Chapter 54- Kaki dan Hati

777 113 108
                                    

Eunha menyeruput minuman matcha nya yang baru saja dibelinya dari cafe disamoubg perusahaan, matanya menerawang pada jalanan yang dilintasi banyak kendaraan. Pikiran nya tak disana, pikiran nya kembali terbang pada pristiwa seminggu lalu dimana Yerin, Nayeon, dan Taheyung menonton dan menyaksikan kehancuran rumah tangga nya yang hancur secara menyedihkan.

Selama seminggu ini Yoongi bahkan tak pernah berniat menyapanya, mereka tak bicara sama sekali jika bukan Eunha yang memulai pembicaraan. Waktu bicara mereka juga tak banyak, hanya beberapa kali berpapasan saat Eunha hendak mengambil barang nya dikakar Yoongi, mengingat kini mereka sudah pisah kamar. Yang Eunha tau kini hubungan mereka makin memburuk.

"Jangan melamun, cantik" suara laki yang terdengar tiba tiba itu membuat lamunan Eunha buyar sambil menoleh ke arah suara.

Eunha mendapati Nick yang sudah tersenyum duduk disamping nya, "Eh sejak kapan disini?" Tegur Eunha.

"Sejak tadi" jawab Nick tanpa menghilangkan senyuman manis di wajahnya.

"Ah maaf, Aku tak sadar" ucap Eunha merada tak enak.

"Tak apa, aku juga sejak tadi sibuk memandangi pemandangan indah" jawab Nick lalu menyedot kopinya.

Eunha terkekeh pelan, "Kau bercanda, disini hanya pemandangan mobil, tak ada pemandangan indah sama sekali" timpal Eunha mentertawai Nick.

"Ada kok, pemandangan indah yang hanya ada di Korea, aku jauh jauh dari Jerman ke Korea untuk melihat pemandangan indah itu" jawab Nick dengan tenang.

Dahi Eunha mengernyit, "Oh ya? Apa? Dimana?" Tanya Eunha penasaran.

Nick menatap eunha sebentar, lalu tersenyum misterius "Rahasia" jawab Nick lalu berdiri meninggalkan Eunha, berniat kembali ke perusahaan.

Buru buru Eunha ikut bangkit menyusul Nick, "Ihh Nick jangan pelit dong! Tunjukkan pada ku juga di mana pemandangan nya" sungut Eunha sambil berlari kecil mengejar Nick.

"Nick! Dasar pelit, aku kan juga mau lih-AHH!!" Nick spontan membalikkan badan nya saat mendengar pekikan gadis itu. Mata nya melebar khawatir melihat gadis itu sudah tersungkur di jalanan dengan minuman nya yanh sudah tumpah karena terserempet pengendara sepeda.

"Eunha!" Seru Nick buru buru menghampiri gadis itu.

"Aduuuh" lirih Eunha yang masih terduduk dijalanan meringis kesakitan karena tangan nya yang menadarat dengan tak siap.

"Kau baik baik saja? Ada yang luka? Dimana?"tanya Nick bertubi tubi.

"Aduh maaf, Saya tadi kurang hati hati hingga tak sengaja menyerempet," sahut pengendara sepeda itu.

Nick menatap kesal kearah laki laki itu, "Harus nya kau hati hati dong, kau tak lihat jalanan ramai begini? Harusnya kau lebih pelan-"

"Nick sudah, salah ku juga tadi kurang berhati hati. Aku berlarian di jalan ramai begini" potong Eunha berusaha menenangkan Nick. Syukurnya hal itu bisa berhasil membuat kekesalan Nuck mereda.

"Maaf Nona, apa saya harus ganti rugi? Saya harus buru buru pergi, untuk biaya pengobatan-"

"Eh tak usah kok, Aku tak apa apa. Kau tak perlu bayar biaya apapun. Silahkan pergi, kau harus buru buru kan?" Tolak Eunha.

"Ah, kalau begitu saya minta maaf sekali lagi, saya izin pergi Nona" pamit pengendara sepeda itu sedikit merasa tak enak dengan Eunha.

"Bisa berdiri?" Tanya Nick khawatir melihat lutut Eunha yang terluka.

"Bisa" jawab Eunha yakin.

"Ah lupakan, Aku gendong saja" putus Nick selanjutnya.

"Eh tak us-" kalimat Eunha terpotong saat Nick sudah buru buru mengangkat Eunha ke gendongan nya membuat Eunha harus melingkarkan lengan nya di leher Nick agar tak terjatuh.

MY HOMEMATE (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang