Sehun terus menyeret Lisa kembali ke dalam ruangan yang sempat wanita itu tinggalkan. Pekikan mohon pertolongan pada sepasang pasutri yang nampak acuh–bahkan menertawakannya itu membuat Lisa memaki dalam hati.
Di detik selanjutnya, Sehun segera mendorong Lisa yang sudah lemah karena energinya terhisap rasa takutnya sendiri itu pada sofa di seberang Lili yang masih terlelap.
Lelaki yang aroma parfumnya sudah menempel pada wajah Lisa itupun segera menguncinya disana. Ia menatap wanita cantik di hadapannya itu dengan alis yang sudah bertaut.
"Apasih??" Kata Lisa yang merasa terganggu dengan jarak wajah Sehun dengan dirinya.
"Kau–" belum sempat Sehun bicara, darah segar terlihat menetes dari lubang hidungnya begitu saja.
Lisa yang terkejut menatap pemandangan dihadapannya itu sedikit terbata-bata, "Da-darah!" Reflek, Lisa segera menutup hidung Sehun dengan lengan sweaternya.
"Sial." Kata lelaki itu sembari berdiri dan menengadahkan kepalanya.
"Wah Lisa, kau berhasil melukainya." Celoteh Suho di belakang Sehun membuat Lisa semakin merasa bersalah.
Lihatlah, Lisa kembali melukai Oh Sehun meskipun dalam konteks yang berbeda.
Wanita cantik berambut hitam itu segera berlari mencari tissue di sekitarnya dan kembali menghampiri Oh Sehun, "pakai tissue ini." Katanya yang masih kebingungan mengitari Sehun.
"Apa kau tidak apa?"
"..."
"Apa sakit?"
"..."
"Kepalamu pusing?" Lisa hampir menangis disana. Ia kembali mengingat momen dimana Sehun tergeletak lemah di atas ranjang rumah sakit karena dirinya.
"Lalisa, ia hanya mimisan karena terbentur pintu bukan terluka karena tabrak lari." Sebuah kalimat meluncur mulus dari mulut Suho tanpa melewati otak lelaki itu.
Alhasil, suasana disekitar mereka menjadi sunyi setelah mendengar kalimat Suho.
Tersadar jika perkataannya sudah membuka luka lama tanpa sengaja, Pun Suho segera menutup mulut dengan diikuti oleh sebuah tinju dari sang istri pada ulu hatinya.
"Ma–maafkan aku." Kata Lisa dengan kepalanya yang sudah tertunduk. Ia mulai mereka ulang kejadian menyeramkan tujuh tahun silam.
Bagaimana Sehun terkapar lemas tak sadarkan diri dengan banyak luka di tubuhnya. Bagaimana Somi terluka dan trauma hanya dengan melihatnya.
Benar, tak seharusnya Lisa ada di sekitar mereka lagi. Lisa lah sumber dari luka mereka semua dan ia takkan pernah melupakan hal itu.
"Maafkan aku." Kata Lisa sembari berlalu pergi dari ruangan itu tanpa menoleh kembali.
Teriakan Jisoo dan Suho yang memanggil namanya pun tak diindahkan sama sekali. Lisa hanya perlu menjaga jarak pada mereka semua.
Aku sudah seperti kutukan bagi mereka. Kehadiranku sangat merugikan mereka. Aku tidak boleh–
"GYAA!!"
Baru saja Lisa hendak tenggelam dalam pikiran yang menyalahkan dirinya sendiri, Oh Sehun sudah mengangkat tubuhnya dengan paksa.
Lelaki itu membopong Lisa pada pundak kanannya seperti Lisa adalah kumpulan sekarung bulu angsa.
"Apa-apaan Oh Sehun???" Lisa meronta dalam kendali lelaki itu, namun yang diajak bicara sama sekali tak perduli.
"Aku pinjam kamar tamu." Kata Sehun yang segera membawa Lisa masuk ke dalam sebuah ruangan yang berada di sudut.
"Ya! Ya! Ya! Jangan melakukan hal aneh di apartmen yang baru kusewa dua minggu lalu!" Suara Suho dari balik pintu pun hanya terdengar seperti angin yang melewati kuping Oh Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted By You
FanfictionLisa merasa jika Sehun sudah memiliki hatinya sejak lama. Walau Sehun hanya menganggapnya sebagai anak kecil. Walau Sehun hanya memanggil Lisa sebagai 'teman adikku' tanpa pernah menyebut namanya. Walau usia memberi jarak diantara mereka. Walau lel...