Chapter 77 - Trauma

561 57 31
                                    

Jangan lupa komen ya!
Soalnya bacain komen kalian tu mood booster akuu₊˚⊹♡
happy reading!˶ᵔ ᵕ ᵔ˶

.

.

“Maaf pak silakan tunggu di luar” ucap seorang perawat sebelum menutup pintu.

Yoongi menatap lemas pintu ruang UGD yang tertutup setelah membawa masuk Eunha ke dalam sana. Setelah berteriak panik memarahi seisi rumah sakit yang dianggap Yoongi lambat, laki laki itu belum juga puas setelah Eunha akhirnya masuk kedalam ruang UGD itu dengan beberapa dokter dan perawat disana.

Yoongi duduk dikursi tunggu yang ada di depan ruangan itu, ia menenggelamkan wajahnya di telapak tangan dengan gusar. Kata kata yang di ucapkan Eunha tadi mampu membuatnya jauh lebih ketakutan dari pada sebelum nya. James diam menatap tuannya yang duduk tak bergeming di kursi tunggu, sama sekali tak berani berkomentar atau sekedar buka suara. Sejak datang ke rumah sakit ini, ini pertama kalinya James melihat Tuan nya meledak seperti tadi. James tahu, kemarahan yang dilemparkan Tuannya pada para petugas kesehatan tadi tak lebih merupakan bentuk kepanikan Tuannya melihat kondisi sang Nona muda.

Sudah 30 menit, dan belum ada tanda tanda pintu itu akan terbuka, keheningan masih melingkupi antara James dan Yoongi. Tuan nya itu juga tampak tak berminat buka suara, sibuk dengan pikiran nya sendiri. Suara derap langkah kaki yang ramai terdengar mendekat dengan tergesa, memecahkan keheningan yang sejak tadi ada disana. Tampak Yerin dan Nayeon serta kedua orang tua Eunha dan Yoongi berjalan terburu menghampiri mereka berdua dengan cemas.

“Yoongi, apa yang terjadi sayang? Eunha dimana?” Ibu Yoongi yang pertama kali buka suara, matanya menilik penampilan putranya yang tampak berantakan.

Yoongi menghela nafas berat, “Eunha baik baik saja kan? Ini darah siapa di bajumu?” kali ini Ibu Eunha gantian bertanya dengan cemas.

Yoongi menelan ludah nya, laki laki itu tampak kalut. Semuanya terlihat berantakan, Yoongi terlihat sangat tak baik baik saja, “Eunha sedang di tangani di dalam” jawab Yoongi lemah, tenaga nya seperti tersedot habis karena memikirkan kondisi Eunha.

“Ini darah siapa? Kau terluka?” ibu Yoongi kembali bersuara.

Yongi menggeleng pelan, “Darah Eunha” jawab Yoongi lagi dengan lemah. Semua orang terdiam, tak lagi berani bicara. Mereka langsung menuju ke rumah sakit setelah mendapat kabar dari James, berharap bisa mendapatkan kabar baik disini, tapi tampak nya kini mereka belum bisa menarik nafas lega, apalagi penampilan Yoongi terlihat kacau.

Ibu Yoongi mengambil tempat disamping putranya, mengusap pelan bahu Yoongi berusaha memberikan ketenangan pada putra nya itu. “Bu...” panggil Yoongi lirih. Tatapan laki laki itu tampak kosong ke depan.

“Ya?” sahut wanita paruh baya, dirasakan nya tangan Yoongi kini menggenggam tangan nya erat, seolah meminta kekuatan dari sang ibu.

“Eunha akan baik baik saja kan?” tanya Yoongi kalut. Wanita itu diam sejenak, tak langsung menjawab.

Ibu Yoongi merangkul pelan tubuh besar anak nya itu, memberikan sedikit pelukan untuk Yoongi. “Eunha pasti baik baik saja” ucap Ibu memberikan Yoongi secercah harapan.

Ayah Yoongi menghela nafas berat melihat kondisi putranya yang makin terlihat hancur itu, “Eunha akan baik baik saja. Sekarang lebih baik kau ganti bajumu, kau tidak akan terus terusan memakai baju berlumuran darah itu kan?” ucap pria itu akhirnya angkat suara.

Jauh dari dugaan, Yoongi malah menghadiahi ayah nya itu dengan tatapan sinis yang tajam, “Aku tak akan kemana mana sebelum Eunha keluar dari ruangan itu” jawab Yoongi tajam, sama sekali tak suka dengan gagasan ayah nya barusan. Pria paruh baya itu menghela nafas pelan, membiarkan putra semata wayang nya itu melakukan sesuai keinginan nya.

MY HOMEMATE (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang