13

9.6K 1K 129
                                    

Beberapa tahun kemudian...

Rumah kediaman Tejokusumo benar-benar hidup oleh teriakan anak-anak dan satu-satunya ratu disitu, siapa lagi kalau bukan Aghni. Wanita itu sibuk menyiapkan keempat anaknya yang berjenis kelamin lelaki .

"Mas, bantuin kenapa? Jangan sibuk main hape terus. Anak-anakmu ini loh rewel."

"Sebentar, yang. Sedikit lagi, kalau aku ndak nyerang bisa mati aku."

"Kalau mas ngga naruh hapenya mas yang akan mati sama aku!" Aghni tidak sabar lagi. Haryo begitu santai masih bermain game online sementara dirinya sibuk dengan keempat anaknya yang masih kecil-kecil. 

"Papa mati ditembak mama! Dor Dor Dor!" Eka berteriak seraya mengarahkan terong ungu kearah sang ayah. 

"Eka, hentikan, papa masih main!" Tak lama Dwi anak kedua Haryo ikut-ikutan sang kakak menyerang Haryo dengan timun jepang. Haryo naik keatas kursi dan berdiri seraya masih memegang ponselnya membiarkan anak-anaknya memukuli kakinya. 

"Mas Eka, aku mau telong, punaku cilik."

"Sana minta sama mbah Salamah." Dwi berlari kedapur dan kembali dalam keadaan menangis. 

"Mas Ekaaaa, telongnya dipotong-potong sama mbah Mah. Ayo tukal mas, aku mau yang panjang."

"Yang panjang ndak enak, enak yang pendek."

"Enak yang panjang mas Eka!"

"Enak yang pendek!"

"Panjang!"

"Pendek!"

"Eka, Dwi, diam. Papa mati nih gara-gara kalian berisik."

"Talau papa mati ya dikubul iya ndak mas Eka."

"Kalian ini, kenapa main terong-terongan? Itu makanan."

"Yang bilang ini mainan siapa papa?" Eka masih memegang terong ungu miliknya seraya mengacungkan pada Haryo yang masih berdiri diatas kursi. 

"Mas, ngapain kamu berdiri disitu, jebol nanti kursinya. Kemarin kursi dpan sudah jebol. Ayo turun Nakula dan Sadewa kamu suapin dulu. Eka, Dwi, ayo cah bagus sarapan dulu, terus main kerumah bu dhe." Aghni menuntun anak-anaknya kemeja makan lalu menyiapkan makanan untuk Eka dan Dwi. Selama beberapa tahun pernikahannya dengan Haryo, Aghni dikaruniai empat anak lelaki dimana anak ketiga dan keempatnya kembar.

"Kursi depan kan bukan aku yang membuat jebol sayang. Anaka-anak kamu yang agresif itu yang buat kursinya jebol."

"Anak-anak kamu juga itu mas. Aku ngga mau tahu mas, kali ini kalau sampai kasur atau kursi jebol lagi duduk dan tidur dilantai! Aku ngga mau beli kasur dan kursi lagi! Kelakuanmu sama anakmu itu sama saja! tukang ngerusak barang." Haryo meringis, istrinya sekarang sudah bertransformasi menjadi dewi Durga. Seiring bertambahnya anggota keluarga mereka yang berjenis kelamin lelaki, Aghni bukan lagi gadis manja yang lembut, istrinya itu lebih tegas dan galak. Semua anaknya takut dengan Aghni, termasuk dirinya. Lebih baik mengalah saat Aghni sedang marah atau dirinya tidak akan mendapat jatah. kan bahaya untuk kelangsungan burung perkututnya kalau sampai tidak dapat jatah dar Agni, bisa-bisa burungnya itu kedinginan dan mengkeret. Aghni sendiri sudah memutuskan untuk menggunakan kontrasepsi, karena anak mereka sudah melebihi kuota keluarga berencana yang ditetapkan pemerintah. Kalau dulu banyak anak banyak rejeki, kalau sekarang banyak anak banyak biaya dan banyak masalah. Haryo mengakui rejekinya memang semakin lancar saat ia memiliki empat anak, tapi masalahnya juga semakin banyak. Rambutnya sampai beruban karena masalah yang ditimbulkan anak-anaknya. Eka sudah masuk sekolah dasar, Dwi masuk taman kanak-kanak dan sikembar baru berusia dua tahun. Sang anak-anak sangat aktif membuat dirinya kewalahan sampai harus minta bantuan kakak dan mertuanya untuk mengasuh anak-anaknya. Tiga hari dirumah Niken, tiga hari dirumah mertuanya sedangkan hari minggu mereka semua akan berkumpul dirumah atau pergi piknik bersama. Haryo sebenarnya menginginkan anak perempuan, tetapi Aghni menolak karena dikehamilan ke tiga dia nyaris kehilangan nyawa kalau saja sang Romo tidak sigap membantunya seperti kelahiran sebelum-sebelumnya. Haryo bahkan sudah membujuk sang istri untuk mau hamil lagi, ia begitu ingin anak perempuan, yang pastinya akan menggemaskan seperti Aghni. 

HARYO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang