OOO.

18.7K 1.2K 76
                                    

Pak Dhe nongol lagi geeeeessssss... Adegan plus plus nya aku skip dulu, takut ada yang baca siang-siang bolong kan gaswat klo sampe ngeces pengen minum, mana cuaca siang hari panasnya sepanas hati pak Dhe bisa bahaya nanti 🔥🔥🔥

Yang kangen eyang kung cusss baca... (Ini lapak Haryo, kenapa Romo nongol disetiap chapter??? Pelanggaran 😤😤)

(Wes menengo, tinggal moco wae ruwet 😎)

🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄

Haryo dan Aghni pulang lebih cepat. Brama sampai heran lihat anak dan menantunya pulang padahal dirinya belum berangkat tarawih. Lelaki itu memperhatikan anaknya yang kelihatan sedang kesal. 

"Kok sudah pulang, Yo, cah ayu?"

"Diluar banyak setan, makanya cepat  pulang, takut dek Aghni terbawa setan."

"Oh, tapi kalian sudah buka puasa kan?"

"Sampun Romo."

"Buka puasa dimana?"

"Restauran ibu, romo." Aghni membantu menjawab saat melihat Haryo masih kesal. Lelaki itu sibuk membuka makanan yang mereka beli setelah pulang dari restauran ibu."

"Jadi ketemu siapa di restauran ibu? Guntur atau Nilam? soalnya romo denger keluarga Pramudya buka bersama disana."

"Keduanya romo."

"Oh pantas, suamimu langsung petheng. Bertemu barisan mantan, tho. Untung-untung kamu Ndak ketemu Gunadi disana, bisa diajari yang tidak-tidak kamu." Brama meledek, Haryo hendak membuka suara tapi belaian tangan Aghni dilengannya membuat Haryo mengurungkan niatnya. 

"Romo mau kemana?" Tanya Aghni saat melihat sang mertua sudah terlihat rapi dan wangi dengan baju Koko warna biru, sarung tenun khas Kalimantan dan peci yang senada dengan warna sarung.

"Romo mau berangkat ke masjid dulu. Kalian kalau mau ke masjid cepat berangkat, atau mau sholat dirumah saja?"

"Dirumah saja, Romo."

"Romo mau ke masjid atau ada modus lain di depan masjid? Ingat Romo,  Haryo ndak mau dan ndak sudi punya ibu baru."

"Yang mau nyari ibu baru siapa? Kamu jangan nyebar hoax. Jangan suka fitnah juga. Sepertinya kamu yang sudah kemasukan setan. Kamu ketemu siapa di Restaurant ibu selain barisan para mantan, sampai ngomong ngelantur gitu."

"Sudah ramai dipasar kalau Romo sering membantu Bu Hajjah Fatimah. Rumah Bu Hajjah kan depan masjid, makanya Romo pakai baju necis, pakai parfum wangi, rambut klimis. Pokoknya Haryo ndak akan menyetujui Romo nikah lagi."

"Astagfirullah, Haryo! Romo ini bukan seperti kamu yang tukang kawin. Bagi Romo cukup ibumu saja bidadari surga Romo. Kalau Romo membantu Bu Hajjah Fatimah itu karena Romo bisa bantu Bu Hajjah yang butuh pertolongan. Bukan karena ada indikasi Romo suka wanita itu. Sudah Romo ndak mau debat lagi masalah ini! nduk Aghni, Romo mau es campurnya, kamu masukkan kulkas dulu nanti Romo makan setelah turun masjid."

"Inggih Romo." Setelah Brama pergi, Haryo langsung memeluk Aghni erat-erat dan mengendusi leher istrinya.

"Awas saja kalau Romo nikah lagi, aku ndak bakal ngakuin Romo itu ayahku."gerutu Haryo masih terus ndusel sama Aghni sambil meremas-remas dada Aghni dengan gemas. Aghni sedikit heran, Haryo kesal dengan sang ayah kenapa dirinya yang jadi sasaran kekesalan sang suami.

"Pa, jangan gini malu kalau ada yang lihat. Pindah kamar saja yuk." Aghni berusaha menahan tangan Haryo yang sudah bergerilya didalam pakaiannya. Cepat sekali reaksi tangan Haryo ini, baru saja Romo nya pergi tangannya sudah beraksi. Belum lagi mulutnya yang komat kamit seperti baca mantra padahal sedang ngedumel tentang ayahnya dan Bu Hajjah Fatimah. Aghni merasa geli karena lelaki setua haryo masih saja merajuk seperti anak kecil, belum lagi tindakan Haryo yang terang-terangan memancing gairahnya.

HARYO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang