Wah kita nongol lagi nich? #BT
Saya sama Aghni saja Romo. Chapter ini Romo skip dulu. Judulnya saja Haryo, bukan Brama masak iya tiap Chapter ada Romo.#HT
Yo wes, Romo tak kencan sama Tya. Tak sawang-sawang arek e lagi gabut Iki mau. Mesakne, malam Minggu kok malah ngitungin jangkrik.#BT
🐢🐢🐢🐢🐢🐢🐢🐢🐢🐢🐢🐢🐢
Haryo dan Aghni memasuki restaurant ibu yang sudah di booking untuk acara buka bersama oleh teman-teman kuliah Aghni. Beberapa teman Aghni sudah datang bersama pasangan atau keluarga mereka.
"Mas nyapa pak Gunadi dan keluarga dulu ya. Kamu bisa bergabung dengan teman-teman kamu, nanti mas nyusul."
"Ngga mau ditemani?"
"Ngga usah, mas cuma sebentar kok." Haryo memberikan ciuman dipipi kanan dan kiri Aghni lalu membiarkan istrinya bergabung dengan teman-temannya. Haryo masih melihat Aghni yang bercipika cipiki dengan teman-temannya yang menyambut mereka, sebelum dia melihat lelaki teman Aghni yang diketahui bernama Jamal menarik sang istri dan memberi ciuman di pipi kiri Aghni. Memang hanya pipi ketemu pipi tapi itu cukup untuk menjadikan alasan untuk Haryo memberikan tinjunya pada Jamal. Namun emosi Haryo tertahan saat dirinya melihat sang istri sudah lebih dulu memukul Jamal dengan tas tangannya. Haryo melihat Jamal meringis kesakitan dan sedikit mengumpat, Haryo sudah merasakan sakitnya dipukul tas tangan Aghni yang diduga berisi batu bata itu. Beberapa teman Aghni berusaha memisahkan Aghni yang hendak memukul Jamal, gadis itu tidak terima dengan sikap tidak sopan Jamal. Haryo tersenyum miring melihat tingkah istrinya yang ganas. Aghni benar-benar cocok menjadi pasangan Haryo Tejokusumo, selain ganas diranjang, istrinya itu juga ganas dalam menjaga dirinya. Ingatkan Haryo untuk bermain agak keras nanti saat bercinta dengan Aghni.
Haryo mendekati Gunadi dan keluarga besarnya, lelaki itu tampak pongah diapit istri pertama dan anak perempuannya. Berasa Sultan dengan banyak istri saja. Tapi kenyataannya istrinya Gunadi itu memang banyak, ada dua, dirinya saja kalah, cuma satu walau mantan istri masih menang Haryo, mantannya saja tiga dan Gunadi nol. Jadi masih hebat dirinya kalau begitu. Dalam hati Haryo tidak ingin seperti Gunadi beristri dua, cukup Aghni seorang saja sudah membuatnya kehabisan stamina. Punya istri mama muda itu butuh energy extra dan harus sekuat macan, untung saja dirinya rajin minum susu beruang dan ngemil biskuit macan jadi dirinya bisa mengimbangi kobaran api gairah milik sang istri. Haryo mengusap wajahnya dengan kasar, memikirikan Aghni saja tytydnya sudah on fire, istrinya itu benar-benar candu asmara. Nama boleh tytyd tapi kelakuan sebuas Byson. Haryo menghela nafas, lama-lama melamun bisa melamun jorok nanti, padahal tadi Aghni sudah ngasih ultimatum tidak ada jatah malam ini karena Haryo memaksa menciumnya tadi, sepertinya dirinya harus tabah sampai akhir.
"Pak Gun, Bu Gayatri, Bu Ratih, pak Andreas. Apa kabar?" Haryo menyapa keluarga Gunadi, bersalaman dengan keluarga harmonis itu. Anak-abak terlihat bermain diarea bermain yang ada di dalam restauran dengan di awasi oleh Rino, cucu Gunadi yang paling besar.
"Eh kamu Yo, ayo sini gabung sama saya. Nganter istri?"
"Iya pak Gun. Pak Gun, buka puasa bersama keluarga, pak?"
"Iya, ini masih nunggu Kama dan istri kesayangan saya, Anggun. Ma, tadi kamu sudah bilang sama Anggun buat langsung kesini kan sepulang dari kantor?"
"Sudah. Anggun dan Ganesha dalam perjalanan kesini."
"Loh papa ngga ngundang Ganesha. Ngapain juga anak itu datang?"
"Mama yang ngundang. Bagaimanapun Ganesha kan keluarga juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
HARYO (TAMAT)
RomanceCover by @Avavva Aku hanya lelaki biasa yang diberi kelebihan harta dan kedudukan. Dalam keluarga kami, aku adalah satu-satunya anak lelaki yang biasa disebut penerus keluarga. Karena satu-satunya lelaki, maka keluarga besarku menuntut ku untuk memb...