4.

15K 1.1K 113
                                    

Selamat berakhir pekan teman-teman...

Semoga sehat selalu dan lancar rejekinya, meski tanggalnya tua semoga dompetnya selalu muda dan full 😍

Yang kangen eyang kung dan pak Dhe Haryo Monggo dinikmati drama mereka 😊

Selamat membaca...

🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝

Brama Tejokusumo memang totalitas dalam menyambut kehadiran sang cucu yang sangat diinginkannya. Aqikah dilakukan setelah sang cucu lepas tali pusarnya, tidak tanggung-tanggung selain dua ekor kambing yang disembelih Haryo untuk sang putra, Brama juga menyembelih sebelas ekor sapi untuk sang cucu. Haryo yang sempat bersitegang dengan sang Romo karena sikap berlebihan Brama dan harus kembali mengalah karena bujukan Aghni. Tidak ada baby sitter untuk Ekacipta karena Brama sendiri yang merawatnya, Aghni hanya kebagian menyusui dan Haryo hanya kebagian menimang, itupun jika Romo ingat bahwa Haryo-lah ayah sang anak.

"Kita harus buat anak lagi, ma. Secepatnya." Haryo masuk kedalam kamar dengan kesal. Aghni segera menghampiri sang suami dan menenangkannya. Siapa lagi sumber masalahnya kalau bukan Brama dan Eka.

"Aku masih nifas pa, masa sudah mau buat anak lagi. Apa menurut papa ciuman dan blowjob bisa langsung bikin hamil?" ledek Aghni, suaminya ini jadi tidak masuk akal sejak kehadiran Eka. Sering berebut Eka dengan sang ayah, bertengkar hanya karena mereka sama-sama merasa berhak atas Eka. Aghni dan Niken hanya bisa melihat perang dingin antara Haryo dan sang Romo. Kadang Aghni juga merasa jengkel dengan Brama yang tidak memberinya kesempatan bermain dengan Eka, alasannya karena Aghni masih muda, belum bisa ngurus anak dan lain sebagainya. Tapi sekali lagi gadis itu tidak berani protes karena takut kualat dengan orang tua.

"Ya ndak begitu juga, ma. Papa ini kesal sama Romo. Romo itu keterlaluan, memonopoli Eka seolah-olah Eka itu putranya,  sampai papa mau gendong saja ngga dibolehin. Katanya nanti Eka bisa jatuh atau Eka nanti tidurnya rewel. Ngga masuk akal Romo itu. Masa iya aku mau banting anakku sendiri, darah dagingku."

"Sudah mas, sekarang mas istirahat dulu, nanti kalau capeknya hilang baru main sama Eka. Sini aku pijitin."

"Pijit plus plus ya, Ma." Aghni mengangguk. Ia segera menyenangkan suaminya dengan memberi mainan kesukaan dan  melakukan apa yang ingin suaminya lakukan. Haryo tertidur pulas setelah mendapat dua kali pelepasan. Aghni segera pergi kekamar putranya dan melihat Brama sedang menimang sang cucu dengan raut wajah penuh kebahagiaan. Jika melihat pemandangan sang kakek begitu bahagia dengan kehadiran Eka, Aghni juga tidak sampai hati untuk mengganggu kebersamaan mereka, tapi bagaimanapun juga Eka butuh minum ASI langsung dari sumbernya agar bounding antara ibu dna anak tetap terjaga, karena malam hari Brama akan memberi ASI pada Eka melalui botol susunya. Brama tidak membangunkan Aghni agar menantunya itu dapat istirahat dengan baik dan menghasilkan susu yang berkualitas. Semua makanan dan minuman yang diminum Aghni harus sehat bergizi dan sepengetahuan Brama. 

"Haryo sudah tidur? bayi besarmu itu sudah berapa kali rewel mau main sama Eka. Romo ini bukannya tidak memperbolehkan tapi kamu kan tahu, Eka baru lahir, tulang-tulangnya masih rawan, Haryo itu orangnya kasar, kalau nanti Eka jatuh bagaimana." Aghni menghela nafas, memangnya Romonya ini mikir apa kok bisa-bisanya Haryo menjatuhkan anaknya. Haryo kan hanya mau menggendong Eka bukan mengajak sang putra smack down. Aghni hanya diam dan tidak menyuarakan pemikirannya, takut Brama tersinggung. Semua yang menyangkut Eka sang cucu pewaris membuat Brama lebih sensitif dari biasanya. Untung saja ibu Haryo sudah meninggal kalau tidak bisa-bisa benar perkataan sang suami, Eka dimonopoli kakek dan neneknya. Mereka hanya pembuat bayi tetapi semua urusan setelah bayi lahir diambil alih oleh orang tua Haryo. Brama itu meski lelaki tetapi sangat luwes dalam mengurus bayi, telaten dan sabar, entah karena Eka cucu lelaki satu-satunya atau Brama memang berlaku seperti itu pada semua cucunya.

HARYO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang