Yoongi membawa tubuh Hana ke pinggir pantai. Sudah ada Eunha, Yerin dan Yena yang menunggu dengan khawatir. Yoongi membaringkan tubuh Hana diatas pasir. Gadis itu tampak tak sadarkan diri.
“D-dia mati?” tanya Yerin panik. Tak lucu kalau ada satu orang tewas sehari sebelum acara pernikahan Nayeon.
“Hana, kau bisa dengar aku? Hana?” Yoongi mencoba membangunkan gadis itu dengan tenang, menepuk pelan pipi gadis itu mencoba membawa kesadaran gadis itu kembali.
“CPR! Siapa pun beri dia cpr!” Yerin memerintah dengan panik.
Yoongi mengedarkan matanya pada tiga gadis didepannya, namun tampaknya tak ada yang bisa diandalkan sekarang. Jadi Yoongi mengambil inisiatif terlebih dahulu, ia menekan nekan dada Hana dengan tempo yang tepat. Berharap air keluar dari mulut gadis itu. Namun nihil, usahanya belum membuahkan hasil. Yerin dan Yena juga terus terusan memanggil nama gadis itu agar sadarkan diri.
Yoongi memposisikan kepala gadis itu, menutup hidung Hana, bersiap memberikan nafas buatan. Sebelum bibir Yoongi sempat menyentuh bibir Hana suara Eunha lebih dulu terdengar.
“Tunggu!” halang Eunha menahan dada Yoongi, membuat laki laki itu mengernyit bingung.
“Jangan” larang Eunha dengan gugup. Yoongi masih diam, tak mengerti mau gadis itu.
“B-biar aku saja” ucap Eunha akhirnya mengajukan diri. Ia tak akan pernah rela Yoongi memberikan nafas buatan untuk Hana meski itu atas dasar kemanusiaan, katakan saja ia gila. Tapi ia tak bisa membiarkan hal itu terjadi didepan matanya.
“Kau yakin?” tanya Yoongi.
Eunha mengangguk meski ragu, “Aku yakin. Biarkan aku yang melakukannya” ucap Eunha membuat Yoongi mengangguk, membiarkan gadis itu melakukan cpr.Eunha menutup hidung Hana, mencari posisi yang pas untuk memberikan nafas buatan. Perlahan mendekatkan bibirnya pada mulut Hana. Sungguh ini kali pertamanya, tapi ia akan mencoba sebisanya. Eunha gugup karena ia bahkan tak yakin kalau ia bisa melakukannya dengan benar.
“Uhuk! Uhuk!!” belum sempat Eunha memberikan nafas buatannya pada Hana, gadis itu sudah lebih dulu terbatuk dan mengeluarkan sedikit air dari tenggorokannya. Membuat orang orang disana akhirnya bernafas lega karena mencegah kematian satu orang.
Hana bangun dengan susah payah. Gadis itu tampak linglung. Meski tak suka dengan Hana, secara refleks tangan Eunha membantu menepuk nepuk punggung Hana membantu gadis itu mengeluarkan sisa air.“A-aku selamat” lirih Hana. Gadis itu mendongak menatap Yoongi disisinya.
Tanpa aba aba Hana menghambur memeluk Yoongi. Membuat semua orang disana kaget dan kebingungan terutama Eunha dan Yoongi.
“Terimakasih Tuan, Tuan sudah menyelamatkan saya. Saya takut sekaliii” ucap Hana mulai menangis. Yoongi mencoba melepas pelukan gadis itu tapi yang ada Hana justru makin memeluknya kuat.
Sedang Eunha masih mematung ditempatnya mencerna semua hal yang terjadi secara tiba tiba kini. Jangan salahkan Eunha kalau sekarang terbesit pikiran buruk diotaknya. Eunha tak peduli keadaan gadis itu sekarang, yang jelas gadis itu sudah lancang dengan memeluk suaminya sekarang. Ia pikir dia siapa?
“Cukup!” Eunha menarik tubuh Hana kuat hingga pelukannya kini terlepas.
“Kau bisa berterima kasih dengan cara lain. Jangan lancang!” ucap Eunha tegas. Yerin, Yena, dan Yoongi hanya bisa tertegun melihat amarah Eunha yang jarang terlihat ini. Kilat mata gadis itu tampak serius.
“Ma-maafkan saya, saya hanya ketakutan, jadi-“
“Ada apa ini?” suara Ryujin yang datang buru buru melihat mereka kini berkerumun terdengar. Gadis itu khawatir hal buruk telah terjadi menimpa Nonanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOMEMATE (SEQUEL)
FanfictionSudah jatuh bangun mengejar Yoongi sejak SMA, membuat Eunha akhirnya bisa bernafas lega setelah berhasil menikah dengan laki laki idaman nya itu. UPS! Tapi Eunha salah sangka, pernikahan nya tak semulus yang ia kira, banyak rintangan antara gadis ma...