Semoga ngga ada yang bosen sama cerita pak dhe Haryo... karena aku belum ada niatan untuk tamat hehehe... Membaca komen-komen kakak, pak Dhe, Bu Dhe, eyang, Tante, Om, semua itu menambah imun tubuhku, apalagi bacanya sambil nyemil marning pipih, wes klo belum habis ngga akan berhenti. Kalo aku ngga membalas komen kalian bukannya aku sombong karena aku Yo ora duwe opo-opo buat disombongin, beda sama Eyang kakung yang punya tanah hektaran, peternakan hektaran, kolam ikan hektaran, dan aku cuma kebagian menceritakan saja "dunyane" eyang kakung. Balik lagi, kalau aku ngga balas komennya itu karena aku bingung, mau balas apa dan bagaimana, karena aku terharu, kalian baik banget mau baca, mau komen, mau kasih bintang, aku hanya bisa membalas semoga yang baca, yang komen, yang kasih bintang di beri kelancara rejeki, dberi kesehatan, kebahagiaan, cita-citanya tercapai, utangnya lunas, keinginannya terkabul, yang jomblo segera dikasih pasangan, yang pengen punya momongan segera dapat momongan, yang nganggur cepat dapat kerjaan, yang sekolah nilainya bagus, yang jualan usahanya lancar, semua doa terbaik untuk kalian semua, Aamiin. Aku Saaaaayaaaaang kalian semua...
🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜
Pengajian empat bulanan dirumah kediaman Tejokusumo dilakukan dengan mengundang tetangga dan anak yatim. Niken dan Ibu tiri Aghni menjadi orang yang paling sibuk menyiapkan semuanya. Keluarga besar Tejokusumo dan Sasmita hadir tanpa terkecuali. Aghni dan Sekar melepas kangen ketika melihat Nakula dan Sadewa lewat didepan mereka sambil mengigit paha ayam.
"Kula, Dewa, sudah salim dengan bu dhe Sekar?" Aghni bertanya pada kedua anaknya. Kedua bocah gembul itu segera memeluk dan mencium pipi Sekar secara bergantian bukannya mencium tangan Sekar.
"Salim dulu, nak."
"Sudah mama, tanang kula kotol ntik tanang bu dhe sekal bau ayam."
"Sudah tidak apa-apa." Sekar memberi tanda pada sang adik agar tidak mempermasalahkan sang anak yang menolak mencium tangannya.
"Kula sama Dewa dapat ayam dari mana, dari tadi mama perhatikan makan ayam tidak habis-habis?"
"Dali dalam kotak putih itu mama. Kula ambil ayamna aja, yang lainna pedes." Aghni dan Sekar saling memandang.
"Loh, itu kan nasi kotak untuk dikasih ke tamu, sayang, kok diambil ikannya?"
"Dewa ambil ayamna aja mama, masih ada daging dan telul kok." Aghni dan Sekar meringis secara bersamaan.
"Kenapa?"
"Om Guntul! Yeay Om Guntul datang! Ayo Om kita beli biskuit macan!" Kedua anak Aghni segera memeluk Guntur secara bersamaan. Seharusnya mereka memanggil Guntur adik tapi Aghni mengajarkan kepada anaknya untuk memanggil Guntur dengan sebutan Om.
"Sebentar jagoan, Om salim sama mama kalian dulu."
"Om mau cium mama ya? ntik Wawa bilangin papa loh." Guntur membatalkan niatnya untuk bersalaman dengan Aghni.
"Baru datang Gun?"
"Iya, kalian apa khabar?"
"Kami sehat-sehat semua."
"Syukurlah kenapa anak-anak tadi?"
"Coba tolong panggilkan Wati mas, suruh Wati ngecek itu isi nasi kotaknya. Sepertinya Kula dan Dewa mengambil ayam-ayam yang ada dalam nasi kotak itu."
"Eka dan Dwi mana?"
"Ikut pengajian di depan sama Romo dan bapak."
"Mas Eka dan mas Dwi ikut ngaji, kok Kula sama Dewa ngga ikut ngaji?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HARYO (TAMAT)
RomanceCover by @Avavva Aku hanya lelaki biasa yang diberi kelebihan harta dan kedudukan. Dalam keluarga kami, aku adalah satu-satunya anak lelaki yang biasa disebut penerus keluarga. Karena satu-satunya lelaki, maka keluarga besarku menuntut ku untuk memb...