Sehun menatap Lisa yang masih berusaha menormalkan tarikan nafasnya sembari bersandar dan menengadahkan kepalanya dengan bebas.
Kaki wanita cantik itu terlihat merah dan sedikit tergores di beberapa tempat.
Dadanya naik turun seperti habis berlari mengelilingi Shibuya dalam semalam.
"Minum ini." Katanya sembari memberikan segelas air mineral.
Tangan pucat dan mungil itu menggapai gelas dari Sehun dengan gemetarnya yang menghiasi.
Cukup tremor hingga Sehun harus membantu Lisa dalam memegangi gelas itu.
"Apa yang terjadi?"
Lisa memandang Sehun yang duduk tepat dihadapannya, "Penguntit. Mengikutiku." Kata Lisa sembari kembali melemaskan pundaknya yang sempat kaku.
Lisa pikir, malam ini Sehun akan memarahinya habis-habisan. Lelaki itu pasti akan menyalahkannya karena berkeliaraan di malam hari seorang diri setelah berhasil mengurung asistennya.
Biarlah. Lisa akan membiarkan Sehun memarahinya, karena ia pantas mendapatkan itu semua. Ia sangat tahu jika-
"?????!!" Lisa sedikit terkejut saat Sehun menggendongnya dan menidurkannya pada ranjang tanpa banyak bicara.
Bahkan lelaki itu membawakan handuk basah untuk membasuh kaki Lisa yang kotor dan merah karena berlari tanpa alas kaki.
Meski terkejut, Lisa lebih memilih untuk diam karena semangatnya untuk protes sudah menguap bersama rasa takutnya beberapa saat lalu.
Lisa kembali berbaring dan menutup matanya yang terasa berat, "Aku tahu ini pasti salah satu dari caramu mengembalikan perasaanku. Tapi karena aku terlalu lelah malam ini, aku akan membiarkanmu melakukannya tanpa banyak makian."
Sehun tak menjawab. Lelaki itu masih sibuk membersihkan kaki Lisa tanpa berniat menggubris ucapan wanita yang nafasnya sudah kembali normal itu.
"Istirahatlah." Kata Sehun sembari berdiri dari ranjang dan menarik selimut untuk menutupi tubuh Lisa.
Pun Lisa kembali membuka matanya saat menatap Sehun yang sudah berbalik untuk duduk pada sofa di sudut ruangan.
Lelaki itu meraih laptop yang sedari tadi bertengger di atas nakas dan membukanya.
Entah sejak kapan Sehun meletakkan benda yang membuatnya sibuk itu disana. Mungkin saja Sehun sempat menunggu Lisa di kamar hotelnya sembari mengerjakan pekerjaan yang tak dapat ditunda.
Namun karena Lisa tak kunjung menampakkan diri, alhasil lelaki itu mencarinya langsung di luar sana.
Setidaknya, itulah yang ada dipikiran Lisa sekarang.
Dan melihat pemandangan damai itu, Lisa pun memilih tidur menyamping untuk memperhatikan lelaki yang terlihat fokus pada apa yang dihadapannya.
Ah, benar. Sejak dulu Sehun oppa takkan banyak bertanya untuk semua hal yang menggangguku. Aku sampai lupa jika hal seperti inilah yang membuatku sangat menyukainya.
Lisa memandang lelaki tampan itu dengan tangannya yang menjadi sandaran alas kepala.
Ia memutar memori tentang apa saja yang membuatnya jatuh hati kepada lelaki yang dulunya suka bermain wanita namun dingin kepadanya itu.
Sehun selalu ada saat Lisa terpuruk.
Sehun selalu menenangkannya disaat ia merasa hancur.
Sehun takkan banyak bertanya dan hanya akan membuat Lisa merasa tenang.Meski Lisa juga tahu, jika Sehun berulang kali mengecewakannya, tak menganggapnya ada, dan memiliki peran besar dalam patah hatinya yang menyiksa batin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted By You
FanfictionLisa merasa jika Sehun sudah memiliki hatinya sejak lama. Walau Sehun hanya menganggapnya sebagai anak kecil. Walau Sehun hanya memanggil Lisa sebagai 'teman adikku' tanpa pernah menyebut namanya. Walau usia memberi jarak diantara mereka. Walau lel...