Haryo dan Aghni baru tiba didepan kamar rawat Guntur ketika keduanya mendengar percakapan yang tidak biasa dari pintu yang tertutup tidak sempurna.
"Mas minta maaf."
"Mari kita berpisah, saya akan mengajukan gugatan perceraian untuk kita."
"Nastiti!"
"Jangan berani berteriak mas, nanti anak kita bangun. Mas tidak ingin Guntur mendengar seberapa buruknya orang yang selama ini dipanggil ayah, bukan?"
"Kamu tidak bisa meminta hal itu. Sampai kapanpun saya tidak akan menceraikan kamu."
"Kenapa? Mas takut kembali jadi gembel? Mas takut ibunya Nilam tidak mau menerima mas karena Sigit Pramudya tidak punya apa-apa lagi? Mas takut pak Dhe Brama balas dendam atas kelakuan mas pada kang mas Haryo?"
"Nastiti."
"Saya bisa mentoleransi semua kejahatan dan kesalahan mas Sigit, berselingkuh dibelakang saya, meneror keluarga Tejokusumo, dan meminta Nilam menikah dengan kangmas Haryo. Karena cinta, saya tutup mata dan telinga, karena saya percaya mas akan berubah, tapi saat mas melukai Guntur, maka tidak ada lagi alasan kita bersama. Cinta saya pada Guntur lebih besar daripada cinta saya pada mas Sigit. Kalau saja pak Dhe Brama tidak memberikan pertolongan untuk Guntur, saya sendiri yang akan membalas kematian Guntur dengan kematian mas Sigit."
"Nastiti, dengarkan penjelasan saya."
"Tidak ada yang perlu dijelaskan mas, saya sudah tahu. Semua yang mas lakukan saya tahu. Tapi mas Sigit sudah melewati batasan yang saya tetapkan. Tenang saja mas akan dapat harta gono gini dari perpisahan kita. Mas tidak akan jatuh miskin, mas bisa berbahagia dengan menikahi ibunya Nilam. Daripada hanya menjadikan simpanan bukankah lebih baik mas menikahi sahabatku itu? Saya bukan orang yang kejam dengan tidak memberikan mas harta Gono gini meski sebenarnya mas sama sekali tidak berhak atas harta itu. Mas dengar kan, mas TIDAK BERHAK, karena apa? Karena sesungguhnya Sigit Pramudya TIDAK MEMILIKI APA-APA. Harta membuat mas buta, harta membuat mas menjadi kacang yang lupa lanjarannya. Harta membuat mas serakah dan takabur. Dan harta membuat mas mengantar darah daging mas sendiri menuju kematiannya. Jadi apa masih ada alasan untuk seorang Nastiti Tejokusumo untuk bertahan disisi Sigit Pramudya setelah semua yang terjadi?
"Nastiti."
"Jangan panggil saya Nastiti Tejokusumo jika tidak bisa membuat Sigit Pramudya kembali keasalnya. Ingat mas, saya masih seorang Tejokusumo, dan Pramudya bukanlah apa-apa atau siapa-siapa bagi seorang Nastiti Tejokusumo. Urusan dan hubungan kita selesai, bersamaan saat mas menusuk Guntur dengan keris milik mas."
"Nastiti, mas tidak bermaksud melakukan itu. Semua ini salah kangmas Haryo!"
"Kang mas Haryo tidak bersalah. Kalau mas tidak berambisi menutupi kejahatan mas dengan membungkam kangmas Haryo anak kita pasti akan baik-baik saja. Guntur tidak mungkin mengorbankan dirinya melindungi kangmas Haryo dari seorang bajingan yang sayangnya adalah ayahnya."
"Nastiti."
"Sebaiknya mas tinggalkan tempat ini. Sebelum saya meminta petugas keamanan membawa mas keluar dari ruangan ini."
"Guntur anak saya."
"Guntur Pramudya sudah mati. Yang terbaring itu Guntur Tejokusumo. Silahkan mas pergi!"
Haryo menarik lengan Aghni untuk menyingkir dari depan kamar perawatan Guntur. Tak lama keduanya melihat Sigit keluar dari kamar rawat Guntur.
"Apa kita masuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HARYO (TAMAT)
RomansaCover by @Avavva Aku hanya lelaki biasa yang diberi kelebihan harta dan kedudukan. Dalam keluarga kami, aku adalah satu-satunya anak lelaki yang biasa disebut penerus keluarga. Karena satu-satunya lelaki, maka keluarga besarku menuntut ku untuk memb...