"Ini" ucap Yoongi sambil menyodorkan satu kartu atm nya pada Eunha yang masih sibuk didepan meja rias.
"Buat apa?" Tanya Eunha bingung mengernyitkan dahi nya.
"Katanya mau main dengan teman teman mu" jawab Yoongi.
Eunha menghela nafas pelan, "Tak perlu, Yoongi. Uang bulanan yang selama ini Yoongi berikan masih sangat cukup" tolak Eunha.
"Bawa saja, belikan teman teman mu makanan enak" ucap Yoongi lagi, masih bersikeras agar eunha mau menerima kartunya.
"Aku masih bisa traktir teman teman ku walaupun tak bawa kartu ini" jawab Eunha. Eunha tak berbohong, uang bulanan dari Yoongi itu terlalu banyak, lebih dari cukup untuk mentraktir teman teman nya.
"Bawa, Eunha" ucap Yoongi. Kali ini terdengar lebih tegas.
Lagi lagi Eunha menghela nafas nya, meski begitu ia akhirnya menerima kartu tersebut setidak nya untuk mengakhiri perdebatan mereka.
"Ayo, aku antar" ucap Yoongi.
Eunha menatap Yoongi sumringah. "Yang benar? Yoongi kau antar?" Tanya Eunha ceria. Ia pikir Yoongi tak bisa mengantar nya karena laki laki itu terlihat sudah siap untuk pergi juga, dan setau nya hari ini Yoongi ada meeting.
Yoongi melirik jam tangan nya, "Ya, masih ada waktu untuk mengantar mu" ucap Yoongi.
Buru buru Eunha mengabil tas nya, "Kalau begitu ayo!" Ucap Eunha sambil menggandeng tangan Yoongi keluar kamar. Diam diam Yoongi tersenyum tipis melihat gadis itu yang terlihat bersemangat.
Setelah memastikan Eunha memakai seatbelt nya Yoongi mulai melajukan mobil nya meninggalkan pekarangan rumah.
"Sebenarnya aku lebih suka kalau kau mulai memakai supir" ucap Yoongi tiba tiba.
Eunha menoleh, menyipitkan matanya menatap Yoongi curiga, "Kenapa? Karena Yoongi merasa kerepotan kalau harus antar aku? Aku kan juga tak minta–"
"Karena lebih aman Eunha" potong Yoongi sebelum Eunha mendumal lebih jauh.
"Aku tak bisa antar kau tiap hari kan? Labih aman kalau pakai supir dari pada naik bus atau taksi" lanjut Yoongi.
Eunha cemberut, melipat tangan nya didepan dada, "Makanya aku minta cepat di ajari mengendari mobil agar bisa pergi naik mobil sendiri" ucap Eunha.
Yoongi mencebik tak suka, "Itu bahkan lebih bahaya" ujar Yoongi tak suka.
Eunha menatap Yoongi tak terima, "Maksudnya? Aku yakin kok aku bisa jadi pengendara yang baik nanti" ucap Eunha percaya diri.
"Aku bahkan tak bisa membayangkan nya" timpal Yoongi. Membayangkan Eunha menyetir dijalan raya tentu menjadi mimpi buruk baginya.
Eunha kembaki cemberut. Yoongi melirik Eunha yang justru tampak lucu saat sedang merajuk itu. "Hari ini main dengan Yerin?" Tanya Yoongi mengalihkan pembicaraan.
"Iya Yerin dan Umji" berhasil. Yoongi berhasil mengalihkan perhatian gadis itu, kini Eunha tampak melupakan kemarahan nya tadi.
"Nayeon? Tak ikut?" Tanya Yoongi.
"Tidak, dia sibuk kerja hari ini" jawab Eunha. Terdengar suara helaan nafas berat Yoongi. Eunha mengernyit.
"Kenapa?" Tanya Eunha.
"Setidak nya hanya Nayeon yang paling normal dan bisa di percaya. Tapi dia malah tak ikut hari ini" ucap Yoongi.
"Yoongi kami ini sudah dewasa, sudah bisa mengurus diri sendiri tahu. Lagi pula kami cuma pergi ke mall, bukan hutan" bela Eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOMEMATE (SEQUEL)
FanfictionSudah jatuh bangun mengejar Yoongi sejak SMA, membuat Eunha akhirnya bisa bernafas lega setelah berhasil menikah dengan laki laki idaman nya itu. UPS! Tapi Eunha salah sangka, pernikahan nya tak semulus yang ia kira, banyak rintangan antara gadis ma...