Doubel up untuk hari ini...
Sambil menunggu hujan reda...
🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️
Aghni dan Niken pergi ke pasar bersama Eka. Kedua wanita beda usia itu berbelanja untuk kebutuhan rumah sekaligus melihat-lihat barang apa saja yang bisa dibeli. Aghni menggendong Eka menggunakan selendang, puteranya itu terlihat antusias melihat orang-orang yang berlalu lalang dipasar.
"Men... pas... men... pas!" Eka melonjak-lonjak digendongan Aghni menunjuk penjual harum manis yang menjual berbagai macam harum manis atau permen kapas dengan berbagai macam karakter. Ada Doraemon, macan, hello Kitty dan beberapa karakter lainnya yang bisa dipesan.
"Eka mau permen kapas?"
"Can... can... can..." Eka menunjuk satu karakter macan yang menarik perhatiannya. Niken segera mengambil permen kapas berkarakter macan itu dan memberikannya pada sang keponakan yang terlihat antusias.
"Apa tidak apa-apa memberi Eka permen kapas? kalau ketahuan Romo bisa dimarahi, Eka makan makanan sembarangan."
"Tidak apa-apa. Romo dirumah, sebelum sampai rumah pasti sudah habis harum manisnya. Jadi Romo ndak bakal tahu." Setelah membayar, Niken membuka bungkus permen kapas yang cukup besar itu dan memberikannya pada sang keponakan. Eka langsung mengigitnya dengan dengan antusias, meninggalkan jejak harum manis itu di pipinya. Niken, Aghni dan Eka berkeliling pasar dan membeli beberapa kebutuhan dapur kebutuhan lainnya. Sebenarnya tanpa membelipun kebutuhan sayur mayur dan ikan bisa dikirim dari kebun dan tambak ikan milik Haryo, tetapi Niken sengaja membawa sang adik ipar belanja agar sensasinya sedikit berbeda.
"Wah kalau yang beli den ayu Niken, saya malah bingung mau kasih harga berapa?"
"Kasih harga biasa saja, bu seperti pembeli lainnya, ndak usah dibedakan."
"Mana bisa begitu den ayu, kan sayuran saya dari kebun den mas Haryo. Saya ngga enak kalau harga jualnya sama dengan pembeli lainnya."
"Saya disini kan pembeli, Bu. Jadi perlakukan saya seperti pembeli lainnya, meski yang beli istri Haryo. kalau ibu sungkan malah ndak dapat untung, nanti keluarga ibu dirumah makan apa?"
"Saya ngga enak den ayu."
"Walah, yo ndak usah ndak enak, di enakkan saja. Aghni kamu mau beli apa? mumpung sayurannya segar. Itu cabe merah dan tomatnya masih baru datang." Aghni memilih beberapa sayuran, cabai, tomat dan bawang. Ia sengaja membeli cabai agak banyak karena beberapa rewang dirumah suka pedas.
"Ini putranya den mas Haryo tho, wah lucune, ganteng tenan."
"Ya jelas ganteng, bapaknya saja ganteng." tiba-tiba Haryo sudah berdiri di belakang Aghni. Eka berteriak-teriak kegirangan dan minta digendong sang ayah.
"Pa pa pa pa pa..."
"Mas Haryo, katanyanya tadi ngga kepasar?"
"Maunya gitu tapi tadi Pak Sholeh minta kiriman beras. Eka, ayo ikut papa. Kasihan mama kalau harus gendong Eka sambil belanja." Haryo mengambil sang anak dari gendongan Aghni sekaligus mengambil selendang buat menggendong Eka. Dibandingkan membawa kereta bayi, Aghni lebih senang menggendong putranya dengan gendongan kain atau gendongan model koala.
"Den mas Haryo bisa gendong pakai selendang juga, tho?" Beberapa orang yang ada dipasar kagum dan terkejut saat melihat Haryo menggendong Eka dengan selendang. Terlihat bagaimana keluwesan Haryo menggendong sang putra yang asyik menikmati harum manis berbentuk macan, memperlihatkan empat gigi Eka yang baru tumbuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARYO (TAMAT)
RomanceCover by @Avavva Aku hanya lelaki biasa yang diberi kelebihan harta dan kedudukan. Dalam keluarga kami, aku adalah satu-satunya anak lelaki yang biasa disebut penerus keluarga. Karena satu-satunya lelaki, maka keluarga besarku menuntut ku untuk memb...