Part 3 : Alvaro Adeleo

318 45 0
                                    

Namanya Alvaro Adeleo, seorang siswa bak pangeran yang baru saja pindah sekolah. Alvaro adalah cowok yang beberapa hari ini sering menjadi perbincangan siswa-siswi karna ketampanannya yang mendarah daging.

Cowok dengan sejuta pesona itu, selama beberapa hari ini juga mencari keberadaan Nova. Ketertarikannya terhadap Nova sudah terpancar sebelum melihat orangnya. Dalam bayangannya Nova adalah cewek cantik, manis dan ceria, murah senyum dan gampang bergaul.

Alvaro kira mencari keberadaan Nova adalah hal gampang, karna ia yang baru saja pindah langsung populer dengan hitungan hari saja. Tapi sayang yang dipikirkannya salah besar, mencari Nova teryata sangat sulit, hingga hampir lima hari Alvaro tidak menemukan keberadaan Nova. Sebenarnya ia bisa saja bertanya dengan temanya tapi ia tidak mau karna akan menimbulkan banyak pertanyaan di hati teman barunya tersebut.

"Oy, Varo perpus, yuk?" ajak Lian kepada Alvaro yang sudah menjadi teman dekatnya.

"Ngapain?"

"Tau nih Lian, di perpustakaan gak enak, njir. Pusing pala gue ketemu sama buku-buku," balas Danu tampak tidak setuju dengan ajakan Lian.

"Serah lu, kalo gak mau ikut, gue kan ngajak Alvaro, karna dia belum pernah ke perpustakaan," jelas Lian langsung mengeret tangan Alvaro meninggalkan Danu. Tapi Danu mengejar mereka dan tidak ingin ditinggal sendirian.

Sampai di perpustakaan Alvaro sedikit kagum dengan isi perpus yang sangat rapi, susunannya yang elegan dan sangat enak dipandang. Alvaro jadi penasaran siapa yang sering membersihan atau yang sering merapikan buku-buku di perpustakaan tersebut.

Pantas saja perpustakaan itu cukup rapi yah karna pengunjung di perpustakaan itu sangat minim dan sedikit sekali bahkan bisa dihitung dengan jari. Satu wanita yang duduk di pojok pinggir jendela berhasil menganggu hati Alvaro, sosok wanita berambut pendek dengan poni didepannya itu sangat-sangat membuat Alvaro penasaran siapa cewek tersebut?

"Apakah dia Nova cewek yang selama gue cari?"

"Tapi kenapa ia tampak menyeramkan walau aslinya chubby banget?"

"Ck, filing gue mengatakan dia adalah Nova yang gue cari."

"Teryata serem juga ya, pantes mereka nyebut dia Nanno, teryata emang sedikit mirip." kekeh Alvaro dalam hatinya.

Alvaro berdialog dengan hatinya sendiri, dimana ia bertanya dan ia juga yang menjawab. Bahkan ketika Lian dan Danu mengajaknya duduk Alvaro masih menatap kearah gadis yang dalam hatinya mengatakan itu adalah Nova. Tapi Alvaro mencoba melawan hatinya
dengan mengatakan bahwa itu bukanlah Nova, karna Nova dalam pikirannya sangat ceria dan murah senyum tidak pendiam dan penyendiri seperti itu.

"Pororo, lo napa sih liatin Nanno? Hati-hati lo sama dia, bahaya njir. Pokoknya lo jangan deket-deket sama dia deh," peringat Lian yang paham arah pandangan Alvaro ke arah Nova yang sedang membaca buku sesekali menulisnya.

Tanpa Alvaro sadari hatinya dan pikirannya memang benar bahwa gadis yang sedang menyendiri tersebut adalah Nova gadis yang lima hari ini ia cari-cari teryata bertamu dengan ketidak sengajaan.

"Bener tuh yang dibilang Lipan lo jangan deket-deket deh sama si Nanno, ini demi keselamatan lo yah, entar lo jadi kayak Nanai lagi, hamil padahal cowo, dan itu gara-gara Nanno," jelas Danu membawa-bawa Nanti, sosok laki-laki yang hamil akibat udah Nanno. (Yang nonton filmnya pasti tau lah yah)

"Ck, itukan di film, jangan sama-samain deh. Aneh banget masih percaya begituan. Lagian dia itu Nova bukan Nanno jadi mana mungkin dia bisa kayak Nanno. Inget loh Nanno itu cuman film dan terjadi di Thailand bukan Indonesia," sergah Alvaro sangat-sangat tegas dan tidak suka dengan pendapat Lian dan Danu tentang Nova yang tidak salah apa-apa.

Nanno(va) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang