Love bird Tejokusumo

21.1K 1.4K 141
                                    

Yang kangen pak Dhe...
Langsung tarik brooo...

🍉🍌🍄🍉🍌🍄🍉🍌🍄🍉🍌🍄

"SAH!!!"

Haryo langsung sujud syukur begitu mendengar orang-orang yang hadir di akad nikahnya mengucapkan kata sah setelah dirinya mengucap ijab qobul. Budiman Kartasasmita sendiri yang menikahkan anaknya. Untung saja akad nikah Haryo dan Aghni dilakukan di masjid dan mereka semua duduk di lantai, jadi tidak sulit untuk Haryo langsung melakukan sujud syukur. Begitu ungkapan syukurnya dilakukan, Haryo segera mencium dan sedikit melumat bibir Aghni dengan tidak sabar. Kalau saja deheman Brama tidak terdengar bisa saja Haryo langsung unboxing Aghni saat itu juga. Membayangkan unboxing squisy Aghni membuat wajah Haryo memerah, sudah persis seperti udang rebus yang siap dicocol sambal Bangkok, maknyuss rasanya.

"Cincinnya silahkan dipasang mas." Pak penghulu mengingatkan Haryo yang terpesona dengan pengantin putri. Wajar saja Aghni yang biasa berwajah polos tanpa make up saat ini dirias bak kanjeng ratu. Membuat Haryo merasa menjadi lelaki paling beruntung didunia.

"Oh iya pak penghulu." Haryo  mengambil cincin polos dua puluh empat karat itu dengan gugup. Ia masih tak percaya bisa menikahi Aghni, sang pujaan hati. Jika dipernikahan sebelum-sebelumnya Haryo biasa saja, tapi kali ini berbeda, gregetnya lebih terasa apalagi untuk mendapatkan Aghni itu penuh perjuangan, sikut sana sikut sini, dengerin nyinyiran netijen sana sini yang pedasnya melebihi pedasnya cabe keriting satu ton. Belum lagi beberapa keluarga  yang tidak semuanya setuju dengan pilihannya. Maklum lelaki paling diminati didesa dambaan gadis dan janda, wajar kalau banyak yang sirik, apalagi netijen netijen yang tidak mampu mendapatkan dirinya termasuk sang keponakan. Salahkan Guntur yang mau-mau saja menjaga jodoh orang. Jangan salahkan dirinya yang bergerak cepat langsung mengklaim Aghni sebagai miliknya meski Aghni tidak sepenuhnya setuju mereka menikah cepat-cepat tapi hal baik itu kan perlu disegerakan agar tidak muncul fitnah. Tapi tetap saja dirinya salah, dimata penggemar pak kades yang tidak lain keponakannya sendiri, Haryo itu pelakor.  Aghni yang digadang-gadang bakal jadi ibu ketua team penggerak PKK desa harus batal dan malah menjadi istri juragan sembako. Apa hebatnya jadi Bu kades yang hanya menjabat enam tahun, masih hebat jadi nyonya juragan yang akan dilakoni selama hidup Aghni. Dengan senyum lebar Haryo meraih tangan Aghni yang sudah terjulur kearahnya, lihat saja jemari Aghni begitu indah dihias hiena, jemarinya saja halus dan lembut bagaimana dalamannya pasti lebih mulus dan licin seperti perosotan anak TK. Ah Haryo jadi tidak sabar untuk melihat bagian tubuh Aghni  lainnya yang saat ini memakai kebaya press body dengan kain Jarit yang membungkus pas bagian pinggang dan kaki aghni. MUA pilihan kakaknya memang jempolan, aura kecantikan kahyangan benar-benar terpancar dari raut wajah Aghni yang manglingi. Kalau sudah begini nikmat mana lagi yang didustakan, istri cantik, gemoy, semok dan masih muda, wes tinggal tarik sissss, semongko kembar langsung goyang. Membayangkan kedua semangka kenyal milik Aghni sudah membuat Haryo panas dingin. Hingga tanpa sadar jemari Haryo meleset memasukkan cincin dijari Aghni hingga cincin itu jatuh dan menggelinding.

Tiiiinggggg....

Haryo dan Aghni serempak melihat cincin yang menggelinding itu tanpa ada yang beranjak untuk mengambilnya. Semua menahan nafas, menduga-duga dimana cincin itu akan berhenti menggelinding, dan betapa sialnya Haryo karena cincin itu memilih berhenti tepat didepan Guntur. Haryo membelalakkan matanya dan merasa kesal, kenapa cincin itu harus berhenti dihadapan Guntur, terus kalau cincin itu dipegang Guntur dan Guntur nekad memasukkan cincin itu dijari Aghni bisa gawat nanti. Dia yang ijab qobul terus Guntur yang pasang cincin, wah ngajak gelud namanya si Guntur ini.  Hari ini baru cincinnya, besok-besok bisa saja hal lain yang dimasukkan Guntur  ke tubuh Aghni. Haryo menggelengkan kepalanya, hal ini tidak bisa dibiarkan. Tidak ada hal sekecil apapun yang berpotensi merusak hubungannya dengan Aghni dibiarkan terjadi, semua kemungkinan itu harus segera dicegah sebelum jadi bumerang untuk dirinya. Kejahatan itu tergantung niat tapi kalau ada kesempatan yang semula tidak ada niat bisa diniatkan kemudian, apalagi Haryo tahu Guntur belum move on dari Aghni.

HARYO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang