Chapter 23-Saingan

1.3K 116 47
                                    

Oke jadi ini ada 4470 kata jadi santai dan enjoy aja bacanya biar gacape. Happy reading, jangan lupa dengerin lagu di media sayangggg!
.
.

.

Acara tahun baru terus berlanjut meski sudah larut malam. Entah sudah berapa banyak makanan yang masuk ke perut mereka. Sejak tadi mereka terus memakan makanan yang tersedia tanpa jeda. Malam ini semua orang berencana menginap di rumah baru yoongi dan eunha.

Mereka tertawa mendengar celotehan taehyung yang sejak tadi membuat eunha tekikik geli. Perut mereka tak menolak makanan yang sejak tadi masuk tak berhenti. Meski suasana sedang heboh heboh nya dan semua orang tertawa tapi yoongi tetap memasang wajah datar nya sambil menyesap minuman.

"eh minum nya habis" ucap nayeon melihat teko berisi gelas itu kosong. Daging yang di beli memang banyak sehingga sejak tadi tak habis habis, dan minuman menemani kegiatan makan mereka sejak tadi.

"biar aku yang ambil" ucap eunha bangkit mengambil teko dari tangan nayeon. Toh juga tak susah, ia hanya perlu menuang minuman yang di beli Yerin kedalam teko.

"aku bantu" eunha menengok ke arah suara yang menawarkan bantuan padanya. Eunha menelan ludah secara tak sadar saat melihat bahwa orang itu adalah Hana.

"aku kebawah dulu" pamit eunha pada yerin sambil membawa teko. Yerin mengangguk dengan matanya yang berkobar seolah berkata "FIGHTING EUNHA!"

Eunha menyusuri tangga menuju dapur dengan canggung. Bayangkan saja, sejak tadi ia bahkan tak terlibat pembicaraan dengan hana dan sekarang ia malah berduaan dengan Hana. Eunha sama sekali tak berniat membuka pembicaraan lebih dulu, camkan itu!

Namun, seperti bisa membaca pikiran eunha Hana tiba tiba berinisiatif membuka pembicaraan dengan eunha, membuat eunha merasa perjalanan menuju dapur sangat lama.

"ini rumah pilihan nona?" tanya Hana disebelah eunha sambil melihat lihat furnitur rumah.

"iya" jawab eunha sekadar nya saja.

"wah pilihan yang bagus ya" puji Hana. Jangan lupakan senyuman anggun yang tak pernah lepas dari bibir hana.

"nona eunha beruntung ya bisa mendapatkan suami seperti Tuan Min" ucap hana. Eunha menengok ke arah Hana, ada jeda sejenak sebelum ia menjawab.

"Hmm, iya" jawab eunha.

"Nona eunha kadang membuat saya iri" jawab hana lagi lagi membuat eunha menengok ke arah nya.

"iri?  Iri kenapa?" tanya eunha.

"Nona eunha bisa punya suami yang hebat dan menjalani hidup yang baik" ucap Hana. Senyuman dibibir Hana entah kenapa membuat eunha merasa bahwa kepribadian nya dan hana sangat berbeda.
Mereka sampai di dapur, eunha meletakkan teko di atas meja. Sibuk mencari minuman di kulkas.

"Yoongi memang suami hebat, seperti yang kau bilang tadi aku beruntung bisa menikah dengan nya" ucap eunha masih sibuk mencari di depan kulkas.

"kadang aku ingin menjadi seperti nona eunha" lanjut Hana.

"jadi seperti ku?" tanya eunha sambil menutup pintu kulkas.

"iya, Rasanya enak bisa mendapatkan apa saja tanpa bekerja keras. Kalau aku, aku harus bekerja dulu baru bisa mendapatkan apa yang ku mau" gerakan tangan eunha yang membutar tutup botol berhenti sejenak. Lalu berusaha terlihat biasa saja mendengar ucapan Hana yang sedikit menyentil hati nya. Hana berucap seolah menyindir eunha yang tak bekerja dan selalu minta ini itu pada yoongi.

"Tapi aku bersyukur juga bisa bekerja. Karena membeli sesuatu dari hasil kerja keras sendiri itu rasanya lebih bangga dari sekedar meminta pada orang lain" lanjut hana. Kali ini eunha lagi lagi menengok ke arah Hana yang tersenyum manis pada eunha, sayang nya senyuman itu sama sekali tak menular pada eunha. Rasanya eunha benar benar merasa tertampar dan merasa jadi orang paling tak berguna mendengar kata kata itu. Ia ingin marah, tapi rasanya ia akan jadi orang paling sensitif jika marah pada Hana padahal Hana disitu menatap nya sambil tersenyum santai seolah kalimat itu tadi bukan apa apa.

MY HOMEMATE (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang