Chapter 74 - Bahaya

504 61 26
                                    

Dentingan jam membuat Yoongi tersadar kalau ini sudah tengah malam. Yoongi menutup laptop di depan nya, memutuskan untuk berhenti bekerja malam ini. Laki laki itu keluar dari ruang kerjanya, berjalan menuju kamar nya untuk melihat wajah Eunha yang sudah terlelap. Benar saja, wajah damai gadis itu saat terlelap adalah hal yang ditemukan Yoongi saat pertama kali memasuki kamar. Cahaya remang karena yang berasal dari lampu tidur sama sekali tak mengurangi cantiknya gadis yang sedang tertidur itu.

Perlahan Yoongi ikut bergabung ke atas kasur, mendekatkan tubuhnya dengan milik Eunha hingga aroma manis gadis itu bisa tercium dengan jelas. Yoongi menyampirkan pelan rambut rambut Eunha yang menghalangi pandangan nya.

“Eunha” panggil Yoongi pelan.

Yoongi mendekatkan bibir nya ke telinga Eunha, “Eunha” bisik Yoongi pelan. Membuat dahi Eunha akhirnya berkerut karena tidurnya yang terganggu. Yoongi tersenyum tipis, memberikan usapan pelan di pipi Eunha, membuat Eunha pelan pelan membuka matanya yang berat. Eunha setengah sadar menatap wajah Yoongi yang tampak sangat dekat.

Yoongi lagi lagi mendekat pada telinga Eunha, “Selamat ulang tahun” bisik Yoongi. Dahi Eunha berkerut bingung mendengar bisikan Yoongi, otaknya masih belum bisa berjalan dengan cepat karena kesadaran nya yang belum penuh.

Yoongi menunggu dengan sabar, “Sudah ganti hari?” tanya Eunha dengan suara serak nya bertanya bingung. Perlahan tangan nya mengusap matanya pelan.

“Hm” jawab Yoongi singkat.

Eunha terdiam sejenak, menatap Yoongi di hadapannya. “Aku mau dengar lagi” pinta Eunha pelan, suara seraknya khas bangun tidur Eunha terdengar manis ditelinga Yoongi.

“Apa ?” tanya Yoongi.

Eunha meringsek maju untuk melingkarkan tangannya tubuh Yoongi, “Yang tadi, aku mau dengar lagi” ucap Eunha sambil tersenyum tipis.

Menuruti permintaan Eunha, Yoongi kembali membisikkan kata kata yang ingin Eunha dengar, “Selamat ulang tahun, Eunha. Aku harap kau mendapatkan semua kebahagiaan didunia ini” bisik Yoongi pelan. Laki laki itu menghadiahkan kecupan di daun telinga Eunha, lalu turun ke tengkuk gadis itu, membuat kulit Eunha terasa meremang. Kecupan Yoongi naik ke rahang Eunha, ke pipi, hidung, lalu akhirnya mendarat ke bibir yang terasa lembut itu. Kecupan kecupan ringan yang diberikan Yoongi di bibir Eunha membuat gadis itu tersenyum tipis.

“Terima kasih Yoongi. Aku sudah bahagia karena punya Yoongi. Terima kasih karena sudah jadi milikku” ucap Eunha pelan, menghentikan sejenak kecupan kecupan di bibir nya. Yoongi menatap Eunha dalam, mata itu terlihat makin cantik dengan jarak sedekat ini. Deru nafas hangat mereka saling menerpa wajah satu sama lain.

Tiba tiba Yoongi menarik tubuh Eunha, mengangkat gadis itu hingga kini Eunha sudah duduk di atas perutnya, Eunha terkesiap bingung. Tangan Yoongi mengelus pelan kedua lutut Eunha yang kini berada di sisi tubuh nya. “Kau selalu bilang begitu, padahal aku juga” ucap Yoongi memandangi wajah Eunha dari bawah.

Dahi Eunha berkerut, “Juga apa?” tanya Eunha.

Yoongi menarik pelan tengkuk Eunha agar menunduk dan menipiskan jarak mereka, “Sayang” ucap Yoongi sebelum akhirnya menarik lagi tengkuk Eunha untuk mempertemukan bibir mereka.

Yoongi membungkam mulut Eunha dengan cepat sebelum gadis itu sempat mengeluarkan komentar apa pun mengenai pernyataan nya sebelum nya. untungnya gadis itu cepat terlena dengan lumatan demi lumatan yang kini diberikan Yoongi bibirnya, tangan Eunha bertumpu pada dada Yoongi yang terasa keras.

Yoongi memperdalam ciuman mereka, menahan tengkuk Eunha, sedangkan satu tangan nya perlahan sudah menyibak gaun tidur Eunha dan menyapa paha mulus gadis itu. Eunha makin terlena dengan sentuhan Yoongi yang terasa panas. Tangan Eunha yang kini bertumpu pada dada Yoongi itu membuat gadis mungil itu penasaran. Tapi Eunha terlalu malu untuk menggerakkan tangan nya. Tangan itu bergerak malu malu didada Yoongi.

MY HOMEMATE (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang