Chapter 31-Mimpi

1.2K 111 28
                                    

"Nanti jadi kan?  Tak batal lagi?" tanya Hamin pada eunha yang sedang mencuci piring. Eunha terkekeh pelan.

"iya iya, tenang saja hari ini tak akan batal" ucap eunha sambil mencuci piring. Hamin tersenyum senang lalu mengacak rambut eunha, "oke kalau begitu" ucap hamin lalu pergi.

"iiihhh! Rambut ku berantakan" ucap eunha pada hamin yang sudah pergi, meski begitu eunha dapat mendengar suara kekehan Hamin dari jauh.

Setelah selesai mencuci piring eunha beralih pada sampah yang sudah menumpuk di sudut ruangan. Meski terganggu karena baunya, eunha tetap memasukkan sampah sampah itu kedalam trashbag, mengikat nya dengan kuat lalu berniat mengangkat nya untuk di buang di belakang cafe.

"biar aku saja" ucap Hamin yang sudah tiba tiba mengambil alih kantung plastik besar itu.

"kau lap kaca depan saja, setelah itu pekerjaan kita selesai" ucap Hamin lalu berjalan membuang sampah itu. Tanpa protes eunha langsung menuju kekaca depan, mengelap kaca yang tak terlalu kotor itu. Tak perlu menunggu lama untuk eunha selesai mengelap kaca itu hingga bersih.

"sudah?" Hamin tiba tiba sudah berada di sebelah eunha, bahkan sudah siap tanpa apron nya.

"sudah kok" jawab eunha menyelesaikan pekerjaan nya.

"aku tunggu di depan ya,jangan lama lama" ucap Hamin sambil tersenyum lalu keluar cafe.

Tak mau membuat Hamin menunggu lama eunha buru buru menuju barang barang nya di loker, ia melepas apronnya dan mengambil tas nya dari dalam loker.

"sudah mau pulang" tanya Sohye, karyawan yang bertugas menjaga cafe pada shift malam.

"iya, aku duluan ya. Selamat bekerja" pamit eunha pada Sohye.

"hmm, hati hati di jalan" ucap Sohye masih fokus pada pekerjaan nya. Eunha hanya tersenyum. Sebenar nya hubungan mereka tak terlalu dekat karena bekerja di jam yang berbeda.

"bukankah tas nya terlalu ber-merk untuk ukuran seorang pelayan cafe?" ucap seorang karyawan lain pada Sohye sambil melihat eunha berjalan keluar cafe. Sohye dan karyawan wanita itu memperhatikan tas ber-merk yang seharus nya memiliki harga berjuta juta itu.

"iyasih" ucap Sohye memperhatikan tas milik eunha, "atau mungkin imitasi" ucap Sohye berkesimpulan. Dua gadis itu mengangguk angguk setuju.

***

"bagaimana? Enak kan?" tanya Hamin pada eunha yang lahap memakan mie kacang milik nya.

"iya, enak" ucap eunha sambil tersenyum.

"kalau kau mau, aku punya banyak list tempat makanan enak disekitar sini" ucap Hamin membuat mata eunha berbinar.

"waah, sungguh?" tanya eunha antusias.

"iya, kapan kapan aku ajak kau coba tteokbokki langganan ku" ucap Hamin. Eunha memberikan jempol nya sebagai jawaban.

"pelan pelan saja makannya" ucap Hamin pada Eunha yang tampak lahap.

"soalnya enak sih" ucap eunha lalu tersenyum lebar.

"sampai belepotan begini" ucap Hamin lalu menyeka ujung bibir eunha yang terkena bumbu kacang dengan tisu.

"eh biar aku saja" ucap eunha lalu mengambil alih tisu dari tangan hamin, ia mengelap bibirnya sendiri sampai bersih.

"kalau sudah makan mau nonton film dulu? Kebetulan ada film bagus yang sedang tayang" tawar hamin pada eunha. Eunha mengigit bibirnya pelan, menimang nimang tawaran tersebut.

"emmm, seperti nya aku tak bisa. Aku tak boleh pulang terlalu larut" ucap eunha membuat sedikit guratan kecewa muncul di wajah Hamin.

"Ya sudah, kalau begitu besok besok" ucao Hamin lalu tersenyum.

MY HOMEMATE (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang