"Turun."
Lisa menggeleng mantap dengan wajah pucatnya.
Semakin Sehun mendorong Lisa untuk segera keluar dari mobil, semakin erat pegangan gadis itu pada seat belt yang masih melingkari tubuhnya.
Saat ini keduanya sudah berada di depan kediaman ibu Lisa.
Bukanlah bertemu dengan sang ibu yang membuat wajah Lisa memucat, tapi apa yang akan dikatakan oleh Oh Sehun di dalam sana.
"Oppa. Kumohon jangan begini."
"Kalau kau tidak memberitahuku, biarkan aku bertanya pada ibumu berdasar asumsiku."
"Itu sama saja dengan kau memenggal kepalaku hidup-hidup, Oh Sehun-ssi!" Lisa berteriak dan memukul tangan Sehun berulang kali.
Sehun berdecak kesal. Setelah memperhatikan Lisa beberapa detik sembari berkacak pinggang, lelaki itu kembali masuk ke dalam mobil dan menatap Lisa lekat-lekat, "kalau begitu aku akan datang tanpamu besok."
"OPPA!!"
"Bisakah kau tidak usah berteriak? Aku tidak tuli."
"Kenapa kau jadi begini sih? Apa hobi barumu adalah mengusik urusan orang lain??"
Manik mata Sehun menatap Lisa tajam, "Kau bukan orang lain."
Tercekat. Demi apapun Lisa sangat tercekat.
"Kau kan sudah menjadi kekasihku."
Tersadar dari lamunannya, Lisa kembali bergidik mendengar kalimat Sehun, "sampai kapan kau akan meneruskan permainan ini?"
Sehun mengangkat pundaknya sembari menyalakan mesin mobil.
"Bahkan aku sudah terlalu terlambat untuk menerima hukuman lari keliling lapangan."
"Memangnya siapa yang akan mengantarmu ke sekolah?"
"Hah?" Lisa mendelik ke arah Sehun. Antara ingin protes dan terkejut entah mana yang lebih mendominasinya.
"Kau berada dalam pantauanku sampai kau membuka mulutmu."
🕊
Lisa menggenggam erat tangan Sehun hingga lelaki itu mendelik ke arahnya.
"Apa? Bukankah kau kekasihku? Kenapa menampilkan wajah masam begitu?" Lisa mempertontonkan deretan gigi rapinya kepada Sehun yang merasa terganggu oleh jemari mereka yang saling bertaut.
Ingin membalas ucapan Lisa, namun tentu saja Sehun terlalu malas berdebat. Apalagi di rumah sakit, yang notabenenya adalah tempat dimana dirinya dikagumi serta dijunjung tinggi.
Jika ia ngotot mencampuri urusanku, biar aku tunjukkan bagaimana merepotkannya aku sebagai seorang 'kekasih'nya.
Lisa tersenyum puas saat Sehun kembali berjalan memasuki rumah sakit tanpa repot-repot berdebat dengan dirinya.
"Woah, pemandangan apa ini?" Jisoo yang sudah berada di meja frontliner itu membuat sebuah tepuk tangan kecil ketika melihat Sehun dan Lisa bergandengan tangan tanpa embel-embel Sehun yang mengomel ataupun menghindar.
"Jisoo Unnieee!!" Lisa melambai penuh semangat ke arah Jisoo, "Unnie, maafkan aku. Walau aku sangat merindukanmu, tapi aku tidak dapat bermain denganmu kali ini. Yah.. asal kau tahu, aku sudah menjadi kekasihnya. Jadi untuk merayakan hari besar ini, aku harus menemani dan melayaninya dengan kasih sayangku seharian." Lisa menyampirkan helaian rambutnya kebelakang telinga sembari memainkan dan sengaja memamerkan genggaman tangannya dan Oh Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted By You
FanfictionLisa merasa jika Sehun sudah memiliki hatinya sejak lama. Walau Sehun hanya menganggapnya sebagai anak kecil. Walau Sehun hanya memanggil Lisa sebagai 'teman adikku' tanpa pernah menyebut namanya. Walau usia memberi jarak diantara mereka. Walau lel...