Extra

12.2K 1K 207
                                    

Selamat pagi, selamat beraktifitas... Semoga selalu sehat dan lancar terus rejekinya yaaa 😘

Gara-gara temen muter lagu Mendung Tompo Udan, entah kenapa jadi ingat Mas Dwi, membayangkan dia joget tiktokan kok rasanya unyu banget, hingga jadilah chapter ini.

Selamat menikmati dunia si gembul...

🕺🕺🕺🕺🕺🕺🕺🕺🕺🕺🕺🕺🕺🕺

Guntur duduk di ruang tengah kediaman Tejokusumo sambil melihat Dwi bernyanyi lagu dangdut sambil joget-joget ala tik tok. Guntur sendiri tidak tahu keponakannya bisa seluwes dan sengegemesin itu waktu bernyanyi lagu los doll. Pantatnya yang semok bergoyang kesana kemari sambil dia menggoyangkan kedua jempol tangannya. Sesekali Dwi memainkan microfonnya seperti penyanyi profesional. Dwi bahkan sengaja berputar untuk mengajak Guntur bernyanyi meski ditolak oleh sang bapak bupati. Sudah dua bulan ini Guntur menjabat bupati, sayangnya kesuksesan dalam karir tidak diikuti oleh kesuksesan dalam hal percintaan. Diantara penatnya menjalankan tugas sebagai bupati kisah cintanya justru berakhir saat dirinya butuh pendamping. Kesedihannya sedikit teralihkan oleh tingkah polah saudara-saudaranya. Diakui oleh Guntur dirinya sedikit terhibur oleh Dwi yang bernyanyi lagu dewasa dengan aksen cadelnya. Guntur heran meski sudah masuk sekolah dasar Dwi masih belum bisa mengucapkan huruf R dengan benar.  Suaranya benar-benar merdu untuk anak seumuran Dwi. Sepertinya anak Pak dhenya yang doyan makan cilok ini punya bakat terpendam lainnya yaitu menyanyi.

Guntur patah hati, hubungannya dengan Mega kandas karena Mega merasa Guntur terlalu posesif. Alasan Mega memutuskan dirinyapun simple, dirinya terlalu baik untuk gadis itu. Kalau terlalu baik kenapa juga dirinya justru diputuskan. Harusnya kan wanita senang dapat imam yang baik untuk rumah tangga mereka. Guntur hanya bisa pasrah kembali menjadi sad boy karena hubungannya kandas sebulan setelah dirinya menjabat sebagai pak bupati. Guntur fikir dirinya memang tidak cocok untuk cinta-cintaan karena pekerjaannya sebagai bupati menuntut dirinya untuk lebih fokus memperhatikan rakyat. Urusan hati diurus nanti saja, yang penting saat ini adalah bagaimana mensejahterakan rakyatnya, jangan sampai dirinya hanya janji-janji palsu yang diucapkan manis saat kampanye dan pahit saat sudah terpilih. Kadang dirinya heran, dahulu Aghni lepas karena dirinya kurang perhatian, sekarang Mega lepas karena dirinya terlalu posesif, maksud hati perhatian tapi malah over dosis. Guntur menghela nafas, mengenyahkan semua rasa sakit dan kecewa dihati. Sekalinya membuka hati harus patah lagi. Kalau begini sebaiknya biarkan saja hati itu tertutup, dia merasa cukup dengan yang dimilikinya saat ini.

"Om Guntur kenapa?" Eka bertanya sambil membawa rujak jambu bangkok diatas piring, melihat Guntur hanya bengong saja, padahal Dwi sudah ganti menyanyi lagu cendol dawet sambil joget-joget seperti ulat bulu kehabisan bulu.

"Ndak kenapa-kenapa, adik-adikmu kemana, sepi sekali."

"Kembar dan Kinan ikut mama dan papa. Om Guntur patah hati? Hubungan dengan Bu Mega tidak berhasil ya?" Guntur langsung menoleh kearah Eka, ia tidak terkejut kalau Eka tahu apa yang terjadi padanya hanya saja tidak percaya anak pak dhenya bertanya to the point bertanya padanya.

"Harusnya Om Gun berusaha lebih keras lagi."

"Om tidak akan membuang waktu Om memperjuangkan orang yang tidak ingin diperjuangkan. Masih banyak hal bermanfaat lainnya yang bisa Om lakukan daripada hanya mengejar gadis yang tidak menginginkan Om." Eka menghembuskan nafasnya pasrah, ia memutuskan untuk tidak mencampuri urusan Guntur dengan salah satu gurunya, ia kemudian ikut menikmati penampilan Dwi sambil makan rujak Bangkok bersama Guntur.

"Sejak kapan Dwi suka lagu-lagu dangdut?"

"Sejak ikut Eyang kakung kondangan. Penyanyinya nyanyi lagu los doll terus Dwi minta dibelikan DVD karaoke lagu dangdut, sama eyang kung dibelikan jadinya gitu, karaokean sambil joget-joget ga jelas kaya Uler keket. "

HARYO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang