Lisa membuka matanya dengan perlahan.
Pemandangan yang pertama kali ditangkap oleh retinanya adalah langit-langit kamar Somi yang berwarna pastel.
Tak segera bangun, gadis itu memilih untuk meregangkan otot-ototnya dengan berguling kesana kemari di atas ranjang.
Dan pemandangan langit kamar Somi tak pernah membuatnya berpikir jauh akan peristiwa kemarin.
Peristiwa dimana Sehun memeluk Lisa sepanjang malam karena gadis itu tak berhenti menangis.
Lisa masih ingat bagaimana Sehun bertanya tentang apa yang membuatnya menangis.
Kau bertengkar lagi dengan ibumu?
Lisa hanya menggeleng sembari terus mengucurkan air matanya.
Tanpa di duga Sehun berhasil melihat bekas kemerahan di leher Lisa.
Apa yang terjadi denganmu? Siapa yang melakukan ini?
Demi apapun, wajah Sehun saat mengatakan kalimat itu masih terpatri nyata diingatannya. Sehun terlihat sangat khawatir..dan marah.
Tentu saja Lisa masih belum berani mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Lisa malu. Lisa merasa jijik dengan dirinya sendiri yang tak berani mengungkap kebenaran.
Dan ketika Lisa hanya terus menangis tanpa menjawab pertanyaan dari Sehun, pun lelaki itu tak memaksa Lisa untuk mengungkapkannya.
Sehun menarik Lisa lebih dalam ke pelukannya, dan hanya mengusap kepala gadis itu hingga ia lelah dan tertidur.
Dan disinilah Lisa ketika ia terbangun, masih di kamar sang sahabat. Namun sepertinya perban lukanya telah diganti.
Bahkan bekas kemerahan di lehernya sudah tertutup sempurna oleh plester berukuran jumbo. Bajunya sudah diganti menjadi piyama.
Lisa pikir Somi lah yang melakukan ini semua.
Ia harus berterimakasih kepada Somi ketika sahabatnya itu pulang nanti.
Ya, nampaknya Somi sengaja tak membangunkan Lisa karena dirinya terlihat kelelahan.
Bahkan jam di ruangan Somi sudah menunjukkan pukul tiga sore hari.
Wah, sepertinya aku pingsan.
Lisa segera beranjak dari tempat tidurnya untuk turun ke lantai bawah dan menyambut Somi yang sebentar lagi akan pulang.
Karena terlalu lama tidur, kepala Lisa terasa sedikit pening saat ini. Bahkan ia harus memegang dinding saat berjalan keluar kamar.
Lisa menuruni tangga dengan hati-hati karena bukan hanya kepalanya yang pusing, tetapi sikut dan lengannya yang kemarin terluka juga masih terasa nyeri.
"Sudah bangun?"
Lisa mengangkat kepalanya dan menyipitkan mata untuk memastikan siapakah yang tengah mengajaknya bicara.
Sehun sedang bersandar pada sofa sembari menonton televisi disana.
"Hmm.." kata Lisa yang masih merasa tak enak dengan peristiwa kemarin. Bukan apa-apa, Lisa hanya takut jika Sehun kembali bertanya akan apa yang terjadi kepadanya.
"Kenapa?" Sehun berjalan mendekati Lisa dan memperhatikan gadis yang memegang kepalanya sembari berjalan ke arah lemari es.
"...kepalaku sakit."
Sehun mengambil sebuah gelas dan mengisinya dengan air mineral untuk segera diserahkan kepada Lisa, "kau terlalu lama tidur." Katanya.
Tanpa menjawab Lisa segera meneguk air yang ditawarkan Sehun dan tentu saja memandang ke arah lain. Entah mengapa ia merasa tak nyaman memandang lelaki itu hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted By You
FanfictionLisa merasa jika Sehun sudah memiliki hatinya sejak lama. Walau Sehun hanya menganggapnya sebagai anak kecil. Walau Sehun hanya memanggil Lisa sebagai 'teman adikku' tanpa pernah menyebut namanya. Walau usia memberi jarak diantara mereka. Walau lel...