he drew stars around her scars

1.9K 311 25
                                    

Terhitung sudah seminggu lamanya Lisa kembali fokus pada apa yang ia kerjakan.

Belajar.

Tak perduli seberapa larut dirinya tidur, seberapa lapar perutnya berbunyi, seberapa terasa penuh otaknya diisi oleh rentetan rumus dan kalkulus.

Lisa terus fokus pada tujuannya untuk masuk ke dalam peringkat sepuluh besar.

Ia bahkan tak pernah lagi main ke rumah sakit walau sekadar untuk melihat Sehun bekerja.

Apalagi jika ujian kenaikannya akan segera tiba esok hari.

"Yaa! Apa kau sebegitu inginnya masuk sepuluh besar?" Kata Somi sembari meletakkan semangkuk seolleongtang di hadapan Lisa.

Pun gadis yang diajak bicara hanya mengangguk dan menyantap makan malamnya itu tanpa memalingkan pandangan dari buku tebal di hadapan, "Terimakasih." Kata Lisa sembari terus mengerjakan soal-soal yang sudah mulai berdamai dengan otaknya.

"Hei hei! memangnya tidak panas???" Somi mendesis histeris saat menatap Lisa melahap sup panas di hadapannya itu tanpa meniupnya terlebih dahulu.

Seperti radar yang baru dinyalakan, ucapan Somi menyadarkan Lisa akan bagaimana panasnya sup yang kini membakar lidah gadis itu tanpa ampun.

Lisa memaki pelan sembari berjinjit dan menari kepanasan sebelum meraih botol minumnya di atas meja.

"Bodoh." Kekeh Somi kemudian.

"Kenapa baru bilang??"

"Kenapa kau baru sadar? Memangnya ibu pernah memberikanmu makanan dingin hah?"

"Ck..jangan berisik Oh Somi. Aku sedang menuju jalan kesuksesanku."

"Lalisa, tidak bisakah kau jangan berlebihan? Bahkan kau sudah mimisan dua kali minggu ini."

Lisa menoleh ke arah Somi dengan senyuman yang sudah mengembang, "bukankah aku terdengar keren? Mimisan karna terlalu banyak belajar? Ya Tuhan aku tak menyangka hari seperti itu akan tiba." Bahkan kini Lisa sedang menepuk bangga lengannya sendiri.

"Bodoh."

"Hei, jangan kurang ajar dengan calon kakak iparmu."

"Kakak ipar pantatku."

"Yaaa! Oh Somi bukankah kau mendukungku?"

"Hmm... yah memang sih. Tapi fyi saja, di bawah sedang ada saingan terberatmu."

Lisa yang tadinya masih membelakangi sang sahabat itu segera menatap Somi dengan sanksi, "maksudnya bagaimana?"

"Lihat saja di bawah."

Tak membutuhkan waktu lama, Lisa segera keluar dari dalam kamar dan mengintip ke arah ruang tengah, tepat dari lantai dua.

Lee Jie Eun. Gadis itu di sini. Di rumah keluarga Oh. Sedang tertawa dan bercanda dengan kedua orang tua Sehun. Bahkan Sehun tengah duduk di sebelah wanita cantik itu, memperhatikan.

Pemandangan apa ini? Menyebalkan sekali.

Gadis berambut sebahu itu segera berjalan menuruni tangga, membuat langkahnya seberisik mungkin agar mereka semua memperhatikannya.

Rencananya berhasil, baru saja Lisa menuruni beberapa anak tangga, Ye Ji segera menyapa dan memanggilnya.

"Ah, Lisa sayang. Bagaimana belajarnya? Apa sup bibi enak?"

Tentu saja Lisa berusaha menampilkan senyum termanisnya sebelum berjalan mendekat ke arah mereka, "hari ini aku tidak mimisan, bi. Dan seolleongtangnya enak sekali."

Enchanted By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang