Hari ke empat bulan puasa, akhirnya Aghni bisa keluar rumah setelah tiga hari dirinya beristirahat total dirumah akibat ulah Haryo saat siang dan malam pertama. Aghni berencana pergi keluar untuk mencari takjil atau jajanan yang biasa ada saat bulan puasa saja. Haryo yang melihat istrinya sudah pulih dengan senang hati mengantar sang istri. Satu yang dia pegang dari perkataan sang Romo, bahagiakan istrimu maka kamu juga akan bahagia, karena itu Haryo akan melakukan apapun untuk kebahagiaan Aghni agar dirinya mendapat kebahagiaan dari Aghni, siapa tahu nanti malam setelah jalan-jalan Aghni ngasih jatah makan burungnya setelah selama ini ngasih jatah mimik susu saja karena Aghni masih sakit. Asal diketahui saja, meski Aghni sakit jatah mimik dari susu Mama muda tetap jalan terus, ngga dikurangi, kurang berbakti bagaimana Aghni pada Haryo, sakit saja Aghni masih berusaha menyenangkannya, jadi wajar kalau sekarang Haryo menyenangkan Aghni, biar urusan makan dan minum bathiniah berjalan lancar.
"Kami pamit dulu Romo, nanti Romo berbuka puasa dahulu saja, ndak usah menunggu kami."
"Ya jelas, romo buka puasa dulu, kalau nunggu kalian bisa mati kelaparan dan kehausan Romo nanti. Kalian mau pacaran kan, ingat waktu dan tempat saja sudah untung, apalagi ingat romo, sepertinya mustahil."
"Romo ingin apa, nanti Aghni dan mas Haryo belikan." Aghni bertanya mendahului Haryo yang terlihat ingin bicara.
"Romo ndak pingin apa-apa, kalian bersenang-senang saja. Ingat yo, manjakan Aghni jangan mau enaknya saja. Kamu jangan pelit-pelit sama Aghni."
"Inggih romo." Setelah mencium tangan sang ayah keduanya segera keluar. Aghni memasang jaket dan helm diikuti oleh Haryo.
"Loh kalian mau naik sepeda motor?"
"Inggih romo, biar romantis. Nanti dek Aghni bisa peluk pinggang saya."
"Wah, ndak betul itu, naik mobil saja, bisa masuk angin calon cucuku nanti."
"Calon cucu? Romo, kami baru menikah empat hari, saya juga ndak deposit dulu. Mana mungkin ada calon cucu secepat itu."
"Yo pasti sudah ada. Kamu meragukan kemampuan Romo dalam membuat ramuan pasak bumi dan ratu kahyangan. Sudah ganti mobil."
"Aghni pengen naik motor saja, romo. Biar tidak susah nanti saat dipasar takjilnya, kalau pakai mobil kan nanti harus parkir dan jalan kaki." Kembali Aghni menjawab mendahului Haryo, dirinya tidak ingin Haryo dan Brama berdebat yang tidak ada habisnya. Empat hari jadi istri Haryo, membuat Aghni banyak belajar kalau Brama dan Haryo akan saur manuk, saat bicara. Haryo yang tidak mau mengalah dan Brama yang tidak ingin kalah. Selama ini keinginan Aghni selalu didengarkan oleh Brama, jadi Aghni berusaha menjadi penengah antara Haryo dan ayahnya. Brama berfikir, lalu mengangguk setuju.
"Bener dugaan Romo, pasti kamu sudah hamil sekarang. Buktinya kamu ingin naik motor, ngidam pasti itu. Ya sudah HAryo, turuti kemauan calon cucu romo. Romo ndak ingin cucu Romo nanti ileran kalau keinginannya tidak dituruti. Hati-hati bawa motornya, ndak usah kebut-kebutan, pelan-pelan saja." Lalu Brama mengambil dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang ratusan ribu, setelah itu diberikan pada Aghni.
"Buat jajan calon cucu romo, ingat cucu Romo jangan sampai ngiler. Romo ndak yakin suamimu itu mau jajanin kamu." Aghni melirik kearah Haryo , dengan berat hati suaminya itu mengangguk. Aghni menerima uang saku dari Brama dan memasukkannya kedalam tas slempang yang dipakainya, Brama tersenyum mengejek sang anak yang hanya cemberut saja.
Haryo membonceng Aghni menuju pasar takjil. Ini pertama kalinya Haryo dan Aghni berboncengan, karena itu Haryo tidak ingin melewatkan kesempatan dipeluk Aghni dari belakang, memegang tangan Aghni yang melingkar dipinggangnya dan sesekali mengusap lutut Aghni. Abaikan orang-orang yang iri melihat kemesraan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARYO (TAMAT)
RomanceCover by @Avavva Aku hanya lelaki biasa yang diberi kelebihan harta dan kedudukan. Dalam keluarga kami, aku adalah satu-satunya anak lelaki yang biasa disebut penerus keluarga. Karena satu-satunya lelaki, maka keluarga besarku menuntut ku untuk memb...