23.

13.7K 1.1K 236
                                    

Petunjuk membaca, untuk semua percakapan Dwi huruf R nya diganti L, kebanyakan makan cilok makanya susah bilang R.

Selamat membaca... Semoga bisa menambah imunitas tubuh.

Love love love
💚💙♥️
Anak papa Haryo paling guanteng
Dwi Aryo Tejokusumo.

🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡

"Namanya Kinanthi Tejokusumo. Terima kasih sudah datang diacara aqiqah cucu perempuan saya. Terima kasih atas doa-doa yang sudah diberikan untuk cucu saya. Silahkan nikmati makanannya, maaf kalau ada yang kurang berkenan dalam pelayanan kami." Brama mengakhiri sambutannya. Para undangan segera megambil dan menyantap makanan yang sudah dihidangkan. Acara pengajian, aqiqah, selamatan ataupun apapun dikediaman Tejokusumo tidak pernah mengecewakan, makanan yang disajikan benar-benar memuaskan lidah orang-orang yang hadir, selain itu hampers yang mereka bawa pulangpun tidak tanggung-tanggung, sembako  dan ayam betina gemuk yang masih hidup. 

"Mas Eka, nama adik belbi siapa?" Dwi bertanya pada sang kakak, selama acara berlangsung Eka mendapat tugas menjaga adik-adiknya agar tidak berkeliaran kesana kemari yang ujung-ujungnya mengambil makanan di kotak berkat yang akan diberikan pada undangan.

"Kinanthi."

"Adik belbi kok dikasih nama minuman mama?" Eka mengernyit, ia tidak merasa nama sang adik seperti nama minuman.

"Minuman apa dek?"

"Minuman yang mama minum kalau pelut mama sakit telus mama pakai pempels."

"Kiranthi dek, bukan Kinanthi."

"Dedek panggil adek belbi saja."

"Terserah kamu." Dwi lalu melihat kekanan dan kekiri, sang kakak yang sibuk dengan tabletnya membiarkan Dwi yang sudah melihat tamu undangan menikmati makanan mereka.

"Mas Eka, pak lik Tugino makannya habis tiga piling. Pasti dilumahnya ndak dikasih makan sama bulik ya." Eka diam saja, memilih tidak menanggapi ocehan sang adik yang terus menerus mengomentari sikap dan tingkah laku undangan yang ada, dari yang makannya banyak, makannya pilih-pilih, makannya tidak habis, makannya belepotan, makannya rakus, dan masih banyak lagi, membuat Eka kembali menegur sang adik.

"Dwi, duduk, dari tadi kamu berisik."

"Inggih mas Eka, ini Dwi sudah duduk ganteng."

"Kalau begitu, diam, jangan ngomong yang tidak penting. Lihat Kula dan Dewa, duduk manis."

"Meleka makan mas Eka, katanya kalau makan tidak boleh sambil bicala."

"Ya kamu makan juga, biar tidak bicara terus."

"Mas Eka pucing dengal suala dedek, iya mas Eka, padahal dedek mau jadi penyanyi. Duh, bagaimana ini mas Eka? balu dengal adek ngomong mas Eka sudah pucing, apalagi dedek nyanyi nanti." Dwi terlihat frustasi. 

"Dwi mau jadi penyanyi, memangnya suara Dwi bagus?" Tiba-tiba Niken menyelutuk bertanya, ia gemas sendiri melihat sikap Eka yang datar dan Dwi yang cerewet.

"Bagus kaya papa. Mas Eka pelnah dengal papa nyanyi kan, sama kaya papa kalo dedek nyanyi, nanti banyak cewek langsung naksil dedek, mas Eka kalah, Mas Eka ganteng aja, tapi ndak pintal nyanyi."

"Jadi cita-cita Dwi jadi penyanyi?"

"Cita-cita dedek jadi julagan cilok, budhe Ken." Niken tertawa. 

"Bu dhe kira cita-cita Dwi jadi penyanyi."

"Ndak bu dhe, cita-cita dedek jadi julagan cilok, kaya papa julagan belas, kaya eyang tung, julagan sapi, ayam, kambing. Nanti dedek mau buat pablik cilok. Dedek jadi penyanyi buat cali cewek. Kaya papa itu."

HARYO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang