Setelah sekian lama duduk diruangan itu dan berbincang serius akhirnya Eunha melihat amplop coklat yang disodorkan di hadapan nya sambil tersenyum. Akhir nya bisa mendapatkan nya setelah sekian lama dengan kerja keras nya sendiri. Perlahan eunha menyentuh amplop itu dengan senyum bangga, menatap laki laki di depan nya yang juga menatap nya dengan senyuman.
"kau yakin?" tanya laki laki itu pada eunha. Eunha tersenyum pada laki laki itu.
"Saya yakin, Manajer. Terimakasih atas bantuan nya selama ini" ucap eunha pada manajer di depan nya. Laki laki itu menghela nafas.
"sama sama, aku tak menyangka kau akan secepat ini mengakhiri kontrak mu disini" ucap Manajer itu sambil tersenyum tipis pada Eunha.
"Terimakasih juga sudah bekerja keras selama ini" ucap manajer itu sambil mengulurkan tangan nya pada runha untuk berjabat tangan. Eunha menyambut uluran Manajer nya itu. Setelah berjabat tangan eunha perlahan berdiri, dan membungkuk sopan pada laki laki itu.
"Kalau begitu, saya pamit, Manajer" ucap Eunha berpamitan pada laki laki itu membuat sang manajer tersenyum sambil mengangguk pelan.
Eunha menutup pintu ruangan mantan Manajer nya itu. Melangkahkan kaki nya untuk keluar dari caffe yang selama sebulan ini menjadi tempat nya bekerja. Hamin belum datang, dan eunha berniat berpamitan pada teman nya itu melalui pesan singkat di ponsel. Sekali lagi eunha menengok ke arah bangunan caffe itu sampai akhirnya benar benar meninggalkan bangunan itu.
Eunha tak pulang, ia berniat mampir ke suatu tempat dulu sebelum pulang. Maka dari itu eunha menaiki bus menuju tempat tujuan nya dan tak perlu menunggu lama untuk sampai ke tempat besar dan ramai itu. Sesampai nya eunha di tempat itu, kaki nya tahu harus melangkah kemana. Sambil mengitari pusat perbelanjaan itu sendirian, eunha akhirnya memasuki satu toko khusus laki laki.
Mata eunha menilik satu persatu barang disitu, kadang meringis apabila barang yang disentuhnya terlalu mahal untuk di beli nya. Eunha tak tahu bahwa kemeja laki laki bisa semahal itu. Eunha menggigit bibir nya saat tahu gajinya tak cukup untuk membeli kemeja atau jas yang menarik perhatian nya.
"Selamat siang, cari apa Nona?" suara sapaan ramah itu terdengar membuat eunha sedikit berjengit kaget. Eunha melihat pelayan toko itu sedang tersenyum di sebelah nya.
"Eh, anu, itu..." eunha bingung sendiri, tak tahu harus membeli apa karena nyatanya barang barang di sini lebih mahal dari perkiraan nya. Andai ia punya gaji lebih banyak, ia takkan binging seperti ini.
"A-aku mau lihat dasi" ucap eunha akhir nya.
"Sebelah sini,Nyonya" ucap pelayan itu menggiring eunha menuju tempat dasi. Mata eunha langsung menyusuri jajaran dasi di hadapan nya. Sejujur nya ia tak begitu paham mengenai dasi. Tapi tampak nya dasi adalah satu satu nya benda yang bisa di beli nya di toko ini. Tangan eunha terulur memegang satu dasi yang tampak bagus di mata nya.
"Pilihan yang bagus, Nyonya. Itu merupakan dasi bestseller dari brand kami. Desain nya yang menawan memang menarik perhatian" jelas pelayan itu membuat eunha diam diam menyimak. Mata nya tampak meneliti dasi itu. Dasi itu tampak menarik perhatian nya. Setelah lama memperhatikan desain nya, mata eunha tertuju pada tag harga dasi itu. Lagi lagi meringis melihat harga nya, tak menyangka bahwa benda kecil ini bisa semahal itu. Eunha pikir, dengan memilih barang yang lebih kecil dari pada jas atau kemeja, harga nya bisa murah. Perlahan eunha melepaskan tangan nya dari dasi itu.
Mata eunha mulai menilik dasi lain nya. Memilih pilihan lain dari dasi yang terjejer di hadapan nya. Mata eunba jatuh pada dasi dengan desain sederhana namun tampak mewah. Entah kenapa dasi itu cocok dengan image seseorang di pikiran nya kini. Tangan eunha terulur ke dasi itu, memiriksa tag harganya terlebih dahulu. Eunha menggigir bibir nya bimbang, ia memang bisa beli gaji itu, tapi uang gajinya akan tersisa sedikit dan nyaris habis. Di otak nya eunha menimbang-nimbang dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOMEMATE (SEQUEL)
FanfictionSudah jatuh bangun mengejar Yoongi sejak SMA, membuat Eunha akhirnya bisa bernafas lega setelah berhasil menikah dengan laki laki idaman nya itu. UPS! Tapi Eunha salah sangka, pernikahan nya tak semulus yang ia kira, banyak rintangan antara gadis ma...