Chapter 25- Makan siang

1.3K 114 55
                                    

Eunha ikut mengantar Yena yang akan membeli bahan bahan makanan untuk seminggu kedepan. Sebenarnya ia cukup memaksa agar yena yang semula agak sungkan karena permintaan eunha yang ingin ikut kepasar memperbolehkan eunha untuk ikut. Yena juga cukup terkejut saat uang yang diberikan tuannya untuk berbelanja bahan makanan terlalu banyak, tapi tuannya malah menyuruh yena untuk mengambil sisa uang itu nantinya.

Eunha terlihat sangat antusias mengikuti yena masuk ke pasar tradisional itu meski cuaca cukup panas. Yena sempat menawarkan diri untuk memayungi eunha tapi eunha menolak keras hal tersebut. Bau khas pasar tidak mengganggu eunha sama sekali, membuat yena cukup kagum pada nona nya kali ini.

"memang nya sudah selesai?" tanya eunha di perjalanan mereka keluar dari pasar. Yena mengangguk pelan.

"memang nya ada yang ingin nona beli?" yena memastikan.

"tak ada sih, aku hanya senang kepasar" jawab eunha santai. Yena tersenyum simpul mendengar pertanyaan eunha.

"yena, kau punya kekasih?" tanya eunha sambil berjalan. Eunha suka mengobrol dengan yena, karena yena merupakan gadis yang asik untuk di ajak bicara.

"tidak, tapi dulu nyaris di jodohkan" jawab yena.

"lalu? Apa yang terjadi?" eunha cukup tertarik.

"aku kabur, makanya sekarang aku kerja jadi asisten rumah tangga untuk menghidupi diri sendiri. Beruntung aku dapat majikan seperti nona dan tuan yoongi" jawaban yena membuat eunha tersenyum hangat.

"nona sendiri bagaimana bisa bertemu tuan yoongi?" yena balik bertanya.

"dulu waktu SMA aku dan yoongi terpaksa tinggal serumah karena orang tua kami berteman. Sebenarnya dulu hanya yoongi yang terpaksa, karena pada faktanya aku sudah suka yoongi sejak SMP" eunha bercerita dengan semangat.

"takdir nya benar benar luar biasa" yena memasang wajah takjub.

"iyakan? Aku juga tak menyangka bisa menikah dengan nya" jawab eunha sambil senyum senyum. Dua gadis itu terus mengobrol hingga masuk ke dalam taxi. Kalau orang tak tahu, orang orang mungkin tak akan menyangla bahwa hubungan dua gadis itu adalah nona dan asisten rumah tangga, karena kelihatan nya mereka berdua lebih mirip seperti seorang teman.

Masuk kepekarangan mewah, eunha dan yena turun dari taxi itu. Eunha membawa satu kantung plastik besar yang awalnya di larang yena untuk di bawa oleh eunha. Bagaipun juga yena merasa sungkan jika nona nya itu harus mengangkat belanjaan yang cukup berat, tapi lagi lagi eunha memaksa.

Eunha melirik jam dinding besar yang ada dirumah nya. Jam itu menunjukkan pukul 10,dua jam sebelum makan siang. Yena sibuk menata belanjaan di dalam kulkas.

"Yena kau bisa masak sushi?" tanya eunha pada yena yang sedang ada di depan kulkas besar itu.

"bisa nona, dan saya jamin rasanya enak" jawab yena percaya diri.

"nona mau saya buatkan sushi?" tawar yena pada eunha. Eunha mengigit bibir bawah nya, menimang tawaran yena.

"sushi roll bisa?" tanya eunha. Yena tersenyum.

"bisa, nona mau saya buatkan untuk makan siang?"

"kalau kimbab?" eunha melayangkan pertanyaan lagi.

"jelas bisa" yena menjawab penuh percaya diri.

"bisa ajarkan aku cara buat nya?" ucap eunha ragu ragu. Senyuman yena melebar.

"bisa nona, ayo saya ajarkan" jawaban yena membuat senyuman dibibir eunha tercetak lebar.  Dengan semangat yena mengeluarkan bahan bahan yang di perlukan untuk membuat sushi dan kimbab,  mengajarkan eunha dengan sabar dan hati hati. Acara memasak itu jadi menyenangkan dan lucu bagi yena.

MY HOMEMATE (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang