Terima kasih untuk teman-teman yang sudah membaca, vote, dan koment, aku sampe bingung harus balas apa dengan komentar-komentar kalian :-) Kalian the best!!! Semoga yang baca yang kasih bintang dan yang koment, sehat selalu dan lancar rejekinya Aamiin...
Meski tidak bisa membalas satu-satu koment kalian, aku ucapin banyak-banyak terima kasih, untuk tetap setia dan sabar menunggu kehadiran keluarga Tejokusumo dengan segala macam kekacauan yang ada di dalamnya.
Maaf ya kalau aku updatenya lama, belum sempat ngetik soalnya maklumlah, meski Om Gunadi dan Romo Brama kaya, tapi sayangnya namaku ngga ada dalam surat wasiat mereka, jadi ngga bisa foya-foya dengan harta mereka dan harus kerja keras bagai kuda buat makan dan minum, serta beli paketan data :-D
Semoga semua tetap sehat dan bahagia... Luv you all...
Kacungnya Pak Ganteng, kesayangan papi Ganesha
Tya SJ :-*
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Tak terasa kehamilan Aghni sudah masuk bulan ke sembilan. Tidak banyak yang terjadi selama kehamilan Aghni selain sang suami yang harus bedrest dan hanya sehat saat-saat tertentu saja. Acara selamatan tujuh bulanan Aghni juga berlangsung tanpa kendala. Kelapa yang dibelah Haryo menunjukkan bahwa bayi yang dikandung istri Haryo itu berjenis kelamin laki-laki yang mana membuat Brama Tejokusumo sampai meneteskan air mata karena terharu dan kehilangan kata-kata saat melihat sendiri USG empat dimensi bayi Aghni. Lelaki tua itu bahkan memberikan sedekah satu ton beras sebagai bentuk syukur karena akhirnya dirinya memiliki cucu lelaki seperti yang diharapkannya. Brama semakin menghujani Aghni dan bayinya banyak hadiah, kamar bayi dan perlengkapannya sudah disiapkan, bahkan Haryo sang bapak tidak diberi kesempatan untuk memilih perlengkapan untuk anak bayi mereka. Jangankan baju atau sepatu, bedak bayi dan minyak telon serta peralatan dan perlengkapan bayi sudah dibelikan dan dipilihkan semua oleh Brama. Untuk bayi Haryo, lelaki itu hanya menyumbang sperma saja, karena semuanya sudah di handle sang kakek, yang seperti seorang ayah yang menunggu kelahiran putranya begitu antusias memenuhi perlengkapan si kecil.
"Apa itu?" Haryo bertanya saat sebuah kardus berukuran sedang datang kerumah mereka. Ini bukan pertama kalinya kardus-kardus berisi barang-barang perlengkapan bayi datang. Bahkan tanpa seijin Haryo, Brama sengaja menjebol tembok dan membuat conecting door antara kamarnya, kamar Brama dan kamar sang bayi. Haryo hanya bisa mengelus dada dan mendesah frustasi, bagaimana sang ayah merampok semua kewajibannya sebagai ayah pada anak bayinya.
"Kulkas buat nyimpan Asi dan makanan serta minuman anak bayi." Haryo sudah akan berkomentar ketika Aghni mencium bibirnya dengan cepat.
"Mama..." Haryo membulatkan matanya, tidak menyangka sang istri akan menciumnya.
"Jangan berkomentar apa-apa. Kita sudah sepakat kalau anak bayi ini adalah hak Romo, nanti kalau papa mau anak bayi lagi, kita buat setelah anak bayi kita cukup umur. Anak kedua nanti papa boleh berperan sebagai papa seutuhnya. Kalau sekarang biarkan Romo bahagia dengan kehadiran cucunya." Haryo memberengut. Ia tidak menyukai ide ini, tetapi sang istri seolah mendukung sang ayah menguasai bayi mereka.
"Satu ronde?" Aghni menawarkan pada Haryo yang terlihat kesal.
"Tiga ronde."
"Dua-" Aghni hendak menawar ketika Haryo sudah bergerak cepat melucutinya dan memberikan banyak desah kenikmatan dan berpacu menuju puncak kesenangan bersama-sama.
Guntur dan ibunya sudah tidak lagi tinggal dikediaman Tejokusumo, karena setelah perceraian sang ibu di ketok palu oleh pengadilan agama, Nastiti memilih tinggal bersama Guntur dirumah yang diwariskan keluarganya untuknya. Sigit juga tidak serta merta menyetujui hasil perceraian itu. Lelaki itu tetap berusaha untuk membujuk Nastiti untuk kembali bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARYO (TAMAT)
RomanceCover by @Avavva Aku hanya lelaki biasa yang diberi kelebihan harta dan kedudukan. Dalam keluarga kami, aku adalah satu-satunya anak lelaki yang biasa disebut penerus keluarga. Karena satu-satunya lelaki, maka keluarga besarku menuntut ku untuk memb...