Chapter 88 - Makan malam?

272 35 3
                                    

“Waahhh” Eunha menatap sekelilingnya dengan takjub. Ini pertama kalinya ia ke Italia dan semua sudut yang ditangkap matanya terlihat indah. Matanya terpukau melihat tiap sisi kota yang memancarkan suasana khas Italia.

Yoongi berjalan di belakang Eunha, memantau gadis yang berjalan dengan sesekali berputar takjub menatap bangunan serta pemandangan Italia. Sekarang sudah jam 3 siang, tak terlalu banyak orang yang berlalu lalang tapi tak bisa dibilang sepi juga. Cuacanya juga tak terlalu terik. Cukup pas untuk dipakai jalan jalan seperti sekarang.

“Hati hati Eunha” tegur Yoongi karena Eunha yang terus terusan sibuk melihat sekitarnya tanpa memerhatikan langkahnya.

“Yoongi, bukankah sejak tadi ada banyak sekali kedai es krim?” tanya Eunha tak memperdulikan peringatan Yoongi barusan.

Yoongi mengangguk kecil, “Hm, disini memang terkenal akan gelatonya” jelas Yoongi singkat.

Eunha berlari kecil meraih lengan Yoongi, “Aku mau! Aku mau es krim, Yoongi” pinta Eunha dengan semangat, membuat Yoongi tak bisa menolak permintaan gadis itu.

“Iya” setuju Yoongi akhirnya membuat Eunha meloncat girang.

“Ayo ke kedai itu! orang orang mengantri disana, jadi pasti gelatonya terkenal dan enakkan?” ajak Eunha menarik lengan Yoongi menuju kedai yang dimaksudnya.

Yoongi menurut, mengikuti tarikan tangan Eunha menuju salah satu kedai yang memiliki antrian cukup panjang. Meski panjang, tapi pergerakan antrian itu cukup cepat jadi mungkin tak terlalu buruk untuk ikut mengantri disana.

Yoongi memerhatikan Eunha yang berdiri disisinya menanti antrian dengan semangat, “Tak panas?” tanya Yoongi pada Eunha.

“Hm?” Eunha menoleh bingung.

“Kau tak takut kulitmu terbakar?” tanya Yoongi menatap pada pakaian Eunha yang menunjukkan bahunya. Gadis itu memakai dress kuning dengan tali spageti dan bahu terbuka, sinar matahari bisa leluasa menyapa kulit gadis itu.

“Ah tak masalah. Aku sudah pakai tabir surya tadi” jawab Eunha santai. Tapi Yoongi tampak tak puas dengan jawaban Eunha, laki laki itu masih menatap bahu Eunha dengan tak yakin.

“Lagian mataharinya tak terlalu terik karena sudah sore. Jadi ini semua akan baik baik saja” ucap Eunha kembali meyakinkan.

Sebenarnya kulit terbakar hanya alasan Yoongi. Alasan sesungguhnya adalah karena bahu cantik Eunha yang terekspos membuat Yoongi tak rela jika semua orang bisa melihat bahu cantik itu. Hanya ia yang boleh.

“Yoongi! Lihat sini!” panggil Eunha mengarahkan kamera ponselnya pada mereka berdua.

CEKREK!

Yoongi bahkan belum sempat bereaksi karena Eunha yang mengambil foto mereka terlalu cepat.

“Aku tak suka” komentar Yoongi. Ia memang selalu tak suka mengambil gambar dirinya.

“Ih kenapa. Ini kan kenang kenangan kita antri es krim saat honey moon. Kapan lagi?” jawab Eunha tak peduli pada protes Yoongi.

Mendengar kata ‘honey moon’ Yoongi jadi salah tingkah sendiri. “Aku tak pernah bilang kalau ini honey moon. Ini hanya liburan biasa” jelas Yoongi tanpa menatap Eunha.

“Ya, ya, ya. Terserah Yoongi. Tapi kalau aku mau anggap ini sebagai honey moon memangnya tak boleh?” tanya Eunha.

Yoongi berdehem singkat. “Terserah kau saja” jawab Yoongi membuat Eunha menahan senyumnya melihat tingkah Yoongi. Bertahun tahun bersama laki laki ini Eunha paham masih susah bagi Yoongi untuk mengesampingkan gengsinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY HOMEMATE (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang