achilles heel

2.7K 371 82
                                    

PLAK

Sebuah tamparan mendarat mantap di pipi Lisa.

Bukanlah orang lain yang melakukan tindakan itu melainkan dirinya sendiri yang menarik kembali kesadarannya saat ini.

Bagaimana tidak? Saat tangan Sehun mulai masuk ke dalam blousenya dan bermain disana, saat itu juga Lisa mulai tersadar jika apa yang sedang terjadi adalah sebuah kesalahan.

"Kau tidak apa-apa?" Kata Sehun yang terkejut melihat perubahan sikap Lisa sembari mengelus pipi sang istri yang telah memerah karena tamparannya sendiri itu.

Manik Lisa memperhatikan kekacauan yang ia perbuat.

Bibir ranum Sehun serta dua kancing kemeja lelaki itu yang sudah tak terkait karena ulah tangannya.

Lalisa kau sudah gila.

"Sekarang apa? Apa kau kan memakiku lagi? Kata Sehun yang sudah bersiap menerima pertengkaran part kesekian dengan Lisa yang masih membeku ditempatnya.

Lisa terlihat linglung dan menggeleng pelan. Wanita itupun segera turun dari pangkuan Sehun dan merapikan penampilannya yang sedikit berantakan, "Maafkan aku." Katanya kemudian.

"Kenapa kau meminta maaf?"

"...karena sudah menciummu. Padahal aku sendiri yang melarangmu untuk tak melakukannya."

"...."

"Sekali lagi maafkan aku." Kata Lisa sembari membungkuk enggan.

"Kau sedang tidak mabuk."

"Memang tidak. Ini.. ini.. ini.. Aduh!" Lisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Apa kau akan percaya jika aku mengatakan ini adalah keinginan anakmu?"

Pandangan Sehun tak berubah disana, hal itu membuat Lisa semakin salah tingkah dan merasa seperti orang gila yang ucapannya tak masuk akal, "Kau tak percaya."

"Aku tak mengatakan apapun."

"Pandanganmu seakan menghakimiku jika hal barusan adalah murni keinginanku."

"Memangnya bukan?"

"Lihat! Lihat! Kau tak percaya padaku."

"Sekarang kita kesampingkan dulu persoalan ini. Jawab pertanyaanku dulu, apa yang terjadi antara dirimu dan Minkyu?"

Lisa mengernyitkan dahinya saat mendengar kalimat itu, "Apa kau serius?"

"Jawab saja."

"Kau cemburu?"

"Kau istriku. Tidak enak jika dilihat orang."

"Oh, jika aku bukan istrimu apa kau takkan menanyakan hal ini?"

"Jangan jawab pertanyaanku dengan pertanyaan lagi. Kebiasaan." Kini pandangan Sehun terasa sangat mengintimidasinya.

Pada satu sisi, ada perasaan besar yang membuat Lisa sangat ingin memeluk Oh Sehun, di sisi lain ia juga ingin memberikan tinju mentah pada pemilik paras rupawan itu.

"Kalau kubilang tidak ada apa-apa juga sepertinya kau takkan percaya setiap ucapanku."

"Jadi apa maksud dari 'terima kasih atas kerja kerasmu. Sampai bertemu besok'?"

"Ya tentu saja aku berterima kasih karena dia sudah bekerja sangat baik sebagai asistenmu. Naikkan gajinya sebagai hadiah ulang tahun."

Pandangan tajam Oh Sehun semakin membuat Lisa kegerahan di tempatnya.

"Apa kau sering kemari?"

"Memangnya tidak boleh?"

"Jadi benar kau sering kemari."

Enchanted By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang