her

1.9K 330 69
                                    

Lisa menatap Sehun dengan kesal. Sangat kesal.

Bagaimana tidak?

Dikiranya lelaki itu telah tergoda dan akan menciumnya, namun alih-alih mendapat sebuah ciuman, Sehun malah mendorong wajah Lisa dan menutupnya sempurna menggunakan tangan lelaki yang sanggup menutupi wajah kecil Lisa.

Iya, benar-benar di dorong sampai kepala gadis itu terdorong keluar pintu yang telah terbuka saat ia lengah.

Apalagi dengan kalimat yang dilemparkan Sehun sebelum menutup pintu kamarnya.

'Terlalu cepat 100 tahun, untukmu.' Katanya.

Sial.

Dan disinilah Lisa yang tak dapat fokus pada setiap kalimat yang keluar dari Sehun mengenai operasi matriks dan kawan-kawannya.

Ya, Sehun sedang memberikan les privat kepada sang adik dan Lisa yang memang payah akan pelajaran matematika itu. Well, sebenarnya kedua gadis itu memang payah akan semua pelajaran yang berhubungan dengan rumus dan hitung menghitung.

Maka dari itu, setelah menolak beberapa kali, Sehun pun menyerah dan menuruti pinta Somi untuk memberi pencerahan akan pekerjaan rumah yang sedari tadi tak dapat dipecahkan Somi dan Lisa.

"Hey, kau dengar tidak?" Kata Sehun yang merasa jengah karena pandangan tajam dari Lisa.

"Yayaya." Lisa mendengus sembari berdercak pelan.

Untung saja Lisa sudah jatuh hati. Kalau tidak, dapat dijamin wajah tampan Sehun telah babak belur karena luapan amarah dari gadis itu. 

Begini begini Lisa sudah terbiasa dengan bela diri sejak dirinya sekolah dasar, ya.

"Seriuslah sedikit. Aku heran. Kalian ini hampir terlihat belajar bersama setiap hari tapi seperti tidak ada kemajuan."

"OPPAA!!!" Somi memukul keras kakaknya yang mengucapkan sebuah kebenaran. Mau bagaimana lagi. Selama ini jika belajar bersama, paling tidak hanya tiga puluh menit di awal, dua jam sisanya mereka gunakan untuk bergosip, makan, main, atau sekedar menonton televisi.

"Aku juga heran, begitu banyak wanita yang kau bawa pulang apa kau tidak takut kena penyakit kelamin?!"

Ucapan Lisa sontak membuat kedua kakak  beradik itu terdiam. Somi memang terlihat terkejut, namun tidak dengan Sehun. Lelaki itu masih berpangku tangan sembari mengetuk-ngetukkan ujung pensil pada buku pelajaran Somi, seperti pose awalnya.

Ketika mata Sehun menatap Lisa dengan malas, ketika itu juga rasanya Lisa ingin menampar dirinya sendiri.

"Maka dari itu aku malas berurusan dengan anak kecil merepotkan sepertimu. Rasa ingin tahumu benar-benar menyebalkan." Sehun menghela nafasnya dengan berat. Setelahnya, terlihat jika lelaki itu meregangkan otot-ototnya dan berdiri dari ruang makan.

"Oppa, mau kemana??? Kita belum selesai!" Teriak Somi yang terlihat sedikit menahan kakaknya.

"Aku mengantuk."

Dan kemudian hanya punggung Sehun yang terlihat menjauh dari sana. Disusul dengan makian Somi kepada Lisa yang telah mengusir penolong mereka malam ini. Pun Somi meninggalkan Lisa seorang diri karena akan kembali merayu sang kakak.

Sebenarnya Lisa juga tak sadar ketika melontarkan kalimat itu, bahkan dirinya menyesal. Tapi bagaimanapun ia begitu kesal dengan perlakuan dari sang pujaan hati.

Dasar bodoh, kalau begini kesempatanmu untuk mendapatkan Oh Sehun akan semakin menipis, tahu?!?!

Belum selesai Lisa memaki dirinya sendiri, tiba-tiba ponselnya berbunyi dan menampilkan nama yang membuat moodnya kembali jelek.

Enchanted By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang