juga mau mendukung sekolah kita!" Lisa mulai menepis tangan Somi.
"Yaa! Bukankah kau sangat menyukai Sehun oppa? Ini kesempatanmu berdua dengannya."
"Ta..tapi.."
"Lagipula jika teman-teman tahu ia kakakku, mereka akan menanyakan soal Sehun oppa dan bahkan akan memaksa untuk bermain kerumahku agar bisa melihat Sehun oppa. Apa kau mau???"
"Hah?! Tidak. Sehun oppa hanya milikku."
"Maka dari itu, pulanglah dengan Sehun oppa."
"...ka..kalau Sehun oppa menolak bagaimana? Aku bisa malu. Disana banyak sekali orang yang memperhatikannya. Dia bahkan tak mengingat namaku."
"Tidak akan. Walau brengsek, Sehun oppa takkan melakukan hal itu."
Lisa terlihat berpikir disana. Di satu sisi, ini adalah kesempatan emas untuk diantar pulang oleh sang pujaan hati. Disisi lain, jiwa loyalitas Lisa akan tim sekolahnya juga meraung ingin pergi.
"Aku akan merekam pertandingannya untukmu."
Lisa menoleh ke arah Somi, "janji?!"
"Janji."
"Baiklah. Aku tak bisa membiarkan mata lapar gadis-gadis di luar terus tertuju pada calon suamiku." Kata Lisa sembari menyingsingkan lengan bajunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted By You
FanfictionLisa merasa jika Sehun sudah memiliki hatinya sejak lama. Walau Sehun hanya menganggapnya sebagai anak kecil. Walau Sehun hanya memanggil Lisa sebagai 'teman adikku' tanpa pernah menyebut namanya. Walau usia memberi jarak diantara mereka. Walau lel...