Ujung sepatu Lisa mengetuk lantai entah untuk yang keberapa ratus kali.
Suasana di dalam club memang masih ramai, tapi ia tak pernah mendengar kesunyian yang begitu nyaring seperti saat ini–saat dimana ia duduk berdua dengan Sehun di ruangan VIP yang tak begitu ramai.
Ya, dua insan itu hanya saling duduk menghadap satu sama lain disaat rekan kerja Lisa sudah terlebih dahulu meninggalkannya. Mereka kira Lisa akan menghabiskan malamnya bersama sang 'teman lama'.
Keduanya terlihat tak ada yang ingin berdamai dengan bungkam. Lisa mengipas wajahnya berulang kali sembari melihat sekeliling, sementara Sehun masih memperhatikan wanita itu.
Manik mata Lisa ke sana kemari namun di biarkan sengaja tak melewati tempat di mana Sehun duduk. Ia begitu gigih dalam menghindari kontak mata dengan Sehun di sana.
Jangan menanyakan bagaimana keadaan jantung Lisa saat ini. Kacau luar biasa.
Tentu saja wajah yang sudah bertahun-tahun di latih itu tetap mampu menampilkan poker face andalannya. Yah, walau gerak-geriknya lebih terlihat seperti seorang kekasih yang tengah terpergok selingkuh di tempat umum, alias panik.
Mendadak kerongkongan Lisa seperti tengah dilanda angin Khamsin yang membawa butir pasir dan debu dari Gurun Sahara, terasa panas dan kering.
Wanita itu mengangkat tangannya untuk meraih sebuah botol alkohol di atas meja.
Namun gerakan Sehun yang menghentikan aksinya berhasil membuat Lisa terkejut setengah mati seakan kulit lelaki itu memiliki sebuah sengatan dari sana.
Dan pada akhirnya manik mata mereka saling bertemu.
Jujur saja, memandang dan dipandang balik oleh seseorang yang pernah sangat mendominasi hati dan pikiranmu setelah sekian lama itu cukup mampu menimbulkan berbagai efek kimia pada otak Lisa.
"Asal kau tahu, usiaku sudah legal untuk meminum alkohol ini. Kau tak bisa lagi melarangku." Kata Lisa yang masih sempat membuka mulutnya.
Mendengar ucapan Lisa, pun Sehun segera menarik tangannya dari sana.
Lisa tahu jika meminum alkohol takkan membuat rasa hausnya lebih baik, namun apalagi yang bisa ia minum jika pilihannya hanyalah liquid haram dan salivanya sendiri?!
Sial.
Wanita cantik itu segera meneguk liquid yang masih terasa pahit di lidahnya. Sungguh ia tak pernah menjadi seorang penggemar minuman ini.
Satu botol berhasil ia habiskan. Tangannya berpindah pada botol lain dan kembali meneguk isi dari botol itu tanpa perduli pada lukanya yang masih belum sembuh total.
"Aku lupa jika usiamu sudah cukup dewasa. Mungkin karena pikiranku masih terhenti pada saat di mana kau meninggalkan kami semua bertahun-tahun silam."
UHUK UHUK
Lisa tersedak dengan cairan yang ada di kerongkongannya. Hampir saja ia menyemburkan minuman keras itu di wajah Oh Sehun.
Tidak. Lisa tidak akan menjawab apapun untuk hal itu.
Wanita cantik berambut hitam itu segera meletakkan botol alkoholnya dan membersihkan sisa liquid yang menetes pada ujung bibirnya, "K-kenapa oppa di sini?" Sungguh pertanyaan yang memberi kesan dejavu pada seorang Lalisa.
"Apa kau terkejut?"
"Apa aku terlihat senang bertemu denganmu?" Lisa melipat tangannya di depan dada mengikuti gaya Sehun yang terlihat mengintimidasinya.
"Sifat menyebalkanmu tidak berubah."
"Kau juga sama saja."
Manik mata mereka saling mengawasi satu sama lain. Alis Lisa sudah bertaut disana tak seperti Sehun yang sangat terlihat santai tanpa tekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted By You
Fiksi PenggemarLisa merasa jika Sehun sudah memiliki hatinya sejak lama. Walau Sehun hanya menganggapnya sebagai anak kecil. Walau Sehun hanya memanggil Lisa sebagai 'teman adikku' tanpa pernah menyebut namanya. Walau usia memberi jarak diantara mereka. Walau lel...