Chapter 82 - Sialan

531 53 20
                                    

“Belum mau turun, Nona?” tanya Ryujin yang kini berada dikursi kemudi, begitu juga Yena yang duduk di sebelah Ryujin ikut menoleh ke belakang, ke arahnya.

Eunha meremas tangannya gugup, matanya melihat keluar jendela. Ia datang ke kantor Yoongi dengan harapan bisa makan siang dengan Yoongi, bekal sudah ia siapkan seperti biasanya. Tapi, ia harusnya ingat bahwa setiap jam makan siang suasana perusahaan itu lebih ramai daripada biasanya. Eunha yang awalnya berniat turun kini ciut melihat orang sebanyak itu. Ia masih belum berani berinteraksi terlalu dekat dengan laki laki sebanyak itu terlebih tak ada Yoongi disampingnya.

Eunha menunduk, “Maaf ya, sepertinya aku tak bisa turun” ucap Eunha lirih. Sama sekali tak membuat Ryujin dan Yena kesal sama sekali, dua gadis itu justru menatap Eunha iba.

“Tak apa Nona” ucap Ryujin menanggapi.

“Atau mau ditelepon Tuan Yoongi? Biar Tuan Yoongi turun dan menjemput kesini?” tawar Yena memberikan ide.

Eunha menggeleng, “Tak usah, aku tak mau ganggu dia. Takutnya kalau aku memaksa turun malah jadi merepotkan Yoongi. Kita pulang saja ya?” ajak Eunha akhirnya menyerah.

Ryujin mengangguk patuh, menuruti permintaan Nonanya. “Bekalnya mau di apakan Nona?” tanya Yena menatap bekal kotak makan siang yang sudah disiapkan Eunha.

Eunha ikut menatap kotak bekal itu, “Tolong di titip ke resepsionis nya saja Yena” pinta Eunha yang langsung di angguki Yena.

*****

“Kau jadi rajin merajut” komentar Nayeon melihat tumbukan benang rajut milik Eunha.

Hari ini Yerin, Nayeon, dan Taehyung datang menjenguk Eunha yang dikabarkan sudah berhasil melawan ketakutannya meski belum seratus persen. Pasalnya Taehyung masih harus mengambil tempat duduk yang cukup jauh dari Eunha karena gadis itu yang masih merasa tak nyaman di sekitarnya. Eunha banyak menerima kunjungan hari ini, sebelum ketiga temannya ini datang orang tuanya baru saja pulang.

Eunha mengangguk mengiyakan perkataan Nayeon, “Iya, kemarin Yoongi belikan aku benang rajut yang banyak” lapor Eunha. Diam diam Yerin geleng geleng kepala melihat tingkah Yoongi, laki laki itu selalu impulsif jika berhubungan dengan Eunha.

Eunha mengambil satu benang berwarna pink tua, “Aku mau merajut syal lagi untuk Yoongi, belakangan udara jadi lebih dingin” ucap Eunha dengan riang.

“PFFTTT” suara tawa Taehyung yang meledak membuat tiga gadis itu menoleh pada Taehyung yang menyimak dari tempat duduknya.

“K-kenapa?” tanya Eunha melihat tawa Taehyung dengan bingung, begitu juga Yerin dan Nayeon.

Taehyung meredakan tawanya, “Kau yakin mau buat syal pakai warna itu?” tanya Taehyung, membuat Eunha menatap benang rajut berwarna pink tua di tangannya itu.

“Memangnya kenapa?” tanya Eunha pelan.

“Yah bagus sih, aku jadi bisa menertawakan Yoongi lagi jadinya” ucap Taehyung kembali tertawa puas, sedangkan Nayeon dan Yerin diam diam sudah memelototi Taehyung karena raut wajah Eunha yang tampak sedih.

“Memangnya aneh ya? Kalau begitu aku ganti saja warnanya” lirih Eunha dengan murung.

“Kenapa? Aku suka kok” suara Yoongi yang tiba tiba menginterupsi, membuat semua orang menoleh ke asal suara. Ada Yoongi yang baru saja pulang kerja, menghampiri kearah mereka.

“Yoongi!” seru Eunha antusias melihat kehadiran laki laki itu.

Yoongi mendekat memberikan usapan pelan di pucuk kepala Eunha dan duduk di samping gadis itu.

MY HOMEMATE (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang