just a phase

2.6K 382 81
                                    

Lisa memukul kepalanya yang berkali-kali mereka ulang adegan beberapa waktu lalu.

Adegan dimana bibirnya dan Sehun saling mengakrabkan diri satu sama lain.

Yang membuatnya kesal adalah, kenapa ia tak melawan? Bahkan ia sudah terbuai dengan manisnya ciuman itu.

Tentu saja momen tersebut tak berlangsung lama karena Suho datang membuka pintu untuk menginterupsi dan semua berujung terkejut kemudian.

Bukannya marah kepada Suho yang mengganggu, Lisa lebih marah kepada dirinya yang tak bisa menahan godaan Oh Sehun.

Kemesraan itu berakhir dengan adegan Lisa menendang Sehun hingga lelaki itu terjatuh ke lantai yang dingin, sedangkan ia sendiri berlari keluar ruangan dengan menimbun rasa malu di atas ubun-ubunnya.

Dan saat ini, Lalisa sedang berada dalam perjalanan kembali menuju Singapura dengan pesawat pribadi milik Sehun.

Tentu saja minus si pemilik pesawat karena alasan pekerjaan yang tak dapat dihindari. Dan Lisa sangat bersyukur untuk hal itu.

"Apa kau masih marah karena kemarin aku telah menganggu kalian?" Kata Suho yang telah ia lupakan kehadirannya.

Lisa segera menatap lelaki yang menjadi kawan perjalanan pulangnya kali ini dengan pandangan malas, "Membicarakan hal itu lagi, akan kusumpal mulut oppa dengan botol air mineral ini."

"Ah, kau benar-benar marah. Kau pasti kecewa karena Sehun sibuk hari ini sehingga tak dapat mengantarmu pulang."

"Tidak. Aku sama sekali tidak kecewa. Kejadian kemarin pun, aku hanya terlalu terkejut untuk menghindarinya."

"Bagaimana kau bisa terkejut padahal aku melihatmu mengalungkan tanganmu pada lehernya."

"Ya Tuhan, asal kau tahu itu kelakuan lelaki gila itu sendiri!"

"Tapi kau tidak melawan. Kau terlihat menik–Argh!"

Lisa memutus kalimat Suho dengan sebuah cubitan keras yang meninggalkan bekas, "Apa kau senang melihatku bertindak bodoh begitu?! Saat ini aku sedang sangat marah mengingat kenapa aku tidak menggigitnya dan malah terbawa suasana."

"Aah..jadi kau terbawa suasana." Demi apapun senyum meledek dari Suho membuat Lisa sangat kesal.

"Jangan bicara lagi denganku." Katanya sembari memunggungi Suho dan menatap keluar jendela yang menampilkan gumpalan awan putih disana.

Suho terkekeh di tempatnya sembari berkata, "Sedih sekali rasanya melihat kau sudah dewasa begini. Bahkan Somi sudah menikah. Ya Tuhan, aku semakin tua."

Kalimat Suho tak diindahkan oleh Lisa. Ia masih memunggungi lelaki yang nampaknya takkan berhenti berbicara itu.

"Kau tahu, saat setelah aku melihatmu, aku tak segera memberitahu Sehun karena terlalu sibuk disana. Aku memberi tahunya hampir seminggu kemudian ketika aku mengingatnya. Dan saat itu juga ia sudah menutup teleponku dan tanpa kusangka ia telah terbang ke Singapura di tengah jadwalnya yang sibuk."

Kalimat Suho mulai membuat Lisa memasang telinganya lebih awas. Walau tentu saja ia belum berhenti memunggungi lelaki itu.

Apakah pertemuanku dengannya di club waktu itu bukan hanya sebuah kebetulan?

"Kami sama sekali tak menyangka kau akan bersembunyi di negeri kecil itu. Bodohnya kami, kami mencari tahu ke semua tempat namun tidak dengan Singapura serta negara-negara yang menjadi tetangganya. Dan kudengar kau memakai semua tabunganmu untuk menghilangkan jejak penerbanganmu dari kami. Luar biasa."

"Dan kau membuat semua tabungan yang sudah kukuras habis saat itu menjadi sia-sia saat ini." Cercanya.

"Kau kan akan menikahi Sehun, tabunganmu akan diganti berkali lipat nanti."

Enchanted By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang