Chapter 68 - Kesibukan

656 83 30
                                    

Eunha duduk didepan televisi, bermodalkan selimut kecil yang tipis ia meringkuk diatas sofa. Ia berniat menunggui Yoongi pulang kerja, hari ini ia baru sempat melihat wajah suaminya itu kurang dari 10 detik, saat Yoongi pamit pergi padanya saat tidur. Sekarang sudah jam 9 dan Yoongi belum juga pulang.

"Nona sedang apa?" Tanya Yena sambil membawakan gadis itu secangkir cokelat hangat.

"Terimakasih" ucap Eunha seraya menerima cangkir itu. "Aku sedang menunggui Yoongi pulang" lanjut Eunha.

Yena melirik jam, "Sepertinya Tuan Yoongi pulang telat malam ini" ucap Yena yang kini ikut duduk disofa menemani Eunha. Gadis itu mengangguk, kini berganti menatap bingkai foto besar yang berisi foto pernikahan nya dengan Yoongi.

"Itu sejak kapan dipasang lagi?" Tanya Eunha, mengingat ia sempat menghancurkan bingkai itu dulu.

"Sehari setelah Nona pergi ke Jerman, bingkai fotonya langsung diganti dan langsung dipajang lagi" jelas Yena membuat Eunha mengangguk angguk.

"Selama Nona pergi, Tuan Yoongi juga sering menatap bingkai foto itu" lanjut Yena.

"Oh ya?" Kaget Eunha.

"Iya. Tuan suka duduk disini menyalakan televisi tapi malah asik memandangi foto itu" jelas Yena.

"Kata Pak James, Tuan Yoongi jadi menyibukkan diri hingga lembur dikantor agar pikiran nya teralihkan dari dari masalah kemarin" tmbah Yena.

Eunha mendesah khawatir, "Dasar laki laki itu" ucap Eunha sambil berdecak tak suka.

"Selain itu, diakhir pekan Tuan Yoongi jadi sering mengurusi tanaman Nona di taman depan. Tuan Yoongi yang merawat semua tanaman Nona didepan hingga akhirnya bisa mekar" Yena lanjut bercerita sedangkan Eunha terus menyimak.

"Kalau waktu sarapan, Tuan Yoongi juga sering bengong memandangi kursi didepannya, tempat dimana Nona Eunha selalu duduk untuk sarapan" ucap Yena.

"Yoongi begitu?" Tanya Eunha. Yena mengangguk.

"Bukan hanya itu. Saya akan langsung tahu kalau Nona Eunha membalas pesan atau menjawab panggilan Tuan Yoongi. Karena itu akan terlihat jelas diwajah Tuan Yoongi" ucap Yena lagi.

"Aku tak tahu kalau Yoongi bisa begitu" komentar Eunha.

"Saya juga baru tahu saat kejadian kemarin" timpal Yena.
Eunha terdiam, larut pada pikiran nya sendiri. Ternyata, dua bulan kemarin tak hanya terasa berat untuk dirinya saja. Tapi untuk mereka berdua.

Sibuk dengan pikiran nya, dan tubuhnya yang hangat karena secangkir cokelat buatan Yena, nyatanya misi Eunha untuk terus terjaga sampai Yoongi pulang berakhir gagal. Gadis itu justru terlelap diatas sofa kini. Yena hanya bisa menghela nafas saat menemukan Eunha sudah tertidur didepan televisi yang menyala. Yena melirik jam, sudah jam 11 dan Tuan nya belum juga pulang. Yena menaikkan selimut Eunha yang tersibak, bingung juga harus membangunkan Nona nya itu untuk pindah kekamar atau bagaimana.

Tepat pada saat itu, suara mobil yang terparkir terdengar, menandakan Yoongi sudah pulang. Benar saja, tak lama langsung terlihat Yoongi yang memasuki ruang televisi, menatap bingung pada Eunha yang terlelap.

"Eunha kenapa disini?" Tanya Yoongi sambil menghampiri sofa.

"Nona Eunha tertidur saat menunggui Tuan Yoongi pulang" jelas Yena.

Dahi Yoongi mengernyit. "Eunha menunggui aku pulang?" Tanya Yoongi.

"Iya, Tuan" jawab Yena. Yoongi menghela nafas pelan sebelum akhirnya berjongkok di sisi sofa.

"Biar aku yang pindahkan ke kamar" ucap Yoongi lalu mulai perlahan mengangkat tubuh Eunha. Berusaha agar gadis itu tak terusik dalam tidurnya. Begitupun saat menidurkan kembali gadis itu diatas kasur, secara perlahan hingga gadis itu tetap didalam mimpinya.

MY HOMEMATE (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang