11.

10.3K 1.1K 121
                                    

Acara penyembelihan hewan qurban keluarga Tejokusumo berlangsung ramai, beberapa tetangga dengan senang hati membantu keluarga Haryo. Brama sendiri yang memimpin acara penyembelihan. Sambil menuntun Eka, lelaki tua itu memperhatikan proses penyembelihan, pemotongan dan pembagian hewan qurban keluarga Tejokusumo. Eka terlihat antusias melihat banyaknya daging. Selain menyembelih dua ekor sapi, keluarga Tejokusumo juga menyembelih dua ekor kambing yang akan langsung dimasak untuk dibagikan kepada orang-orang yang membantu pelaksanaan idul qurban dan tetangga sekitar kediaman Tejokusumo.

"Sate yang kung. Eka mow maem sate."

"Iya nanti makan sate ya le, Eka mau berapa satenya?"

"Seratus!" Seru Eka seraya melompat-lompat kegirangan.

"Iya nanti kita bakar seratus sate untuk Eka." anak itu bertepuk tangan.

"Wah Eka mau bakar sate ya, pak dhe boleh minta?" Salah seorang tetangga yang membantu pelaksanaan Idul qurban bertanya pada Eka.

"No No, pak dhe ndak bole mintak."

"Mas Eka medhit, nanti perutnya sakit loh kalau banyak makan sate."

"Eka ndak e'dit, pak dhe. Peyut Ndak atit, peyut Eka ndud."

"Wah bisa meletus perut Eka nanti kalau gendud." Eka tiba-tiba menangis.

"Loh kok nangis mas Eka?"

"Eka atut peyut Eka meletus, eyang. Kata Pak Dhe Yoyo peyut Eka meletus klo ndud."

"Eka dibohongi pak Dhe Yoyo. Perut Eka Ndak akan meletus."

"Pak Dhe Yoyo masuk belaka bohong sama Eka."

"Eh maaf mas Eka, pak Dhe Yo bercanda."

"Yang kung, peyut mama ntik meletus, peyut mama becal kaya balon."

"Yo Ndak le, perut mama ada adek Eka. Eka mau jadi mas. Mas Eka senang punya adek?"

"Ndak senang yang kung, nanti adek mimik syusyu mas Eka. Papa mintak syusyu mas Eka jugak. Syusyu mama abis, Eka suluh minyum ail putih sama papa." Tetangga yang mendengar perkataan Eka hanya bisa meringis. Melalui tatapan matanya Brama memberi kode agar sang tetangga tidak melanjutkan percakapannya dengan Eka.

"Pak dhe ke sana dulu ya mas Eka. Mas Eka main sama eyang kakung dulu." Eka yang tidak menggubris perkataan tetangganya memilih meninggalkan Brama dan masuk kerumah. Brama masih melihat dan mengawasi proses pemotongan dan pembagian hewan qurban ketika Niken berjalan mendekat kearahnya.

"Eka mana, Romo?"

"Masuk kedalam. Ada apa, wajahmu masam seperti kurang belaian dan kasih sayan Suamimu sibuk operasi?"

"Bukan Romo. Mas Seno ada."

"Lalu kalau Seno ada kenapa wajahmu ndak enak dilihat? Ndak dikasih uang belanja?"

"Romo ini, dengarkan saya ngomong, jangan berfikir yang aneh-aneh dulu. Rumah tangga saya baik-baik saja, seharusnya Romo mencemaskan rumah tangga Haryo."

"Kenapa rumah tangga adikmu?"

"Apa Romo tahu, Nilam mengejar Haryo sampai peternakan kemarin?"

"Tidak, apa yang terjadi?"

"Rencana Romo membuat Sigit mengejar Nilam berhasil. Masalahnya, Sigit mengurung ibu Nilam dan memaksa Nilam menerima Sigit untuk menjadi suaminya. Lelaki itu bahkan mengancam akan menyakiti Nilam dan ibunya kalau Nilam menolak dinikahi Sigit. Karena itu Nilam minta bantuan Haryo untuk melindunginya dari kejaran Sigit, hingga Nilam menyusul Haryo ke peternakan."

HARYO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang